1. COLORS X STUDIOS (Germany)
COLORS X STUDIOS adalah sebuah platform musik dengan estetika yang unik. Mereka mempersembahkan talenta-talenta eksepsional dari seluruh dunia. Difokuskan lebih kepada showcase musisi-musisi baru yang memiliki sound original. Beberapa seniman mengakui setelah tampil di COLORS, karir mereka membaik dikarenakan mereka mendapat respon yang bagus di Instagram, plays Spotify yang naik dan meningkatnya engagement di Twitter. COLORS dimulai sebagai start-up yang dikendalikan 2 orang. Dibuat oleh Philipp Starcke dan Felix Glasmeyer pada tahun 2016, channel ini sudah menjadi salah satu tastemaker dan menjadi bagian vital ekosistem musik yang didominasi oleh major label dan platform-platform streaming. Dengan 40 juta views setiap bulannya, channel ini juga membesarkan Billie Eilish, Tom Misch dan Jorja Smith di awal karir mereka. Menemukan musik-musik baru di era sekarang sudah sangat berbeda dari eksplorasi kita 1 dekade lalu. Secara radikal, hari-hari digging di toko musik dan menyelami blog-blog obscure sudah lewat dengan adanya streaming platform dan Youtube. Dengan mengikuti channel yang satu ini, kamu akan menemukan sebuah pengalaman intim dari performa berbagi musisi, yang fokus kepada musisi dan lagunya. Dengan set yang minimalis, para musisi ini diberi kesempatan untuk menunjukkan kualitas dan merepresentasikan musik mereka tanpa distraksi.
2. Continue? (USA)

Continue adalah sebuah gaming channel yang sedikit unik dan berbeda. Simpelnya, Paul Ritchey, Nick murphy dan Josh Henderson memainkan sebuah game retro dalam waktu 30 menit, lalu mereka memutuskan apakah akan berhenti memainkan game tersebut atau melanjutkan (continue). 3 orang sahabat memainkan game oldschool sambil bercanda secara couch co-op tentunya akan membawa kita ke tahun 1995 dimana belum ada game yang memakai koneksi internet, dan semua game dimainkan secara tatap muka. Sebuah channel yang cukup menarik, membahas game obscure klasik seperti Dragon Breed, Ikari Warriors, dan Sunset Riders sampai yang populer seperti Zelda 2, Golden Axe dan Tony Hawk Pro Skater 2. Jangan takut, game-game butut seperti Shaq Fu sampai Captain Planet pun mereka mainkan (sambil diejek tentunya). Yang paling menarik adlah mereka melakukan ini semua bukan untuk review, tapi sekedar sharing mengenai game-game retro dan seolah mengajak penonton duduk di ruangan yang sama untuk menikmatinya. All in good vibes. Tentunya di setiap videonya, mereka tampak sedikit tidak sadar…Â
Â
3. SKATEISM (Athens)

SKATEISM adalah sebuah platform skateboarding dengan misi jurnalistik dan aktivisme. Ditemukan di Athena pada tahun 2012 sebagai sebuah majalah online, SKATEISM sudah didistribusikan dan dipublikasi secara internasional pada tahun 2017 dengan jejaring kontributor, fotografer dan skateboarder yang mendedikasikan diri untuk menjadi pemersatu kultur skateboarding itu sendiri. Sebuah platform bawah tanah yang cukup menarik dan juga terhubung antar satu sama lainnya. Video-video mereka selalu menarik, seperti membahas skater-skater perempuan dari Istanbul, kumpulan skateboarder dari Iraq dan tour NIKE SB X SKATEISM. Jika Berrics adalah euforia dari skill dan seni skateboarding, maka SKATEISM membahas kultur skate ini dari sudut pandang lain. Semua video mereka dikemas dengan kualitas dokumenter kelas dunia dan tentunya sarat akan informasi dan visual yang menarik. Walaupun upload video mereka masih belum masif, tapi tidak ada salahnya melihat beberapa video yang mereka tawarkan. You won’t regret it.
Â
4. Mamank Kuliner (Indonesia)
Diantara banyaknya channel-channel dan food-blogger lokal, menurut kami channel Mamank Kuliner ini adalah salah satu hidden gems di Youtube lokal. Walaupun tidak sepopuler katakanlah, Nex Carlos atau JWestbros, channel ini memiliki konten-konten yang tidak kalah seru. Pembawaan si Mamank Kuliner yang tidak menempatkan dirinya sebagai expert kuliner justru membuat channel ini lebih humble dan nyaman untuk ditonton. Dari segi sinematografi, visual dan audio channel ini pun digarap dengan serius, dipenuhi oleh beauty shots makanan yang membuat kamu berliur dan segera memesan Gofood. Pemilihan backsoundnya juga menarik, channel ini bahkan bisa disebut lebih berkualitas dari channel-channel food-blogger lain. Walaupun lebih banyak mereview makanan dari rumah, Hanif kadang melakukan voice-over layaknya sebuah iklan fastfood di TV atau bahkan memberi voice-over dengan narasi ala dokumenter setiap mereview sajian street foodnya. Kebanyakan, video-video di channel ini dikerjakan seorang diri oleh Mamank Kuliner alias Hanif. Dia menshoot, membuat naskah, mengedit dan memakan semua makanan di setiap videonya. Nilai plus Mamank Kuliner adalah saat Hanif mengatakan alasannya lebih memilih mereview dari rumah saat pandemi adalah agar tidak menormalisasi-kan penonton untuk sering makan diluar di situasi pandemi sekarang ini. Setidaknya dia tidak hanya mengejar konten dan clout saja tetapi masih bertanggung jawab karena memiliki subscribers yang lumayan banyak.
5. Virtual Japan (Japan)


