Mufti Amenk Priyanka adalah seorang ilustrator yang kerap melebur budaya pop barat dengan sentuhan kearifan lokal, salah satu karya ilustrasi Amenk favorit kami adalah sebuah ilustrasi yang menggambarkan anak punk mencium tangan ibunya. Ilustrasi Amenk pun cukup khas: menggunakan tinta cina dan mayoritas tidak diwarnai. Pengaruh Raymond Pettibon memang terasa di karya Amenk karena memang Pettibon adalah salah satu ilustrator favoritnya. Mari berbincang dengan Amenk mengenai karya-karyanya yang “explicitâ€, rutinitas menjadi dosen sampai telur balado…
“Seniman juga bukan siapa-siapa, kita bukan Tuhan, ustad atau pemuka agama tapi kita adalah orang yang berbudaya. Kemajuan peradaban adalah sumbangsih seniman. “
Menk, sedang sibuk apa saja akhir-akhir ini?
Sebetulnya gak ada yang berubah, aktivitas keseharian saya mah biasa-biasa aja, masih seputaran ngajar di kampus, commission work, mural-mural sebagian. Cuma rada sepi sih dari semenjak pandemi, menurun pisan lah yang pekerjaan pesanan commission work. Jadi pas era pandemi kerasa banyak yang berubah pola pekerjaan. Termasuk di bidang seni juga, ga ada kegiatan, orderan melempem. Walaupun ada tapi tidak seperti biasanya.
Kemarin lo baru pameran ya?
Di gedung yayasan Naripan terakhir itu, Free Kick. Kalau yang Create cuma workshop aja, saya jadi mentor dan pesertanya sebagian ada yang disabilitas. Saya mengarahkan mereka untuk menggambar. Beberapa karya mereka ada yang di exhibit di ruang pameran. Kalau yang Free Kick itu sebetulnya pameran kolektif. Ajakannya juga bersifat mendadak. Bingung mau display karya yang mana, adanya yang kecil-kecil. Ada kanvas yang 2 meter. Akhirnya dipakai karya yang besar itu. Bingung juga karena belum ada pengantar kuratorialnya. Takut gak nyambung karya saya sama tema pameran nya. Secara artwork sih jelas gak nyambung, soalnya itu ilustrasi sepasang kekasih, ceweknya membawa hasil test pack. Karya lama sebetulnya tahun 2014. Itu menceritakan realitas sosial yang sering terdengar seperti kumpul kebo dan living together. Judul karyanya “Hamil Duluan Gara-Gara Kumpul Keboâ€. Tapi memang pengantar kuratorialnya akhirnya adalah bahwa setiap seniman punya kebebasan untuk melambungkan ide dan gagasan nya..
Eh, lagi minum apa itu Menk? Enak kayanya..
Intisari hahaha. Lumayan lah pelepas lelah..
Beberapa commission yang sudah lo kerjakan apa saja?
Di Stella’s Puff Pastry. Ownernya juga emang pecinta seni, dan dia menyukai karya-karya saya. Saya mengerjakan 3 term commission. Jadi pabriknya artsy lebih seperti gallery. Di daerah Ancol. Saya juga menggarap dekor restoran Gormetaria di daerah Pasir Kaliki. Ownernya dikenalin sama teman saya. Saya diundang ke lokasi untuk ngobrol dan disitu ditunjukin spot-spot yang bisa saya respon pakai gambar. Prosesnya sangat cepat. Saya juga enjoy mengerjakan nya karena tidak terlalu banyak intervensi dari ownernya. Flexible aja, ada beberapa spot yang saya respon. Mereka juga puas dengan hasilnya.
Menk, lo juga kan dosen seni rupa. Mengajar mata kuliah apa saja?
Kebetulan mengajar nya sih karya tekstil dan fashion. Tapi mata kuliah nya ada menggambar dasar, ilustrasi fashion, menggambar manusia dan 2D nirmana. Nirmana itu semacam konsep dasar mengolah sense dan imajinasi. Membiasakan mahasiswa beginner untuk menciptakan konsep visual yang baik dan menarik. Seperti yang psychedelic-psychedelic gitu lah, ada yang 2 dimensi dan ada yang 3 dimensi.
Murid-murid lo tau karya-karya lo yang “explicit†di Instagram?
