Mungkin kalian sering mendengar kata-kata “Salam senja nusantaraâ€, “Stingak Mendongkrakâ€, “Enjoy the process†sampai hashtag “Menanam melawan kepunahanâ€. Ya, semua kosakata itu adalah ucapan yang cukup ikonik dari Dudung SP. Pria yang humble, friendly dan ramah ini bisa kamu temukan di kedai kopi “Ipok Aleuh†yang terletak di dataran tinggi Dago Pakar kota Bandung. Pria yang sudah belasan tahun terlibat di industri clothing dan apparel ini juga kini membuat wadah “Sirkus Rimba†yang didasari passionnya terhadap kendaraan roda dua dan motocross. Mari berbincang dengan Dudung SP mengenai petualangan-nya dari menjadi ojek, kenek angkot, shopkeeper Arena, sampai membuat kedai kopi, bertani sayur, menjadi Youtuber di Sirkus Rimba, dan membuat brand apparelnya sendiri…
“Ibaratnya pendidikan D3-nya saya dapat di Azis To See dan Themfuck di Blindwear. Lalu S1-nya dapat di Mas Dany (Arena) selama 13 tahun dan S2-nya baru saya bersama oom Dendy (347), Luki (347) dan Eben (Badger). Lepas dari situ saya bisa berkarya sendiri tanpa ketergantungan. Kalau ingin menjadi pemimpin prajurit ya harus jadi prajurit dulu.â€
Halo Dudung apa kabar?
Alhamdulillah mang, lintuh, jagjag waringkas, sehat wal afiat..
Bisnis kopi Dudung yang lokasinya terletak di dataran tinggi Bandung tentunya sangat menarik. Bisa ceritakan sedikit mengenai Ipok Aleuh?
Kalau berbicara tentang Ipok Aleuh, saya bikin konsep anti mainstream: dimana orang mengikuti peradaban, kalau saya menciptakan peradaban. Dari sebuah nama aja Ipok Aleuh yang berarti “Ngopi Heula†adalah kosakata orang Sunda gitu mang. Berawal dari “Kotor†yaitu kopi motor. Ada satu motor yang ga kepake saya bikin karya pake gerobak motor terus dinamakan Ipok Aleuh. Tempat-nya kenapa menjauhi peradaban? Karena saya memang ingin menciptakan peradaban di hutan rimba. Karena saya terlahir di rimba wawaw Dago Pakar naik ke atas. Wuk wuw..
Dudung juga punya passion yang tinggi terhadap motor dengan koleksi motor yang antik. Bagaimana awalnya punya ide untuk membikin Sirkus Rimba?
Jadi saya balik lagi ke passion awal, yang tadinya saya bergerak di per-distro-an dan clothing-an sama Arena tahun 2000-an. Sekarang balik lagi sebenernya ke passion saya soalnya dulu ngojek di rimba. Passion-nya ngojek dan motor, karena senang motor rimba saya bikin wadah yang namanya Sirkus Rimba. Sirkus itu adalah hiburan atau permainan yang adanya di rimba. Culture roots-nya adalah roda dua yang berbau tanah yaitu motor cross. Motocross-nya pun segmen-nya classic custom, yang mungkin temen-temen sekarang lagi menggeliat momotoran di rimba. Saya mah sejak borojol lahir bermain motor di rimba, begitulah bunyinya..
Tentunya setelah bermain di dunia otomotif cukup lama, pasti Dudung memiliki koleksi yang cukup antik. Motor dan mobil favorit mang Dudung yang menjadi wishlist atau sudah menjadi koleksi pribadi apa saja?
Saya lebih ke motor mungkin ya mang. Kalau motor saya pengennya kaya semacam:
1. Honda CR250M Elsinore (2-tak)
2. Moto Bultaco XT500 asal Spanyol. Motor klasik yang cukup rare-lah orisinil dari sononya.. XT500 yang saya impikan.
3. Yamaha SR400 yang jadi kenyataan. SR400 saya karyakan dan bikin jadi motor rimba.
4. Honda CRM 50cc yang mungkin cuma ada beberapa di Indonesia.
5. Untuk batu loncatan Saya bikin motor “Si Hiu†dengan karakter sendiri. Terlahir Seumurananak saya, saya bikin 7 tahun yang lalu dan masih ada sampai sekarang.
