Oppenheimer adalah karya epik terbaru Christopher Nolan yang akhirnya tiba, pertanda sekarang adalah puncak dari perilisan film blockbuster musim panas. Oppenheimer memulai debutnya bersama Barbie, dan Mission Impossible: Dead Reckoning Part One yang mendarat lebih dari seminggu sebelumnya. Sementara film-film yang disebutkan di atas jauh lebih mudah dicerna (walaupun masih sangat menyenangkan untuk ditonton), Oppenheimer adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Dalam runtime tiga jamnya, narasinya tidak melambat, penonton akan dimanjakan secara visual dan auditori, dan intensitas film terus bergulir dengan cepat tanpa henti. Singkatnya; ini adalah film yang padat – dan jika kamu belum minum kopi sebelum pertunjukkan dimulai, beberapa poin penting dalam plot dapat dengan mudah lolos dari otak kamu.
Tidak seperti seniman, pendekatan Christopher Nolan pada sinema lebih seperti ilmuwan: logis, teknikal dan penuh pendalaman riset. Saya sangat menikmati karya-karya Nolan ketika dia bermain di genre film noir (Memento, Insomnia & The Dark Knight). Tetapi akhir-akhir ini, Nolan lebih nyaman menggunakan sci-fi sebagai mediumnya. Dimulai dari Inception yang inovatif, sampai Interstellar yang konon teori-teori wormholenya sangat valid (dan bahkan memberikan sudut pandang baru terhadap teori fisika kuantum). Lupakanlah Tenet yang pretensius, dan sambutlah Nolan dengan film biopic terbarunya: Oppenheimer. Oppenheimer adalah sebuah biopic mengenai J. Robert Oppenheimer; ilmuwan pencipta bom nuklir dan seorang figur historikal. Selain Oppenheimer, di film ini juga tampil beberapa ilmuwan terkenal seperti Niels Bohr, Werner Heisenberg, Ernest Lawrence, Enrico Fermi & tentunya Albert Einstein, pencipta teori relativitas (yang secara tidak langsung “membantu†penciptaan bom nuklir).
Kenekatan Nolan dalam membuat film-film nya dengan CGI yang minim (atau kadang nir-CGI seperti di film ini) adalah sesuatu yang cukup spektakuler di era digital dan A.I. Nolan sebelumnya membuat scene koridor “anti-gravitasi†dengan rumit di Inception, kali ini Nolan bahkan me-rekreasi detonasi nuklir tanpa bantuan CGI. Dalam beberapa interview pun Nolan memastikan tidak ada shot yang menggunakan CGI di film ini. Memang practical-effect jauh lebih dashyat efeknya ketimbang digital CGI. Lihat saja animatronic yang digunakan Steven Spielberg di Jurassic Park atau Jaws, atau bahkan efek-efek gore di film horror yang dibuat oleh Tom Savini (Dawn of the Dead, Friday the 13th & Texas Chainsaw Massacre 2). Practical effects lebih memorable, epik dan tentunya terlihat lebih nyata ketimbang efek digital. Dan ini adalah pilihan yang tepat untuk Oppenheimer. Oppenheimer juga adalah film pertama Nolan yang tidak didistribusikan oleh Warner Bros sejak Memento (2000), dan mendapat rating R sejak Insomnia (2002).
Oppenheimer adalah sebuah studi-karakter yang dikemas sebagai spy-thriller. Scoring epik dari Ludwig Goransson juga membantu meng-elevate film ini sehingga intensitas tetap terjaga di film berdurasi 3 jam ini. Dari segi visual, DOP / sinematografer Hoyte Van Hoytema (Interstellar, Dunkirk, NOPE) sudah tidak perlu diragukan lagi. Nolan memaksimalkan semua aspek dan detail, dari kostum, produksi set sampai sound design yang canggih. Uniknya, di sebuah film Christopher Nolan, penonton seolah sudah tidak peduli lagi akan aktor-aktor yang bermain disini, karena Nolan adalah seorang auteur. Ini adalah sebuah ekskursi yang berlimpah akan bintang-bintang: Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr, Florence Pugh, Casey Affleck, Rami Malek, Benny Safdie, Kenneth Branagh, Gary Oldman, dan masih banyak lagi. Sebuah film dimana fisika kuantum dan politik hubungan internasional beririsan, sebuah drama dan studi karakter yang dalam dengan latar belakang perang dunia 2. Sebuah film yang mempertanyakan moralitas dan kemanusiaan itu sendiri. Tidak diragukan lagi, dengan banyaknya detail plot yang ingin disampaikan dan dialog yang membombardir, menonton ulang Oppenheimer kemungkinan besar akan menjadi cara terbaik untuk membedah dan memahami sepenuhnya film ini, serta menghargai cerita yang coba diceritakan oleh penulis/sutradara Christopher Nolan. Oppenheimer adalah karya terbaik Christopher Nolan. Sebuah magnum opus.