Sammy Bramantyo adalah bassist Seringai, salah satu owner Lawless Burger Bar dan tentunya penggemar mobil & motor klasik. Kepiawaian Sammy dalam memanage sebuah bisnis FnB tentunya tidak bisa dipungkiri karena Sammy sudah berpengalaman di bidang itu, melakukan banyak riset, memberi “personal touch†dan tentunya memiliki team yang solid. Mari berbincang dengan Sammy mengenai burger vs hot dog, surreal nya menjadi opening Metallica dan muntah diantara setiap lagu…
“Gampangan masak burger lah daripada warteg atau warsun haha. Menurut data sih orang Indonesia lebih suka Burger daripada Hot Dog atau Pizza. Tapi (gue) lebih suka lagi sama nasi sih.â€
Pada saat mencari nama Seringai, nama-nama lain apa sih yang ga jadi dipakai? Ada ga nama yang lo pengen pakai jika Seringai boleh ganti nama?
Kebetulan gue join Seringai belakangan setelah bassist pertamanya, Toan keluar untuk menyelesaikan kuliah. Jadi gue gak ada di dalam proses penamaan band. Untuk nama band lain selain Seringai, jujur gue gak pernah kepikiran. Namanya sudah cocok, sudah terbiasa juga, logonya keren, dan merchandisenya laku, so I can’t complain haha!
Pengalaman terbaik saat menjadi personil Seringai?
Momen ketika menjadi band opening Metallica susah tergantikan sih. Segala sesuatunya serba surreal dan sepertinya sulit untuk dapat pengalaman yang sebanding ke depannya. Tapi kita lihat saja nanti.
Pengalaman terburuk saat menjadi personil Seringai?
Mungkin suatu rentang waktu sekitar 1,5 tahunan yang lalu dimana gue kena GERD yang cukup parah. Setiap makan kenyang gue langsung mual, sebelum manggung selalu mual sampai muntah, bahkan mau zoom meeting aja gue muntah dulu. Gue pernah manggung dan muntah di antara setiap lagu. Ganggu banget. Tapi sekarang sudah nggak lagi.
Untuk para gearheads, Apa aja sih equipment (bass, amps, etc) dan pedalboard lo kalau perform bersama Seringai?
Fender American P-Deluxe, Orange AD200 + OBC 410 & OBC 115, Line-6 Helix Stomp Effects, Aguillar Agro, MXR 6-band EQ, Radial J48 active pre-amp, Sennheiser bass & ear wireless system
Hal tersulit dalam memanage bisnis FnB itu apa sih? Apakah lo ada background FnB sebelumny dan apakah ada tips untuk pembaca yang ingin memulai bisnis FnB?
Banyak yang sulit tapi beberapa yang paling sulit yaitu quality control dan human resource management. Enak banget kalo sebuah bisnis FnB itu bisa full automation, tapi belum tentu cocok untuk semua kan? Apalagi brand-brand yang sifatnya masih craft dan sangat bergantung sama personal touch. Gue udah pernah beberapa kali bikin warung, toko, dan restoran sebelum Lawless, tapi baru Lawless yang bener-bener pecah. Untuk pembaca yang mau mulai bisnis FnB, riset lah sebanyak-banyaknya sebelum mulai. Matangkan konsep dan menunya, kenali marketnya, perhitungkan resikonya, dan set up team yang solid.
Kenapa Lawless Burger Bar? Kenapa engga bikin Warteg Lawless, Lawless Sundanese Cuisine atau Sate Maranggi Lawless?
Gampangan masak burger lah daripada warteg atau warsun haha. Kalo Lawless punya restoran dan bar lebih cocok yang temanya western. At least untuk brand pertama. Ke depannya mah bisa apa aja.
Menurut lo orang Indonesia itu lebih suka burger, pizza atau hot dog sih?
Burger. Menurut data sih begitu. Tapi lebih suka lagi sama nasi sih.
Berbicara mengenai automotif, kapan terakhir kali lo mogok di jalan? Lagi pake kendaraan apa dan bagaimana lo menghandle nya?
Sepeda listrik masuk kategori otomotif lah ya, kan ada mesinnya. Gue baru beli sepeda listrik. Hari pertama gue pake, baru jalan 1 km mesinnya tiba-tiba mati, blackout. Akhirnya gue harus gowes balik ke tokonya, sekitar 5 km dari tempat gue mogok. Karena masih garansi dibetulin tuh 2 hari, abis itu gue ambil lagi. Besoknya gue pake ke kantor aman. Tapi pas pulang, di jalan mati lagi. Sampe sekarang gue belum pake lagi, masih males kalo mogok lagi. Asem.
Wishlist mobil / motor yang belum kesampaian apa saja?
1994 Porsche 911 Carrera Targa 964 warna hitam. Saat ini gue baru punya Legonya haha.
Konser terbaik yang pernah lo datangi? Bisa elaborasi sedikit mengenai konser tersebut?
Gimana kalo festival? Karena gue pernah datang ke Soundwave Festival tahun 2013 di Perth, AU bersama Seringai, (Alm) Ebenz Burgerkill, Arie Dagienkz, (Alm) Ardi Fotokonser, dan beberapa teman lain. Sejauh ini, itu adalah festival paling sempurna buat gue. Nonton Ghost, The Sword, Blink-182, Red Fang, Slayer, Tomahawk, Kyuss, Metallica, VOD, Orange Goblin, Gallows, Fucked Up, Anthrax, Cypress Hill, Sick Of It All, dan banyak lagi bersama teman-teman terdekat. Gimana mau ngalahin itu?
Setelah Lawless Records dan Lawless Burger Bar, next lo mau bikin apa lagi?
Wah banyak banget. Liat aja nanti deh. Yang jelas 2024 akan jadi tahun yang seru nih kelihatannya.
Pilih salah satu dan berikan alasan nya:
1. Slayer atau motorhead?
Slayer, karena FUCKING SLAYAARRGHH
2. Masakan Padang atau Sunda?
Padang, kayanya karena lebih sering gue makan aja.
3. Chopper atau cafe racer?
Chopper forever
4. Hotdog atau burger?
Burger, karena lebih banyak yang bisa dikreasikan dengan bentuknya. Kalo hotdog bentuk rotinya lebih kaku.
5. Nahan pipis pas lagi nonton film bagus di bioskop atau ke wc?
Tahan sampe ngompol, kalo filmnya sebagus itu. Entah film apa yang segitunya.
6. Jagerbomb atau whiskey cola?
JAGERBOMB LAH, karena teman-teman client gue di Jager mungkin akan membaca wawancara ini.
7. Mobil Jepang atau Eropa?
Eropa, karena lebih banyak merk dan jenis yang gue suka tanpa ngomongin harga dan ketersediaan spare parts ya.
Words & interview by Aldy Kusumah
Photos taken from Sammy Bramantyo Archives / IG