Jojo’s Bizarre Adventure (JBA) adalah salah satu pengalaman paling gila, unik dan aneh bagi kami saat membaca manga atau menonton animenya. JBA sudah berjalan lebih dari 30 tahun dan terjual lebih dari 100 juta kopi. Untuk sebuah manga dan anime series, franchise JBA adalah salah satu anomali paling menarik: Di satu sisi menjadi franchise yang sangat populer tapi di sisi lain memiliki niche-market dan membutuhkan acquired taste untuk menikmati karyanya. Sebut saja unsur kekerasan, hiper-seksualitas, pose-pose awkward, fashion flamboyan, referensi musik pop, unsur supernatural sampai fakta-fakta sejarah dunia ada disini. Berbagai referensi menarik dari selera musik Araki yang bagus dan memiliki range luas tersebar di seluruh seri anime dan manga JBA. Seri 5 (Golden Wind) yang berlokasi di Italia dan seri 7 (Steel Ball Run) yang menampilkan road-trip cross-country keliling Amerika diperoleh Araki dari riset mendalam setelah mengunjungi Italia dan liburan keliling Amerika. Experience unik sudah tentu akan didapatkan oleh para pembaca manga atau penonton animenya. Spin-off Jojo’s Bizarre Adventure yang berjudul ‘Thus Spoke Kishibe Rohan’ adalah perpaduan antara kekaguman Araki terhadap filosofi Nietzsche (Thus Spoke Zarathustra) dan budaya pop. Di setiap part dan season JBA, tema, setting, dan genre storytelling Araki selalu berbeda, sehingga selalu menarik, tidak seperti Dragonball Z atau One Piece yang plot dan strukturnya story arcnya cenderung sama.
Â
Â
Sebagai salah satu manga yang paling influensial, mendeskripsikan Jojo’s Bizarre Adventure ternyata cukup sulit. Setelah diadaptasi menjadi anime pada tahun 2012, JBA sebentar lagi akan memasuki Season 5 (Stone Ocean). Banyak konsep karakter, visual dan ide-ide seperti konsep “Stand†menjadikan Jojo’s berbeda dari anime dan manga lain. Tidak seperti Dragon Ball Z atau Fist of the North Star dimana para karakter berkelahi pada umumnya, para karakter Jojo’s (mulai dari Stardust Crusaders) bertempur menggunakan “standâ€, manifestasi fisik dari kekuatan mental para penggunanya. Dengan uniknya kekuatan para stand tersebut, pertempuran di Jojo’s tidak pernah membosankan. Beberapa stand dan karakter bahkan menggunakan nama yang diambil dari album, lagu atau nama band tertentu: Rubber Soul (Beatles), Steely Dan, Iggy (Iggy Pop), Foo Fighters, Crazy Diamond (Pink Floyd), Tusk (Fleetwood Mac), Love Deluxe (Sade) dan masih banyak lagi. Menurut Araki, beberapa karakter pun terinspirasi dari musisi dan aktor. Protagonis Jotaro Kujo terinspirasi dari Clint Eastwood, sedangkan serial killer Yoshikage Kira terlihat seperti David Bowie. Antagonis serial ini pun (DIO Brando) dinamakan dari Ronnie James Dio, vokalis Black Sabbath.Â
Â
Â
Â
Tentunya para penggemar anime akan mendapat sensasi yang aneh saat pertama kali menonton Jojo. Karena interest Araki pada high-fashion (Christian Dior dan Gianni Versace adalah favoritnya), selera pakaian para karakternya pun terlihat sangat flamboyan dan sedikit cross-dressing. Tentunya kamu yang memiliki toxic-masculinity akan “terganggu†saat melihat karakter-karakter androgini dari Golden Wind (Vento Aureo), Steel Ball Run atau Diamond is Unbreakable. Selera humor Araki pun selalu berusaha menyentil norma sosial, memecah tabu dan kadang menjadi offensive untuk beberapa pembaca / penonton Jojo baru. Araki mengakui banyak terpengaruh oleh seniman/pelukis Perancis Paul Gauguin sebelum memulai karirnya di dunia manga. Kejeniusan Araki akhirnya diakui di Perancis. Karya nya “Rohan at the Louvreâ€, yang menggunakan karakter Jojo Kishibe Rohan, dipamerkan di museum Louvre Paris pada tahun 2009. Pada tahun 2011 Araki juga sempat berkolaborasi dengan brand fashion couture Gucci untuk eksibisi Gucci x Hirohiko Araki x Spur magazine yang dipamerkan di Gucci store Shinjuku. Eksibisi yang bertema “Rohan Kishibe Goes to Gucci†ini adalah selebrasi ulang tahun Gucci yang ke-90. Eksibisi ini juga menampilkan figure life-size Rohan Kishibe dan juga berbagai ilustrasi (termasuk 2011-2012 fall/winter collection yang menampilkan Rohan dan Jolyne Kujo menggunakan Gucci). Araki juga pernah berkolavborasi dengan brand footwear Vans. Sampai-sampai Billie Eilish pun terlihat memakai baju Jojo (walau menurut kami dia hanya poser otaku saja). Tapi tentunya yang paling epic adalah patung life-size Jotaro Kujo yang dipamerkan di Comic Con New York 2017.