Channel-channel seperti virtual Japan ini sangat dibutuhkan dalam masa-masa pandemi, dimana sekarang travelling adalah hal yang berbahaya dan bukanlah sebuah prioritas. Jika kamu kangen jalan-jalan di Ginza, Tokyo, atau melihat street food di Dotonburi, Osaka, ya tinggal lihat saja video-video yang tersedia di channel ini. Dengan konsep virtual walk-nya, kamu akan serasa berjalan kaki di Jepang dengan kualitas video resolusi 4K. Tanpa narasi dan minim editing, channel ini akan membawamu untuk bernostalgia melihat nightlife di Shibuya atau jalan-jalan menelusuri gang-gang sempit di Shinjuku yang dipenuhi izakaya dan ramen bar. Bahkan untuk yang belum pernah ke Jepang pun, tidak ada salahnya untuk subscribe ke channel ini dan melihat nuansa yang ditawarkan disini. Dengan sound ASMR dan kualitas visual yang jernih, lapar mata mu akan terobati dengan seketika. Sebuah pengalaman virtual seolah kamu teleportasi dan tiba-tiba muncul ditengah Harajuku, ini adalah channel yang mengobati rasa kangen akan travelling, menyemangatimu untuk menabung atau bahkan sekadar melihat kehidupan sehari-hari orang di Jepang. Setidaknya sampai pandemi ini berakhir.
6. Audiotree (USA)

Audiotree adalah sebuah channel yang tentunya sudah tidak asing lagi. Sejak tahun 2011 channel Audiotree mengundang band-band dari berbagai genre seperti punk, indie rock, hiphop, sampai folk dan instrumental ke studio mereka untuk tampil live. Awalnya channel ini dibuat oleh audio engineer bernama Michael Johnston untuk mengundang band-band baru tampil di studio profesional tanpa dipungut biaya sepeserpun. Tentu saja ini akan menghasilkan engagement yang baik dengan band, ekosistem musik dan para fans. Dengan baik, performa mereka ditangkap dengan sinematografi yang profesional dan tata suara yang sangat bagus, karena background Michael Johnston di dunia audio engineering. Channel ini juga dibuat karena ketidakpuasan Michael karena banyak melihat performa live suatu band di Youtube dengan kamera amatir atau tata suara yang tidak memadai: antara terlihat bagus dan terdengar buruk, atau terdengar bagus dan terlihat buruk. Setelah Johnston bertemu partner bisnisnya Adam Thurston yang memiliki visi yang sama, mereka mulai menjalankan Audiotree dengan serius, bahkan sekarang sudah ada sekitar 800 band yang tampil di Audiotree dan 4 juta hits di channel Youtubenya. Sekarang bahkan Audiotree bisa membayar band-band yang tampil di channel mereka dan menjadi sebuah platform bagi fans untuk menemukan band favorit baru mereka. Temukanlah band favorit baru kamu di dan subscribe ke channel ini.