Setelah hampir 10 tahun lebih tidak menyaksikan performa live Sajama Cut, gigs intim mereka hadir di Bandung. Sebuah event launching CD Tribute Sajama Cut yang dirilis oleh Oblivion Records dan Disaster Records. Event apik ini pun diprakarsai oleh mereka. Menariknya band-band yang tampil mengkover lagu-lagu Sajama Cut dalam kompilasi ini bisa dibilang lintas genre. Dari Neonomora, Lomba Sihir, Sal Priadi, Ade Paloh (Sore) ft. Costaroy, Texpack, Adrian Adioetomo & Daniel Mardhany sampai Polka Wars ada disini dengan reinterpretasi mereka masing-masing. Dari Bandung juga ada beberapa band seperti Polyester Embassy, Nearcrush, Ikkubaru dan Muchos Libre yang tentunya berbagi panggung juga dengan Sajama Cut di gigs ini.
Perhelatan ini berlokasi di IFI Bandung yang cukup sering menjadi pilihan lokasi dari event-event Maternal Disaster dan Disaster Records. Ada beberapa merch table dari Oblivion Records yang menjual merch Sunbath, Nearcrush sampai Forgotten. Disampingnya ada merch table dari Disaster Records yang menjual T-shirt dengan design logo baru mereka, dan tentunya T-Shirt dan CD Sajama Cut yang eksklusif. Para pengunjung juga bisa mendapatkan poster dan stiker Sajama Cut gratis di table ini. Terlihat juga merch table dari Ikkubaru dan Muchos Libre didekat pintu backstage.
Penampil pertama adalah Muchos Libre dengan punk rock ugal-ugalan nya. Mereka juga membawakan kover lagu Sajama Cut “Tekstur Kulit Wanita Kaya-Raya†yang menurut akun IG mereka akan dibawakan pertama dan terakhir kalinya di gigs ini. Penampil kedua Ikkubaru cukup menarik dengan sajian City Pop nya. Mereka mengkover juga “Paintings/Pantings†dari Sajama Cut dan “Star Guitar†dari Chemical Brothers. Penampil ketiga adalah Nearcrush dengan presentasi musik alt-rock’ 90s mereka. Sound mereka terdengar sedikit lebih berisik dan raw dari kedua penampil sebelumnya. Selain membawakan materi dari debut album “Bloodsports & Modern Arts†yang dirilis oleh Disaster Records, mereka juga sempat mengkover lagu “Head in the Ceiling Fan†dari Title Fight. Lagu kover Sajama Cut mereka “Season Finale†dibawakan juga, yang di album kompilasi menampilkan permainan drum dari Andika Surya (Collapse). Penampil terakhir sebelum SC adalah Polyester Embassy yang tentunya selalu apik dalam soal sound dan performa. Mereka membawakan “Adegan Ranjang 1981â¤ï¸ 1982†versi remix. Tentunya kedua lagu penutup dari Elang Eby dan kawan-kawan akan menganti rasa rindu kalian pada Polem: “Faded Blur†dan “Polypanic Rooms†yang sound gitar dan intro bass nya sangat ikonik.
Perhelatan ini ditutup oleh penampilan apik dari Sajama Cut. Hampir kebanyakan materi upbeat dari album “Godsigma†mereka bawakan. Formasi Sajama Cut yang kali ini sepertinya adalah formasi tersolid mereka so far. Dengan Aldrian Risjad (Gitar), Arta Kurnia (bass), Dewandra Danishwara (Gitar), Daniel Hasu (Keyboard), Adam Rinando (Drum) dan tentunya the one and only Marcel Thee, satu-satunya founding member yang masih ada di Sajama Cut dari awal sampai sekarang. Permainan gitar duo Aldrian dan Danish sangat mengkomplemen satu sama lain, dan tentunya permainan drum Adam yang sangat powerful dan teknikal, sangat cocok membawakan materi-materi lagu baru dari “Godsigmaâ€. Bahkan lagu “Less Afraid†dari soundtrack Janji Joni pun terasa lebih enerjik dengan drumming style Adam. Mereka juga membawakan beberapa lagu dari ‘Osaka Journals’ juga seperti “Alibiâ€, “Less Afraidâ€, “Fin†dan “Fallen Japaneseâ€. Jokes-jokes sarkastik Marcel dan stage banter-nya dengan Aldrian cukup membuat penonton terhibur di Sabtu Malam itu. Hujan deras di luar pun tidak terasa dengan setlist SC yang sangat upbeat. Penampilan SC malam itu diitutup dengan “Terbaring Di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyumâ€.
Malam itu memang pengunjung tidak terlalu ramai yang mungkin dikarenakan karena bentrok juga dengan beberapa acara pada hari itu, dan juga derasnya hujan. Tapi tidak apa-apa, Sajama Cut memang sudah memiliki niche-marketnya sendiri, dan sedikit obscure. Hal itu dibuktikan dengan mayoritas pengunjung yang sepertinya sudah hafal lirik dan materi-materi lagu mereka. Seperti liner notes yang ada di kover CD kompilasinya: “Buat apa juga punya ribuan fans tapi cuma hafal “Less Afraid†kan?â€
Words by JEURNALS
Photos by Firman Rohmansyah