Sunbath adalah band alternative-rock revival yang namanya sering tampil di gigs-gigs komunitas akhir-akhir ini. Mari berbincang dengan Ken, En, Zaliando, Zulfi, Oink dan Imunk mengenai kecintaan mereka terhadap kehidupan di tahun ‘90an dan tentunya musik-musik era ‘90an yang sampai sekarang sangat mempengaruhi musikalitas mereka.
Halo Sunbath! Kabarnya sedang recording untuk mempersiapkan single dan album ya? Sudah sampai mana prosesnya?
Halo! Iya betul, baru rampung mixing & mastering, tinggal mempersiapkan promo kit, mematangkan konsep MV, dan lain-lain.
Masing-masing personil, bisa share pengalaman pada saat recording mungkin?
Zali: Proses take untuk bass sih lumayan ga terlalu banyak kendala karena persediaannya cukup matang dan emang udah sering latihan. Yah kalo momen sih banyak karena temen-temen yang lain pada jail dan gangguin pas take tapi masih aman dan terkendali.
Imung: Momen lucu sih yang pasti selalu ada dilihat dari semua personil kan pada baik dan soleh yah hahaha, dan momen-momen yang tegang pastinya pas lagi take tiap masing-masing ada aja lah seperti gangguan yang bikin konsentrasi jadi buyar..
Ivan: Standard, ketika dimanja oleh ritme metronom yang sedikit mengintimidasi, tiba-tiba di tengah jalan tersesat. Konsentrasi buyar dan pikiran entah melanglang buana kemana, haha.
Zulfi: Yang pasti pengalaman seru, tetep bikin nagih rekaman bareng Sunbath disisi lain memang proses rekaman di band ini sangat berbeda dengan rekaman band saya sebelumnya yang genre nya berbeda jauh, oh iya paling ini nih pas proses take gitar, perasaan sudah sesuai tempo, eh ternyata kecepetan atau terlalu lambat hahaha..
Oink: Agak sedikit gugup, karena baru pertama kali mengisi nuansa musik seperti ini, ya tapi dengan dukungan semuanya bisa berjalan lancer dan enjoy.
En: Buat aku yang baru banget ngalamin ini bener-bener menegangkan dan menyenangkan at the same time, tau kalau ternyata “oh kaya gini ya rasanya masuk dapur rekaman†lelah, tapi terbayar ketika hasilnya enak.
Lalu kenapa memilih sound dan referensi musik ‘90an?
Kita ingin menawarkan angin segar di tengah maraknya band dan genre yang bermunculan, dengan catatan karena kita sendiri senang memainkannya dan belum begitu banyak juga yang menyuguhkannya.
Bisa ceritakan hal apa yang kalian senangi dari kehidupan di tahun ‘90an yang tidak kalian rasakan di era sekarang?
Ivan: Aktifitas luar rumah yang lebih ‘hidup’, tatap muka langsung dalam bersosialisasi, a simpler life, iklim kota yang masih sejuk, dan lancarnya lalu-lintas. Pensi SMA dan festival musik di Saparua juga menjadi hal yang cukup esensial.
Imung: Nunggu anime pas balik sekolah sama mantengin MTV
Zali: Di tahun 90an hal yang paling disenangi adalah maen tanpa beban dan pulang semaunya hahahaha.
Oink: Seperti pada umumnya anak pada tahun 90an hal yang paling ditunggu yah nonton film kartun di hari minggu.
Zulfi: Ngaji sore bareng temen-temen. Subhanallah ya hehehe
En: Banyak hal iconic lahir dari era 90s, one of the best decades sih kalo menurut aku, dari musik, film, culture, entertainment dan yang lainnya. Paling kangen ya MTV, bacain dan koleksi magazine, dan nonton sitcom-sitcom di masa itu
Lalu apa saja rilisan favorit kalian dari era ‘90an yang sampai sekarang masih tetap mempengaruhi musikalitas masing-masing member Sunbath?
Ivan: The Smashing Pumpkins, Hole, L7, Throwing Muses, Belly, Lush, Shed Seven, Placebo, Ash, Garbage, Curve, Failure, Filter.
Imung: Daft punk, Portished dan kurang lebih sama seperti yang lain lah..
