JEURNALS
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP
No Result
View All Result
JEURNALS
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP
No Result
View All Result
JEURNALS
No Result
View All Result

Victory Records, Label Hardcore Yang Penuh Kontroversi

Jeurnals by Jeurnals
12/12/2023
in Essay
0
Victory Records, Label Hardcore Yang Penuh Kontroversi

Terbentuk di tahun 1989, VICTORY RECORDS memisahkan diri dari label-label sejenis sebagai label independen yang dianggap “berhasil” menjadi blueprint untuk punk, hardcore, emo, metal, dan alternatif. Dengan katalog musiknya yang telah terbentuk, selama 30 tahun Victory Records sudah menyajikan album-album bagus kepada fanbase nya di seluruh dunia. Label yang lahir dan berbasis di Chicago ini menyuarakan suara tiga generasi dan membangun budaya tanpa kompromi.

KONTROVERSI
Pada masa nya, Victory Records adalah puncak dari menjadi cool secara independen, dan bukan kebetulan kalau mereka adalah label independen terbesar kedua di Amerika Serikat. Katalognya cukup lengkap dari Bad Brains hingga Hatebreed, Earth Crisis hingga Grade dan Taking Back Sunday. Tony Brummel telah menjadi juru bicara resmi bagi remaja yang gelisah di mana pun, dia juga cukup vokal dan terus-menerus mencerca kejahatan major label “korporat” dengan urgensi yang tendensius. “Victory Records adalah kamu, aku, musik yang berkembang di jalanan,” dia mengingatkan para fans nya. Sayangnya dibalik manifesto Tony Brummel dan keren nya rilisan-rilisan Victory, mereka juga menuai kontroversi mengenai royalty roster artist nya yang beberapa bahan berakhir di pengadilan.

Victory Records memiliki beberapa hubungan negatif dengan band yang telah menjadi roster di label tersebut. Selama bertahun-tahun, banyak band telah menyampaikan keluhan, konflik, atau mengajukan tuntutan hukum terhadap label rekaman, sementara yang lain tetap bertahan dengan label ini selama bertahun-tahun, atau bahkan kembali ke Victory setelah merilis album di label berbeda. Mantan band Victory, Thursday, memiliki konflik dengan label tersebut masalah royalty. Gitaris Atreyu Dan Jacobs berbicara buruk mengenai Victory dan pendiri label tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan Tony Brummel. Bahkan band-band seperti Hawthorne Heights, A Day to Remember dan Streetlight Manifesto membawa konflik mereka dengan Victory Records ke pengadilan.

Pada bulan September 2019, bertahun-tahun setelah membeli sebagian dari katalog label, Concord membeli Victory Records dan Another Victory seharga $30 juta dolar. Craft Recordings telah mengelola katalog Victory Record sejak Concord mengakuisisi label tersebut. Victory sejak itu tidak men-sign band baru atau merilis album baru. Sebaliknya, label tersebut beroperasi untuk distribusi alumni label saat ini, serta untuk merilis reissue. Katalog Victory mencakup 4.500 rekaman master dan 3.500 komposisi melalui penerbitnya Another Victory.

RILISAN-RILISAN VICTORY RECORDS FAVORIT JEURNALS

Earth Crisis – Firestorm (1993)
Vinyl tujuh inci yang dirilis tahun 1993 ini hanya berisi empat lagu, namun 4 lagu dari para legenda vegan straight edge Earth Crisis ini memang esensial. Dengan tema-tema seperti anti-industrialisasi, animal liberation dan global warming, lagu-lagu Earth Crisis sangat relevan untuk didengar di tahun ini. Bahkan sampai saat ini, lagu-lagu dari tersebut menginspirasi partisipasi penonton yang militan dalam suasana live.

Deadguy – Fixation on a Coworker (1995)
Magnum opus dari Deadguy yang dirilis di tahun 1995 ini adalah satu-satunya karya full-length dari grup New Jersey yang negatif dan agresif ini. Ritmenya yang tidak rata, gitar yang chaotic, dan vokal yang menjerit/mengeram memberikan pengaruh pada banyak band yang bermunculan dan mencoba mengimitasi Deadguy.

Snapcase – Progression Through Unlearning (1997)
Suara snare drum yang sangat berkarakter di album ini adalah hal pertama yang Anda dengar ketika kamu memainkan album Snapcase ini. Itu juga hal pertama yang akan kamu dengar ketika bertanya kepada penggemar musik hardcore tentang apa yang membuat album ini begitu unik. Selain membuat album bagus tanpa cacat, Snapcase mendefinisikan sound drum hardcore yang tentunya ditiru oleh banyak band setelah mereka.

Thursday – Full Collapse (2001)
Full Collapse memiliki produksi yang lebih raw dibandingkan kebanyakan band-band emo yang merilis sesuatu di medio tahun 2000an. Mungkin itu hanya karena anggaran yang terbatas, namun lagu-lagu ini tetap terdengar segar karena lagu-lagu emo-pop dengan produksi yang terlalu rapih sudah ketinggalan jaman. Ini adalah album yang menjadi influensial tidak hanya di kalangan emo/post-hardcore tapi juga di kalangan rock underground secara umum, dan itu karena album ini diambil dari banyak hal yang berbeda. Di Full Collapse terdengar berbagai referensi dari sound emo, punk, hardcore, post-hardcore, screamo, dan metalcore, serta musik gothic/post-punk seperti The Cure dan Joy Division.

