Ini adalah beberapa single-single yang menarik dan sering kami putar akhir-akhir ini. Mari simak 14 single berikut ini yang kami sajikan tanpa urutan. Here goes…
Alkateri – “Egosentrisâ€
Ini adalah debut single dari unit indie pop yang baru terbentuk di Bandung pada tahun 2021. Band ini seakan muncul tiba-tiba ditengah pandemi 2021 dan akhirnya merilis “Egosentrisâ€, sebuah track indie pop bergitar jangly dengan modulasi delay. Memang single ini dirilis September lalu, tapi sepertinya lagu ini cocok untuk meng-elevate solo travelling kalian menggunakan kereta atau sambil melihat jendela dari pesawat terbang. For fans of: The Sastro, The Sweaters atau Secret Meadow.
Retlehs – “Kakiâ€
Trio goth / shoegaze / post-punk / indie rock / whatever ini cukup menyita perhatian kami: vokalis Natasha dengan suaranya yang mengalun dan powerful disaat yang sama, basslines Hara yang mengingatkan saya pada Kim Deal dari The Pixies dan Faizu, drummer yang menurut saya sangat badass. “Kaki†adalah sebuah track yang terdengar seperti peleburan nu gaze tahun 2000an ala Amusement Parks on Fire dengan alternative rock ‘90an. Dengan produser Joseph Saryuf (Sinjitos Records), mereka berada di tangan yang tepat untuk merilis debut EP mereka “Satyr’s Satireâ€. Oh ya, cek juga cover version Efek Rumah Kaca “Di Udara†yang mereka bawakan. This band should deserve more attention.
Polka Wars – “Phases of Hueâ€
Band indie rock asal Jakarta ini sempat diisukan bubar, tetapi ternyata mereka merilis single baru dengan format trio. “Phases of Hue†juga diproduseri oleh Lafa Pratomo (produser album “Bani Bumiâ€). Surprisingly, “Phases of Hue†lebih straightforward secara musikalitas dan instrumentasi. Jika dibanding dengan single “Rangkum†atau lagu-lagu di album “Bani Bumi†yang lebih melankolis dan moody. Tidak bisa dipungkiri, track bernuansa indie rock ini sangat catchy. Terkadang memang ada benarnya less is more. Kami menyukai direction baru Polka Wars yang lebih simple dan segar. Can’t wait for the album to drop.
Dongker – “Bertaruh Pada Apiâ€
Setelah tahun 2020 lalu merilis merilis mini album “Menghibur Domba di Atas Puingâ€, Dongker kembali merilis materi baru yang berbeda dari rilisan-rilisan sebelumnya: berdurasi lebih panjang. Band yang memainkan musik punk ala Protex dan The Dickies ini cukup dikenal dengan lagu-lagunya yang berdurasi singkat, lirik Indonesia yang offensive dan sound gitar yang raw. Dengan lirik seperti “Aku ingin terus hidup / berharap umurku panjang†sampai kalimat penutup “Tanpa batas, tanpa negara, tanpa agamaâ€, sudah tentu lagu ini akan mengundang sing along yang lantang jika dibawakan. Lagu dengan aransmen ala “Bohemian Rhapsody†ini juga di mix oleh Pandu Fuzztoni (The Adams), dengan bantuan vokal latar dari Jasmine Kane (Loner Lunar).
Bleach – “Overcastâ€
Setelah merilis “Iced Cold†16 September lalu, kuintet hardcore asal Bandung, Bleach, merilis single bertajuk “Overcast†pada 25 November ini. Kedua single ini adalah bagian dari debut full-album yang akan dirilis pada awal tahun depan via Disaster dan Oblivion Records. Jika pada “Iced Cold†mereka menyelipkan sedikit riff grunge, pada “Overcast†mereka terasa lebih tight dengan pakem hardcore ‘90an yang catchy. Ada elemen perkusi yang dipadupadankan dengan bassline yang groovy disini. Mike (Vokal) sedikit bernyanyi disini seperti pada single “Iced Coldâ€. Cover art untuk single ini dikerjakan oleh Yowdy Santiar dari Iron Voltage.
Godplant – “Neraca Rimbaâ€
Setelah merilis Caruk pada bulan Juni lalu, Godplant kembali dengan single baru berjudul “Neraca Rimba”. Single kedua dari unit doom/sludge asal Jakarta ini sudah resmi dirilis dan bisa didengarkan di media streaming pilihan kalian. Kedua single ini adalah bagian dari upcoming album mereka yang tentunya akan dirilis dalam waktu dekat. Artwork menarik single ini dibuat oleh illustrator Syams Riadio. Tentunya band pilihan Lawless Jakarta selalu top notch. Godplant sepertinya ingin kita mendengarkan lagu mereka dengan volume yang keras.
