Latar belakang gigs ini cukup menarik: sebuah perhelatan diadakan dadakan pada hari Minggu(13/11) (diprakarsai Discover Sounds & Kaum) menampung band-band yang seharusnya main di Alternative stage Fosfen tetapi tidak jadi dikarenakan festivalnya yang (katanya) postponed. Dengan line up keren yang cukup variatif seperti, Saturday Night Karaoke, Muchos Libre, Dongker, Phonetic, Collapse, CAL sampai Eastcape yang jauh-jauh datang dari Blitar.
Saturday Night Karaoke menghangatkan dingin nya udara Grun Bar yang terletak di jalan Setiabudi atas tersebut dengan sajian musik punk ala Lookout Records (The Queers, Screeching Weasel). Kami melewatkan penampilan Muchos Libre tetapi kami yakin mereka bisa menghibur penonton seperti biasa dengan aksi panggungnya yang atraktif. Jika SNK membuat suasana menjadi hangat, CAL kembali “mendinginkan†suasana dengan sajian nu-gaze nya yang mengalun. Mereka tampil rapih malam itu.
Eastcape yang tahun lalu baru merilis split EP dengan Sugar Thrills (Bali) sangat menarik. Mereka membawakan musik midwest emo ala American Football dengan sedikit sentuhan math rock. Datang jauh-jauh dari Blitar untuk bermain di Fosfen, kedatangan mereka pun tidak sia-sia karena akhirnya tampil di Grun Bar pada malam itu, dan crowd pun cukup apresiatif melihat penampilan mereka. Phonetic bermain sangat maksimal malam itu walaupun tidak soundcheck. Mungkin mereka sudah bosan mendengar komparasi dengan band 1975, tapi beberapa lagu baru mereka malah keluar dari pakem musik seperti itu. Mereka juga membawakan cover version “There She Goes†entah dari The LA’s atau Sixpence None The Richer pada setlist nya.
Dongker membuat crowd stage dive dan singalong, rupanya sebagian besar penonton ternyata hafal lirik-lirik lagu Dongker. Malam itu ditutup dengan Collapse yang tentunya membawakan “Given†dan 2 cover version wajib mereka: “Blood Bank†dari Bon Iver & “Toxic Boombox†dari Angel Du$t. Mereka juga sempat membawakan single baru “Ivory†yang sangat catchy. Tidak ada yang lebih tepat dari mendengarkan Collapse membawakan “Cold November†di malam November yang dingin.
Words by Aldy Kusumah
Photos by Fabian Insan Faturahman