6. Honda CT, Bebek 70 dan “Siki Nangka†dan lain-lain mah adalah di garasi Sirkus Rimba garage.
7. Kalau mobil yang saya pengen banget dan dulu pernah punya Suzuki Sierra atau Jimny Katana.
Saya pengen mengkolaborasikan mobil-mobil ini dengan motor saya. Kolaborasi motor bisa dinaikin ke mobil seperti mobil Camper Van. Dan keliling nusantara bersama keluarga menggunakan mobil dan motor-motor saya.. Begitu bunyi-nya mang..
Bagaimana awalnya dulu dari nge-gojek lalu mulai bisa kenal skena per-distroan dan sempat berkerja juga di Arena?
Jadi bercerita sedikit tentang Arena, saya dulu ngojek anti-mainstream, ya tukang ojek lah di Dago, ngojek ke hutan. Ngojek petani-petani yang turun ke terminal Dago. Kebetulan rumah kakek saya pangkalan angkot Kelapa-Dago. Dan saya ikut jadi kenek Kelapa-Dago sambil berlatih main bola di Uni Karapitan. Karena saya diarahkan bapak saya untuk jadi pemain bola. Jadi gratis dari pangkalan Dago sampai ke Karapitan saya gratis transportasinya.
Nah di tengah perjalan dago simpang, karena saya jadi kenek angkot, disitu bayar retribusi yang dulu seribuan. Ternyata yang jaganya itu Themfuck Jeruji dan disebelahnya Themfuck ada brand tahun 2000-an yang namanya Blindwear. Nah disitu saya ketemu Azis Blind to See yang punya motor PS yang jaman dulu orang jarang punya. Karena saya senang bergaul, ingin punya banyak temen dan stay humble to people in the world ke setiap orang hakikatnya. Ternyata disambutlah saya oleh mereka udah jangan ngojek dan jadi kenek, udah disini aja. Saya juga dulu mulai suka dengan fashion seperti topi Flexfit dan baju garuk (tubular tanpa jahitan samping), wah keren gini ya? Mulai dari situ tahun 2000-an saya tau distro dan clothing. Kenapa jualnya lebih mahal karena ada karya didalamnya. Saya diajak Azis untuk jaga toko Blindwear awalnya. Lalu saya diajak Azis ke Batukaras melanglang buana disuruh nyupir segala macem. Azis itu boss pertama saya yang mengenalkan culture per-distro-an.
Tahun 2001-2002 toko Arena Experience buka di sebelahnya Blindwear. Yang punya-nya adalah almarhum mas Dany. Itu raja pertama saya, karena selama 13 tahun saya diam di Arena mengenyam pendidikan per-distroan, per-clothingan, per-karya-an. Bukan copy paste ala Parahyangan tapi ini mah memang cita rasa karya distro mulai dari woven, taffeta, bahan 30s dan yang tadinya saya ga tau apa-apa. Saya yang tadinya ga sampai sekolah disinilah alam raya sekolah-ku. Jadi improvisasi sinergi yang hakiki saya dapatkan. Ibaratnya D3-nya saya dapat di Azis dan Themfuck di Blindwear. Lalu S1-nya dapat di Mas Dany (Arena) selama 13 tahun dan S2-nya baru saya bersama oom Dendy (347), Luki (347) dan Eben (Badger) dan lain-lain. Lepas dari situ saya bisa berkarya sendiri tanpa ketergantungan. Kalau ingin menjadi pemimpin prajurit ya harus jadi prajurit dulu. Gimana tatacaranya menjadi prajurit?