Alpha Mortal Foxtrot – “Spectrumâ€
Salah satu band underrated favorit kami. Alpha Mortal Foxtrot, atau Amofo adalah band alt-rock / indie rock dari Jakarta. Kita mendengarkan Amofo sejak mereka merilis single “No One Will Talk About Usâ€. Band ini kerap memprakarsai “Menyongsong Nah Ini Dia Festâ€, sebuah gigs intimate yang menampung band-band underdog lainnya yang tidak tampil di festival-festival besar. Rupanya dari departemen lirik, single alternative rock ini bercerita mengenai pengalaman personal Wiku (Vokal/gitar) dan dipersembahkan untuk anaknya. Sebuah lagu yang uplifting dan diracik degan baik.
Sieve – “In the Shore of Madnessâ€
Salah satu pionir darkwave / goth rock asal Bandung ini kembali dengan single baru setelah hiatus selama 22 tahun. Produksi sound modern ternyata mampu menghadirkan musik Sieve yang sesungguhnya, jika pada EP “Biara†mereka terhalang oleh teknologi yang terbatas, kali ini musik Sieve terdengar seperti seharusnya: megah nan epik. Tentu saja vokal Alexandra J. Wuisan tidak mengecewakan dan malah lebih terekspos di single ini.
Rafi Muhammad – “Tastyâ€
Setelah merilis Transition pada tahun 2017, Rafi Muhammad; Drummer sekaligus produser asal Jakarta kembali dengan secara resmi merilis EP bertajuk “Laughter Master†pada 18 November kemarin. Self-produced EP bernuansa jazz, afro, house sampai hip hop ini direkam secara live bersama tiga musisi yang juga sahabatnya: Nikita Dompas (gitar), Kevin Suwandhi (synth bass, keyboard), dan Kuba Skowroński (saksofon). Muhammad menggarap keempat materi tersebut bersama Doni Joesran, salah satu personil trio jazz / leftfield / electronica asal Jakarta, Batavia Collective. Kudos untuk Randy MP yang membuat lagu ini terdengar sangat nyaman di telinga. Mastering pun digarap oleh Viki Vikranta dari Kelompok Penerbang Roket.
Sore – “Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murahâ€
Selalu menjadi perdebatan para penggemarnya, kalau Sore formasi trio sekarang ini output musiknya sedikit berbeda dengan formasi kuintet klasiknya. Tetapi bagi kami, rilisan-rilisan Sore yang baru terdengar lebih effortless dan tetap tidak mengalienasi penggemar-penggemar lama mereka. Contoh kongkritnya ada di lagu ini tentunya. A nice poppy ballad dengan mood nostalgia yang datang entah darimana.
Efek Rumah Kaca – “Heroikâ€
Ini adalah single terbaru dari Efek Rumah Kaca, apa perlu kita jelaskan lebih lanjut? Sedikit mengingatkan ke direksi aransmen musik ERK di era album self-titled (2007). Go ahead and listen this banging song.
Sunbath – “Paralyzedâ€
Sunbath berhasil mempraktekkan tagline “alternative rock revival†mereka dengan single ini. Kalian akan mencium sedikit aroma dari Lush, Elastica, Veruca Salt bahkan L7 dan Sixpence None The Richer di lagu ini. Single ini adalah rilisan perdana Sunbath dengan formasi yang lebih solid, dan rilisan ini juga menandakan bahwa mereka akan merilis “sesuatu†dalam waktu dekat. Catch their live performances too, you won’t be disappointed.
Collapse – “Rute Menuju Ivoryâ€
Collapse seakan menemukan energi baru dengan transisi mereka dari solo project menjadi sebuah band yang solid. Jika kalian rindu Collapse era “Cold November†dan “Chloeâ€, maka ini adalah obat nya. “Rute Menuju Ivory†memang terasa seperti “sekuel†dari 2 single terakhir mereka sebelum hiatus. Kali ini Andika Surya seperti lebih “lepas†untuk mengeksplorasi departemen vokal karena gitar sudah dipercayakan kepada 2 sahabat nya: Angga dan Mario. Suara crunch gitar yang renyah berpadu dengan permainan drum yang epik kelak akan membuat lagu ini menjadi favorit di show mereka dan akan menggantikan “Given†sebagai lagu andalan. Mari kita tunggu single berikutnya yang akan dirilis dalam waktu dekat ini.
Nearcrush feat. Collapse – “Season Finaleâ€
Pada tahun 2022 band indie rock veteran asal Jakarta, Sajama Cut, merilis album kompilasi tribute to Sajama Cut berjudul “You Can Be Anyone You Wantâ€. Siapa sangka, band alt-rock asal Bandung bisa mengkover lagu “Season Finale†Sajama Cut yang dengan sangat baik. Dengan aransmen yang sedikit berbeda dari versi originalnya, lagu cover ini dikemas sedikit lebih modern dari versi aslinya yang lo-fi. Sound gitar yang lush bertemu dengan efek fuzz yang mengawang di background, lalu diakhiri dengan outro yang sedikit basah oleh modulasi chorus. Pada single ini, Andika Surya dari Collapse membantu mengisi departemen drum dengan permainan nya yang apik dan pas.
Words by Jeurnals