Strife – In This Defiance (1997)
Salah satu aspek yang saya sukai dari In This Defiance adalah betapa hebatnya segala sesuatu terdengar, dari sudut pandang sonik. Mungkin saya bukan seorang metalhead, tetapi jika kamu mendengarkan album-album thrash klasik dari akhir tahun ‘80an sampai awal ‘90an, kalian akan menemukan “benang merah” nya dengan sound yang dipilih Strife di album ini. Pada tahun ‘90an, sebagian besar album hardcore kurang maksimal di tahap produksi, tetapi In This Defiance menjadi blueprint sebagai album hardcore dengan sound yang sangat bagus. Sebuah upgrade sound layaknya album Divine Intervention milik Slayer yang meredefinisikan sound Slayer. Sound hardcore modern berubah untuk selamanya setelah In This Defiance rilis.

Refused – Songs to Fan The Flames of Discontent (1996)
Pertama kali saya melihat video klip “Rather Be Dead” saya sedikit bingung: Kenapa para anggota dari Refused ini terlihat seperti personil Weezer? Ya, Refused memang tidak terlihat seperti band-band hardcore pada umumnya, tetapi mereka bisa membuat album yang sangat heavy (baik itu secara lyrical maupun aransemen dan sound). Sebelum merilis magnum opus mereka yang berjudul “The Shape of Punk To Come”, Refused sudah memperlihatkan cikal bakal bahwa suatu hari band Swedia ini akan menjadi besar.

Integrity – Humanity Is The Devil (1996)
Membandingkan Humanity is the Devil dengan rilisan-rilisan hardcore kontemporer pada masa itu, dan bahkan rilisan paling modern sekalipun, menunjukkan perbedaan yang sangat besar. Kebanyakan band hardcore terlalu berdedikasi pada aturannya sendiri, dan Integrity sama sekali tidak takut untuk bereksperimen dan bahkan meninggalkan sound hardcore sepenuhnya di album ini. Dengan kover yang di design oleh Pushead dan judul album (dan tema-tema lirik) yang cukup mengerikan, mungkin Integrity adalah band hardcore tergelap. Mungkin album ini tidak akan pernah bisa dipahami sepenuhnya. 8 lagu di Humanity is the Devil adalah mahakarya dan tetap menjadi salah satu album “punk rock” paling unik dan aneh yang pernah direkam.

Hatebreed – Satisfaction is the Death of Desire (1997)
Satisfaction adalah album yang mendefinisikan Hatebreed. Album debut dari punggawa metalcore asal Connecticut, Satisfaction is the Death of Desire menampilkan sisi paling mentah dan paling sederhana dari Hatebreed. Vokal Jamey Jasta berada di antara tampil prima disini dan kadang terdengar seperti Kirk Windstein dari Crowbar. Satisfaction masih menjadi salah satu rilisan terberat dalam diskografi Hatebreed.

EPILOG
Tapi apa mau dikata, dibalik semua kontroversi tersebut, Victory adalah sebuah record label yang membangun taste music beberapa generasi, dan siapa sih yang bisa melupakan album-album terbaik yang mereka rilis seperti Full Collapse, In This Defiance, Progression Through Unlearning, Firestorm dan Satisfaction is the Death of Desire? Meskipun label ini dikenal luas karena hubungannya dengan band-band seperti A Day to Remember, Emmure, Taking Back Sunday dan Bayside, Victory memainkan peran integral dalam scene hardcore dan metalcore, memunculkan sejumlah band baru dan merilis album-album penting. Jadi apa saja rilisan Victory Records favorit mu?

Words by Aldy Kusumah

Tags: EssayRecords LabelVictory Records
Previous Post

“Bloom in Togetherness”, Kolaborasi KZL dan The Adams

Next Post

Review Album: Drain “Living Proof” (Epitaph Records)

Next Post
Review Album: Drain “Living Proof” (Epitaph Records)

Review Album: Drain "Living Proof" (Epitaph Records)

Categories

  • Cool Spots
  • Essay
  • Event
  • Flash News
  • Hot Stuff
  • Interview
  • Program
  • Review
  • Uncategorized

Popular News

  • LEIPZIG

    LEIPZIG

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dongker

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gorpcore: Estetika Street Fashion Yang Terinspirasi Brand Outdoor dan Para Hiking Enthusiast

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ZIP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Dare

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Categories

List :
  • Cool Spots
  • Essay
  • Event
  • Flash News
  • Hot Stuff
  • Interview
  • Program
  • Review
  • Uncategorized

Advertise

Please contact us at :

[email protected]

Recent News

Prejudize: Suara Keras dan Penuh Makna dari “Echoes of Life”

Prejudize: Suara Keras dan Penuh Makna dari “Echoes of Life”

15/12/2024
Tiga Hari yang Menyenangkan di Joyland 2024

Tiga Hari yang Menyenangkan di Joyland 2024

02/12/2024

Jeurnals – Purveyor Alternative News © 2022 Alright Reserved | Powered by GALAXIA

No Result
View All Result
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP

© 2023 Jeurnals - Powered by GALAXIA.