Setelah berkarya dan merilis musik secara prolifik, eleventwelfth akhirnya merilis debut album mereka yang bertitel “Similarâ€. Dari pertama muncul hingga debut album ini, mereka masih bermain di area abu-abu di antara midwest emo dan math-rock, dan mereka memang terlihat nyaman berada disitu. Album ini dibuka oleh petikan gitar dan cengkok vokal yang membawa kamu bernostalgia pada era album-album emo third wave di tahun ‘2000an awal. And it’s a great thing. Pada “back-when-i-leaned-my-back†vokalis Rona Hartriant melantunkan “Allow me to rewind our better days / It perfectly reminds me when our life was quite arrayedâ€. Bersiaplah untuk berhitung, karena saat gitar akustik berakhir, band ini masuk ke bridge instrumental yang bernuansa math-rock. Sebuah track pembuka yang manis sekaligus banger pada saat yang sama.
Track kedua yang bertajuk “only if you weren’t so loud†masih bermain dalam sinkop-sinkop math rock dan progresi chord midwest emo yang membius. 50 detik terakhir lagu ini adalah part favorit saya. Seolah mereka sudah mengajakmu masuk lebih dalam dan mengajakmu untuk tinggal lebih lama dan membuatmu nyaman di rumah yang bernama “Similar†ini. Lagu ketiga (‘KALA’) kembali meneruskan mood 2 lagu sebelumnya, kali ini dengan featuring dari Mario Camarena dari band math-rock asal Kalifornia bernama CHON. Sebuah track instrumental yang indah, dengan klimaks pada menit ke 2:30 ketika lead gitar Mario menyambut musik eleventwelfth. Track berikutnya yang berjudul “another night awake with you on my mind†kembali menyuguhkan musisi tamu; Adeliesa pada vokal. Sedikit mengingatkan pada kolaborasi mereka dengan Asteriska pada lagu “your head as my favourite bookstore†yang dirilis tahun pada tahun 2017.
Track “(stay here) for a while†adalah sebuah track yang manis, dan sepertinya bisa mengganti playlist Turnover di coffee shop-coffee shop obscure. “ANTARA†kembali membawa eleventwelfth ke ranah akustik. Komposisi instrumental ini ditemani elemen elektronik yang minimal ala band-band indietronica, yang formula nya sedikit mengingatkan saya pada sebuah lagu Styrofoam feat. Ben Gibbard. “destined (to fade)†caught me off guard karena mereka memasukan unsur scream yang disambut oleh synth dan glitch. Mereka benar-benar versatile. Lagu “every question i withhold, every answer you never told†tentunya akan menjadi crowd favorite di setiap performa mereka. Begitu juga dengan “the more i trace you forthwith, the less i want to know where to find youâ€. Sebuah single material indeed. Distorsi yang warm menyelimuti setiap petikan gitar dengan layer noisy dibelakangnya. Lalu ada choir anak kecil ditengah lagu, yang jika direalisasikan di performa mereka tentu akan membuat bulu kuduk berdiri. Mungkin ini lagu favorit saya di album ini. Seperti yang mereka janjikan, “Similar†adalah sebuah album dengan no skip, no shuffle. Kalian memang diundang untuk menikmati the whole package. Catch them on tour, you won’t be disappointed.