Zali: The Cranberries, Dewa 19 dan band-band Indonesia yang ada pada masa itu paling.
Zulfi: Kurang lebih sama dengan yang bang Ivan sampaikan, paling ada tambahan seperti Korn, Mariah Carey, Incubus dan masih banyak lagi…
Oink: Silverchair dan Starsailor selebihnya sih sama dengan yang lain.
En: Chapterhouse, Deadstar, The Field Mice, Suede, Sixpence None The Richer, The Sundays, Primal Scream.
Untuk anggota “senior†Sunbath yang terlibat di EP Strange Days, apa yang berbeda dari penulisan lagu, sound dan konsep materi EP dulu dengan yang sekarang?
Ivan: Kalau yang EP pertama, referensi dan vibenya kita menggali dari atmosfer era awal-pertengahan tahun 90an. Untuk materi yang sekarang kita sedikit shifting ke era akhir tahun 90an-awal tahun 2000an. Kita mencoba menulis lagu yang lebih dinamis dan menambahkan beberapa instrumen tambahan.
Zali: Kalo menurut aku sih yah suasana dan alat yang dipakai udah jelas beda banget, ya kalo ngerjain EP ‘Strange Day’ dulu sih alat yang dipakai seadanya, terus rekaman di rumah dengan modal pas-pasan hahaha. Kalau yang sekarang sih lumayan proper lah.
Zulfi: yang pasti untuk materi musik sekarang eksplorasi lebih luas.. Rasanya lebih banyak ide bermunculan saat proses penggarapan
Untuk para member yang “baru†bergabung di Sunbath, sebelum nya kalian terlibat di band / proyek musik apa saja?
Imung: Dulu sempat jadi bassist, sempat juga mengisi vocal dan gitar di “Serayu Jingga”
Oink: Sebelumnya saya menjadi member dari band Pop punk Bandung yaitu Billfold, dan saat ini juga masih bergabung dengan band Reregean dan Lowlines.
En: Untuk band sebelumnya atau pernah terlibat di proyek music lain sih belum pernah sama sekali, dan emang bener Sunbath adalah band pertama dan proyek music saya pertama.
Pilih mana: manggung dalam keadaan “under the influence†atau sadar 100%?
Imung: Dua-duanya nya gow hahaha..
Ivan: With or without you, haha
Zali: Gimana situasi, Tapi kebanyakan di bawah pengaruh sih hahahah
Zulfi: Under the influence “tipsy dikit lah ya†ahahaha. Kalo sadar 100% suka malu aku nya.
Oink: Karena saya dibesarkan dari keluarga yang agamis jadi saya udah jelas harus sadar.
En: Sadar
Konser-konser terbaik yang kalian tonton dan menginspirasi kalian untuk terus bermain band sampai tua?
Ivan: Shed Seven – Eldorado, Bandung, 2012. Sama Ride – Neon Lights Festival, Fort Canning Park, Singapore, 2015
Imung: Bon Iver – Senayan
Zali: Metallica – Senayan, sama Dying Fetus – Rockin Solo
Zulfi: Banyak yang menginspirasi, tapi salah satu nya Metallica pas 2013 lalu.. Dagdigdug berkata di hati “mau punya band kompak sampai tuaâ€
Oink: Four Year Strong – Jakarta
En: Boyz II Men – El Dorado, soalnya aku dapet bunga lemparan.
Siapa yang paling banyak menulis lirik dan struktur awal lagu-lagu di Sunbath?
Struktur dan materi awal dari Ivan dan berlanjut ke member yang lain, sedangkan untuk ranah lirik biasanya En atau Ivan yang menulis, atau combo keduanya. Dan Untuk lirik single baru ini En yang menulis.
Pertanyaan terakhir: apakah kalian akan ngeband terus sampai tua seperti Rolling Stones? Atau mending bubar saat sedang berada di puncak?
Kita lebih ingin bahagia dan berkarya sampai tua sih, apapun bentuknya bebas yah. Lagian kita rasa sih ga akan pernah sampai puncak karena ngeband atau berkarya tuh tantangannya akan selalu ada. Kita rasa Rolling Stones pun mungkin berpikir mereka masih kurang dari rasa sempurna.
Words & interview by Aldy Kusumah
Photos by Sunbath’s Archive