Saya jaga distro juga enjoy the process mang. Tidak langsung menjadi “pelatok†yaitu pelayan toko. Dari mulai jaga counter deposit tas di Arena. Kalau di Azis setahun saya bermain sambil dikenalkan untuk jaga toko. Tapi kalau di arena saya jaga deposit counter dulu “silahkan masuk tasnya dititip..â€. Dari situ kepercayaan nomer satu kunci nya, trust. Kalau kita bisa dipercaya disitu orang akan terus mempercayai kita. Disitu almarhummas Dany menaikkan saya menjadi shopkeeper, lalu saya bertanggung jawab mengurus barang import seperti Thrasher, Vans, Dickies. Saya juga yang menjadi marketing alias market everything-nya. Promo ke teman-teman “ada nih sepatu dan
barang import di Arena..â€. Sampai Thrasher Magazine mencantumkan nama brand Arena Bandung Indonesia. Jangkauannya sampai ke arah sana dari yang tadinya saya cuma gojek dan kenek. Sekarang ngurus Thrasher ke bea cukai segala macem.
barang import di Arena..â€. Sampai Thrasher Magazine mencantumkan nama brand Arena Bandung Indonesia. Jangkauannya sampai ke arah sana dari yang tadinya saya cuma gojek dan kenek. Sekarang ngurus Thrasher ke bea cukai segala macem.
Lalu Dudung juga mulai membuat brand SPTW Toughwear ya pada saat-saat itu?
Nah dari pengalaman-pengalaman tersebut saya berdikari, berdiri diatas kaki sendiri. Saya bikin brand SPTW tahun 2009. Brand didalam clothing. Disitu saya mulai bermain sendiri. Ya saya kerja di Arena dan saya punya brand sendiri juga. Alhasil saya punya beberapa pengalaman yang menarik tentunya. Enjoy the process dari ngojek, kenek, jaga counter tas, shopkeeper sampai apparel saya punya, dan sampai bubuk-nya lagi pun saya mengalami karena ada orang yang saya percaya menyia-nyiakan kepercayaan saya. Dan akhirnya ketipu lah saya. Lalu ngahuleng tarik di 2016 awal. Lalu 2017 akhir saya meng-ikhlaskan orang yang nipu tersebut. Hakikatnya ada sesuatu yang kejadian yaitu si gerobak Ipok Aleuh itu. Gimana caranya saya harus survive karena saya berdikari udah ga kerja lagi sama orang. Alhamdullilah sampai sekarang begini bunyinya. Saya berkarya diatas roda dua yang hakikatnya untukmenghibur banyak orang, karena mungkin menghibur banyak orang itu ibadah mang. Ga ada motivasi lain saya mah, hanya untuk menghibur teman-teman saja. Kalau rejeki sudah ada yang mengatur moal
pahili jeung sendal tarompah..
pahili jeung sendal tarompah..
SPTW. Nah itu mungkin sudah tidak menggeliat lagi. Hanya menjadi pendukung aja kalau ada momentum tertentu secara limited edition. Karena sudah redup energi-energi si SP Toughwear ini. Karena saya lagi bikin wadah yang lebih menarik dengan Sirkus rimba ini. SP adalah Sang Penakluk dan TW adalah Tough Wear. Jadi itu cerita tipis-tipis mengenai SPTW 2009-2016 sebelum ditikung dan didustai orang Yogya Bantul heee.. Gitu mang ceritanya.
“Almarhum Mas Dany adalah mentor saya yang paling memberikan warna di kehidupan saya sampai sekarang. Dia orang baik. Meninggalkan jejak-jejak kebaikan yang sampai sekarang masih saya rasakan.â€
Lalu siapa lagi kawan-kawan yang berpengaruh pada pergerakan mang Dudung?
Gebeg (Taring, Extreme Moshpit) berpengaruh di industri pertemanan saya dengan yang teman-teman yang lain. Saya kenal ama Gebeg udah lama juga alhamdulillah sekarang Gebeg juga sudah menjadi bagian dari skena temen-temen per-distroan dan permusikan. Gebeg sangat berpengaruh di pergerakan saya. Themfuck Jeruji juga berpengaruh juga. Azis Blind to See juga. Saya punya hutang budi sama mereka.
Satu lagi mang…Apalagi dengan yang namanya almarhum Mas Dany… (terdiam lama). Mentor saya yang paling… (terdiam). Yang paling.. memberikan warna di kehidupan saya sampai sekarang. Tapi beliau sudah.. Dia orang baik. Meninggalkan jejak-jejak kebaikan yang sampai sekarang masih saya rasakan.
Kalau kembali membicarakan peradaban, tadi Dudung sempat bilang ingin meninggalkan hiruk-pikuk kota dan lebih mendekati alam. Apakah peradaban sekarang sudah terlalu hiruk pikuk untuk Dudung?
