Tanggal 24 April kemarin Saya melihat sesuatu yang tidak biasa di Auditorium bioskop CGV: sebuah listening session album Ceriwis Necis milik Dongker yang disajikan dengan visual yang dibuat oleh Zirlyanpaja. Paja mungkin lebih banyak berada di belakang layar. Tetapi karya-karyanya mungkin tanpa disadari sudah pernah kamu lihat di beberapa output. Sebut saja stage photography band Dongker, sampai editorial dan lookbook fashion dari brand-brand kontemporer yang sering malang-melintang di linimasa Instagram kamu.
Untuk visualizer album Dongker, apakah Lo berusaha merespon lagu-lagu dari Dongker atau mereka memberi kebebasan penuh?
Bisa dibilang mix antara keduanya sih, ada beberapa yang merespon dari lagu atau style Dongker, dan ada juga yang emang explorasi visual biar beragam output akhirnya. Dan ini tuh sebenarnya visualizer, bukan video lirik atau MV hahaha..
Tidak bisa dipungkiri, Dongker adalah band yang sangat memperdulikan visual, baik itu dari visual di panggung, merch, rilisan sampai output video-video mereka. Apakah ide-ide visual datang dari mereka atau lebih banyak dari diskusi? Lalu bagaimana awalnya lo bekerja bareng Dongker sebagai fotografer live nya?
Untuk ide awalnya biasanya dari Delpi dulu sih lalu kita kembangin bareng-bareng dari diskusi, bisa dari film, MV, ataupun dari postingan random yang lewat di instagram, terus coba aku susun dan terapin di visualizernya. Awal mula kerjasama dengan Dongker itu pas ngefoto mereka di gigs Pelipur Lara, di Grun Bandung. Waktu itu kebetulan aku pulang foto dari studio terus melipir kesana dan foto-foto band yang manggung, sesudahnya ternyata Dongker suka dan aku diajak ikut manggung bareng Dongker.
Sudah berkolaborasi dengan brand-brand apa saja untuk foto lookbook, editorial dan output foto lainnya?
Kebanyakan brand-brand Bandung, kalo yang baru-baru ini Poshbrain, Portee, SVH..
Generasi Saya mungkin banyak terpengaruh oleh karya fotografer seperti Dash Snow, Juergen Teller dan Terry Richardson. Untuk era kontemporer ini, siapa saja yang lo lookup sebagai inspirasi lo dalam berkarya?
Buat sekarang kalo fashion editorial Thibaut Grevet, untuk surrealism ada Cho Gi-Seok, dan kalau untuk film Ari Aster kali ya..
Rekomendasi 5 video klip favorit lo apa saja?
Waduh lumayan susah ini hahaha.. Sekarang udah banyak banget yang bagus
kalo buat yang baru-baru ini Unknown T – Hocus Pocus, Young Friend – Feral Canadian Scaredy Cat, James Blake – Playing Robots Into Heaven, badbadnotgood – Beside April, Jean Dawson – Sick of it. Kalo alasannya selalu dari explorasi visual sih, semakin susah untuk dipikirkan dari ide atau tekniknya, semakin punya hook tersendiri waktu nontonnya. Selain itu harus match sama musiknya itu sendiri.
Foto fashion yang menurut lo bagus yang seperti apa? Karakter dan elemen-elemen apa yang diterapkan di foto-foto editorial dan lookbook fashion lo?
Kalo menurut aku ketika semuanya match antara looks, model, tempat dan konsep, itu udah ngasih karakter tersendiri yang natural. Dari situ bisa berangkat ke elemen-elemen surprising atau editorial yang ngasih karakter lebih ke foto itu sendiri.
Kamera yang lo pake dari awal sampai sekarang?
Buat start awal tuh kalo gasalah Nikon D3100. Pas SMA aku pake buat hunting foto alam hahaha, kalo buat sekarang belum banyak nyoba explore gear yang lain, tapi aku paling nyaman kalo kamera pake Sony, mungkin buat next aku mau coba kamera analog..
What’s next for Zirlyanpaja?
Buat kedepannya aku lagi coba buat foto lebih banyak di idealis aku sendiri, i want to explore my own style and idea, aku mau coba start di zine yang bakal aku bikin di tahun ini.
Pertanyaan terakhir: wishlist band, artist dan brand yang lo pengen banget foto siapa dan apa saja?
Waduhh hahaha, kalo band Slowdive kali ya hahaha, kalo brand aku pengen yang diluar Indonesia, dan pengen banget masuk majalah fashion yang sudah di ranah internasional apapun brandnya. Kalo buat seniman aku juga masih cari yang mungkin bisa dibilang punya karakter yang match sama aku, pengen coba buat kolaborasi terus buat share ideas bareng-bareng dan bikin sesuatu.