Surf Nazis Must Die – (Dir. Peter George, 1987)
Â
Dirilis pada tahun 1987, Surf Nazis Must Die adalah sebuah film exploitation low-budget yang dirilis oleh Troma Entertainment, yang dikenal lewat The Toxic Avenger. Jangan salah, James Gunn (sutradara Guardians of the Galaxy) adalah alumnus dari Troma Entertainment. Film ini sangat mengibur dibanding eksekusinya yang konyol. Dengan rating 3 bintang dari IMDB, tentunya kita tidak bisa berharap banyak. Film ini tidak seperti tipikal rilisan Troma, tetapi memiliki tone yang lebih serius. Walaupun serius akan terdengar konyol dengan judul seperti Surf Nazis Must Die, film ini digarap dengan baik oleh Peter George. Bercerita mengenai California era futuristik yang telah berubah menjadi wasteland yang dikuasai oleh komplotan surfer jahat. Gang surfer yang paling ditakuti adalah Surf Nazis yang dipimpin oleh Führer pantai bernama Adolf, yang diperankan oleh Barry Brenner. Adolf pun dilindungi oleh anak buahnya yang menggunakan tangan besi bernama Hook, yang ditampilkan di poster film ini.Â
Â
Â
Â
Beberapa chase scene di 20 menit terakhir film ini pun memperlihatkan Adolf dengan impersonasi Jason Vorhees buruknya. Surf Nazis Must Die adalah film yang cukup kompeten untuk sebuah film low-budget. Bahkan di list ini, menurut saya ini adalah film terbaik. Sebuah film exploitation untuk para penggemar action ‘80an, dan film ini berhasil menjadi hiburan ringan tanpa menjadi ironis seperti Sharknado atau The Room. Para aktor di film ini berperan dengan baik dan dialog di film ini menurut saya ditulis dengan baik. Walaupun memiliki tema yang aneh dan struktur plot yang nyeleneh, film ini dapat dinikmati dengan mudah. Departemen soundtrack yang dibuat Jon McCallum pun sangat menarik dengan synth ala John Carpenter (vinyl OST film ini banyak dicari oleh kolektor). Grab some beers and see this one with friends.Â
Robo Vampires –  (Dir. Godfrey Ho, 1988)
Robo Vampires adalah film yang sangat buruk. Melihat judul dan posternya saja mungkin sebagian besar orang pada umumnya akan menghindar jauh-jauh dari film ini. Untungnya saya tidak termasuk ke kategori orang-orang yang menghindari film ini, bahkan sempat menonton film ini 2 kali. Robo Vampire bercerita mengenai agen narkotika Tom WIlde yang berubah menjadi tiruan murahannya Robocop. Pada posternya saja mereka menggunakan ilustrasi yang jelas-jelas memperlihatkan Robocop, padahal visual robot dalam film ini jauh berbeda. Haha. Robot, vampir cina, kartel narkoba dan action bela diri memenuhi film aneh ini, layaknya sebuah cocktail yang diisi dengan ide-ide buruk. Dengan bujet yang sangat-sangat rendah dan produksi super-amatir, mereka bahkan menggunakan beberapa adegan untuk diulang dalam scene-scene yang lain. Â
Â
Â
Â
Ditambah dubbing yang buruk dan tidak sync dengan mulut para aktornya, lengkaplah sudah keburukan film Robo Vampire ini. Beberapa adegan martial-arts dan koregrafinya justru terlihat baik, walaupun tidak impresif. Setidaknya para stuntmen dan aktor beladiri di film ini tahu apa yang mereka lakukan. Lalu ada adegan seperti Rambo dimana peluru tampak tidak habis-habis dan anehnya tanah selalu meledak setiap ada scene tembak-tembakan ini. Robot disini terlihat seperti cosplay yang buruk dan ada beberapa adegan gore untuk kamu yang menggemari film splatter. What a terrible movie. What a strange, terrible, beautiful movie.
The Room –  (Dir. Tommy Wiseau, 2003)
The Room dan Tommy Wiseau menjadi cerita sentral didalam film komedi The Disaster Artist (2017). Diperankan oleh James Franco sebagai Tommy, The Disaster Artist memperlihatkan bagaimana film buruk ini dibuat dan menjadi sensasi cult. Film ini bahkan dilabeli sebagai disasterpiece (bukan masterpiece) oleh para fansnya. Dirilis pada tahun 2003 dengan aktor-aktor yang tidak dikenal: Juliette Danielle, Greg Sestero dan Tommy Wiseau, yang berperan, menjadi produser eksekutif, sutradara dan juga menulis film ini. Bahkan sampai sekarang masih menjadi misteri siapakah Tommy Wiseau ini, karena dia tiba-tiba muncul dan membuat film dengan dana sendiri. Bahkan ada gosip bahwa kabarnya dia menggelapkan uang mafia untuk membiayai film ini.