Alam memberikan segalanya mang. Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai. Seperti kita menanam kebaikan terhadap seseorang pasti balasannya ada kebaikan juga. Jika berbicara tentang saya menciptakan peradaban di rimba, saya sekarang bercocok tanam, berkebun. Terus jualan kopi juga alhamdulillah jalan. Terpikir juga oleh saya temen-temen kebun itu agar menjadi sedikit lebih sejahtera. Yang tadinya hasil kebun dijual ke tengkulak (bandar) murah. Disini passion nya jadi mahal, karena kita direct dengan karya. Seperti lemon juice yang sekilonya cuma dihargai 6,000 sekarang dijual 30,000 karena saya ngedirect orang kota untuk menghirup padat oksigen di rimba. Sudah terlalu hiruk pikuk di kota, luar biasa dukdek. Dengan kurangnya oksigen, pepohonan yang jarang, cuaca dan banjir. Tapi di rimba ini saya memang ingin menciptakan peradaban, bukan mengikutinya.
Yang tadinya tukang kebon dihargai murah, mudah-mudahan dengan adanya saya berkarya kembali di habitat asal saya. Dulu saya ngojek nganter-nganter tukang sayur sekarang saya jadi tukang sayurnya. Tapi tukang sayur yang culture mang. Alhamdulillah dari segi nominal hulu ke hilir-nya bisa saya direct ke yang punya kafe-kafe di kota. Sinergi mang, simbiosis mutualisme. Jadi konsep kehidupan di rimba di tahun 2022 nanti ke depan mungkin banyak orang yang akan melakukannya. Sekarang hutan-hutan yang dikelola pemerintah dibuka untuk usaha warga yang ingin berdagang di sana seperti di Cikole. Tapi saya kurang setuju dengan banyaknya investor masuk sehingga mengakibatkan pohon-pohon tidak terjaga malah penumpukan sampah. Kalau disini saya ada edukasinya juga. Edukasi sampah di rimba: jangan buang sampah di rimba. Konten padat digital. Saya bikin kolaborasi dengan Cosmic bikin bak sampah di rimba. Kenapa bak sampah di rimba? Orang yang jogging, hiking, trekking dan bersepeda kadang buang sampah begitu saja. Jadi saya bikin konten padat digital yaitu bak sampah di leuweung untuk mengingatkan juga. Karena menggunakan media sosial seperti instagram dan Youtube semoga sampai edukasinya.
Selain Sirkus Rimba Cup dan Interview di Youtube Sirkus Rimba, Konten-konten apa yang berikutnya akan ditampilkan Dudung di Sirkus Rimba?
Saya mau bikin sirkus Rimba karnaval di 5 kota di Jawa Barat. Salah satu konsepnya adalah humanity charity. Jadi 20% dari sponsor atau keuntungan akan kita bikin mushola atau infrastruktur di sekitaran tempat yang kita tuju. Ada motor yang saya bawa di mobil truk sebagai logistiknya, menggunakan truk Mercedez Unimog yang dikaryakan dulu sebelum pergi. Trus ada kolaborasi makanan dan kolaborasi akan ada di truk tersebut juga. Di setiap daerah akan ada balapan nya dan sharing season seperti kolaborasi sinergi dengan Adi Panungtun 9 Matahari, Ade Habibie, Warpopski, temen-temen di seluruh nusantara akan disinergikan di Sirkus Rimba Karnaval ini mang. Jadi cita-cita 2022 ini udah beres proposalnya. Jadi tinggal share ke temen-teman dan sponsor. Lalu bikin bak sampah rimba juga di event-event tersebut masih bareng Cosmic. Lalu menanam pohon menggunakan hashtag #menanam_adalah_melawan_kepunahan.
Top 5 kopi paling enak versi mang Dudung?
1. Ipok Aleuh pastinya: Kopi Keclak rasa nangka
2. Seduh Sembuh
3. Kopi Kedai Juru
4. Armor Kopi
5. Kopinya si Ipin,
“Sudah terlalu hiruk pikuk kehidupan di kota. Dengan kurangnya oksigen, pepohonan yang jarang dan banjir. Tapi di rimba ini saya memang ingin menciptakan peradaban, bukan mengikutinya.â€
Â
Â