Â
Â
Karir Araki dimulai dari manga bertemakan koboy Poker Under Arms (1980) yang tepilih dalam penghargaan Tezuka Awards. Pada tahun 1983 Araki mulai membuat manga series berjudul Cool Shock B.T., mengenai seorang ahli sihir yang memecahkan berbagai misteri. Araki pertama kali menggunakan kekerasan dan gore pada tahun 1984 dengan manga berjudul Baoh, yang diadptasi menjadi anime di tahun 1989. Baoh adalah salah satu anime yang sangat kami rekomendasikan dari visual dan storytellingnya. Seri berikutnya yang Araki kerjakan adalah magnum opusnya, yaitu Jojo’s Bizarre Adventure. Sebuah serial yang menceritakan dinasti keluarga Joestar dan rivalnya Dio Brando. Part 1 adalah Phantom Blood, sebuah cerita mengenai Jonathan Joestar yang melawan vampir bernama Dio Brando dan bersetting di Inggris tahun 1880an. Kedua karakter utama disini terinspirasi dari Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone. Part 2 menceritakan Joseph Joestar dan petualangannya untuk melawan pillar men. Pada kedua part ini terlihat sekali inspirasi karakter kekar dan muskular ala Fist of the North Star. Part 3 yang berjudul Stardust Crusaders adalah yang pertama memperkenalkan pertempuran dengan “standâ€. Menceritakan Jotaro Kujo yang berpetualang keliling dunia (dari Jepang, India, Hongkong sampai Cairo) bersama kakeknya Joseph Joestar, untuk menyelamatkan ibunya dari kutukan DIO. Stardust Crusaders pun banyak terinspirasi dari Indiana Jones dan horror ‘80an. Pada part 4 (Diamond is Unbreakable) Araki mencoba storytelling ala murder-mystery. Dimana satu kota kecil diterror oleh seorang serial killer yang menyerupai David Bowie dan memiliki fetish terhadap tangan wanita. Part 5 (Golden Wind) terinspirasi dari obsesi Araki terhadap budaya Italia dan film Godfather. Bersetting di Itali, Golden Wind bercerita mengenai sebuah geng yang dikejar-kejar oleh boss mafia dan komplotannya mengelilingi Italia. Favorit kami tentunya adalah part 7 yang berjudul Steel Ball Run. Bersetting koboy ala wild west, imajinasi terliar Araki ini menampilkan lomba balap kuda 6000km, hantu, dinosaurus, biarawati Vatican yang cross-dressing, musuh yang bisa memanipulasi waktu sampai presiden Amerika yang mencari mayat Yesus. Diselipi tema rasialisme dan protagonis yang difabel, ini mungkin adalah salah satu manga terbaik yang pernah ditulis. Dari art-style yang unik sampai world-building franchise yang aneh, beri hadiah kepada dirimu sendiri dan mulailah menonton serial ini. You owe it to yourself to experience the weirdness of Jojo’s Bizarre Adventure and the fucked-up mind of Hirohiko Araki.
Â