Â
Â
Â
Film ini menampilkan skrip dan dialog yang sangat buruk, plot yang tidak masuk akal dan 3 adegan seks yang sangat-sangat tidak perlu (adegan seks pertama tiba-tiba ditampilkan dalam 10 menit di awal film). Pada satu scene, ada seorang karakter yang berkata bahwa dia kena penyakit kanker, tetapi hal itu tidak di mention lagi di seluruh film. Mungkin pada awalnya Tommy Wiseau berniat membuat drama yang serius, tetapi film ini berakhir menjadi film komedi yang sampai sekarang membuat saya tertawa sampai sakit perut setiap menontonnya. Di Amerika, bahkan ada perkumpulan penggemar film The Room yang menscreening film ini di bioskop pada tanggal tertentu. Ya, film yang mendapat rating 23% dari Rotten Tomatoes dan 2 bintang IMDB ini adalah sebuah cult sensation.
Plan 9 From Outer Space – (Dir. Ed Wood,1959)
Plan 9 From Outer Space bukanlah film pertama Ed Wood dan ini bukanlah film terburuk dia, tetapi ini adalah film Ed Wood yang sangat enjoyable dan gampang untuk dinikmati. Dan jangan salah sangka: karena ini bukanlah film terburuk Ed Wood, tetap saja ini adalah film yang sangat buruk untuk standar Hollywood, karena Ed Wood adalah sutradara yang dikenal sebagai sutradara terburuk di Hollywood pada masanya. Bahkan Tim Burton dan Johnny Depp (yang memerankan Ed Wood) membuat film berjudul Ed Wood yang plotnya adalah membahas pembuatan film Plan 9 From Outer Space ini.Â
Â
Â
Â
Ed Wood adalah sutradara nyentrik yang hobi cross-dressing dan memakai pakaian istrinya saat menyutradarai. Dia dikenal dengan proses shooting nya yang cepat. Adegan buruk dan akting buruk pun tidak dia ulang dan langsung lanjut syuting ke adegan berikutnya. Konon Ed Wood membereskan syuting suatu film dalam satu hari saja. Hasilnya adalah film ini: UFO yang terbuat dari piring kertas, setting kardus yang tampak jelas, mikrofon audio yang bocor ke kamera, dialog dan akting buruk, aktor-aktor yang terlihat membaca naskah, editing stock footage yang awkward dan kostum seadanya. Jika vampir, alien dan robot dalam satu film membuatmu penasaran untuk menontonnya, ya, ini adalah film untukmu!
Sharknado – (Dir. Anthony C. Ferrante, 2013)
Siapa yang menyangka konsep se-absurd ini bisa dijadikan film. Dari judul saja, Sharknado adalah gabungan dari kata shark dan tornado. Dan sebagai sutradara yang menepati janjinya, Anthony C. Ferrante menampilkan tornado yang menerupai ikan hiu di filmnya. Terlepas dari casting aktor-aktor yang lumayan dikenal seperti Ian Ziering dan Tara Reid, anehnya Sharknado mendapat rating 78% di Rotten Tomatoes (tidak seperti film lainnya di list ini). Setidaknya sutradara Anthony C. Ferrante dan penulis skrip Thunder Levin tau apa yang mereka lakukan di film ini dan dengan bangganya mempersembahkan film kelas B movie ini kepada para penonton channel TV Syfy. Â
Â
Â
Ya, ini adalah film TV yang dengan sengaja memang dibuat agar menyerupai B movie, tapi dengan hasil yang lebih menyerupai film kelas C atauh bahkan D karena terlihat sangat amatir. Sharknado juga sudah menelurkan 5 sekuel (!!!) dan 3 film spinoff. Ajak teman-temanmu, sediakan snack dan minuman dingin, lalu nikmatilah Sharknado dengan ekspektasi yang sangat rendah.
Road House – (Dir. Rowdy Herrington, 1989)
Seorang sahabat dekat merekomendasikan film Road House ini dan ternyata dia menyukai film ini tidak sebagai guilty pleasure yang ironis, bahkan menyebut film ini sebagai salah satu film favoritnya. Sederhananya, film ini bercerita mengenai seorang bouncer klab malam yang diperankan Patrick Swayze (Ghost, Point Break, Dirty Dancing). Karakter ini terlihat seperti orang paling cool di seluruh jagat raya dan hal ini adalah sesuatu yang lumrah untuk film-film action rilisan 1989. Â
Â
Â
Â
Film ini dipenuhi dialog one-liners yang cringe, ledakan yang muncul (walaupun seharusnya tidak ada ledakan) dan plot yang.. Ah, lupakanlah tentang plot. Pada suatu scene, Swayze membunuh seorang pria secara kasual dengan menggunakan tangan kosongnya untuk menyobek tenggorokan sang musuh, layaknya sebuah adegan dari game Mortal Kombat. Road House mendapatkan 5 penghargaan Razzie. Razzie adalah penghargaan untuk film-film jelek, antitesis dari piala Oscar. Ya, saya pun setuju dengan sahabat saya yang merekomendasikan film ini. Road House adalah tontonan esensial ketika kalian mencari film action ’80an yang buruk.
Â