Lebih undercover aja sih, kecuali ada yang kepo biasanya tau. Sebagian mungkin lebih ngeh apalagi yang kenal sama saya. Gak masalah sih, bagi saya sih pekerjaan sebagai dosen dikerjakan secara profesional dan proporsional. Wilayan saya sebagai seniman ada diluar wilayah kampus itu sih. Saya sih dosen honorer jadi gak ada beban lah. Pekerjaan saya cuma mengajar dan memberi nilai, diluar itu saya gak peduli penilaian mereka.
“Teori Andy Warhol sih setiap 15 menit bakal ada superstar baru. Benar juga itu kejadian sekarang. Tapi setelah viral mereka dilupakan. Secara esensi sih kosong. Jadi kita berlomba-lomba untuk mencari atensi, jadi apa? Da rata-rata sih teu jadi nanaon.â€
Karya-karya lo yang explicit pernah bermasalah ga?
Hahaha.. Kalau dengan hukum sih amit-amit ya, tapi sejauh ini belum. T-Shirt yang “Pemerintah Kontxx†itu pas awal pandemi ada sedikit masalah. Jadi ada sebagian kelompok masyarakat alias anarcho di daerah Bekasi dan Tangerang yang protes terhadap kondisi pemerintah menghadapi pandemi. Nah lalu yang di daerah Banjar, Ciamis ada yang ditangkap. Salah satu barang bukti nya selain buku filsafat ada kaos itu hahaha.. Aneh juga buku filsafat dijadikan barang bukti, kan itu barang yang dijual bebas haha.. Singkat cerita saya dikasih tau kaos saya itu masuk berita dan saya jadi ada rasa parno pas pemberitaan itu. Dagang gimana nih, akhirnya saya memutuskan untuk tidak beraktivitas seperti biasanya jualan merch di Sleborz. Saya melihat daya represi negara terhadap kebebasan berekspresi. Sampai saya nelpon Ucok tapi dia menenangkan saya. Kata dia karya-karya saya cuma gambar yang based on research jadi aman. Hahaha..
Kalau Sleborz apa kabarnya Menk? Ada produk baru?
Sebetulnya belum ada produk baru, tapi saya lagi nge refresh inventory. Bebenah data-data dan kelengkapan lagi. Disiapin untuk Desember. Kalau Sleborz kan dari awal konsep nya artist merchandise. Cenderamata yang digagas oleh seorang seniman untuk dimiliki publik. Tujuan nya mengenalkan kekuatan narasi dan ilustrasi saya diaplikasikan di produk. Aplikasi turunan lah dari ilustrasi saya. Mungkin publik merasa untuk memiliki karya original itu susah, harganya mahal dan terbatas, sedangkan produk Sleborz bisa dibikin lebih banyak. Usaha untuk memperkenalkan produk agar bisa dikoleksi secara terjangkau lah..
Orginal artwork lo kalau boleh tau paling mahal terjual berapa Menk?
Ga sampai 20 juta sih, sejauh ini masih 15 jutaan kebawah. Kecuali yang karya ukuran 2 meter tadi kalau terjual bisa diatas 20 jutaan. Beberapa original artwork saya juga yang di kertas kalau dibeli sudah dengan frame jadi tinggal dipajang. Awalnya sih banyaknya yang beli teman-teman dekat saya, tapi dari mengikuti art fair itu lumayan ngaruh mulai kolektor random yang saya gak kenal. Banyaknya juga yang membeli karya saya adalah memang yang suka, bukan reseller. Kadang mereka kalau ke Bandung pengen ketemuan dulu, ada yang ngajak ngobrol-ngobrol dulu.
Lo kan koleksi kaset lumayan banyak. Ada beberapa rilisan ‘90an yang masih wishlist karena susah untuk mendapatkan nya?
Saya sih pengen punya kaset self titled nya Downset. Yang jelas dari dulu sampai sekarang belum pernah punya. Saya suka aransmen musik mereka, mewakili banget pas saya masih SMP. Setelah Downset baru kan ngulik kaya Madball dan lain-lain. Biohazard – Urban Discipline. Album wajib hardcore era ‘90an. Dulu pernah minjem dan lama ngembaliin nya haha. Yang ketiga Dog Eat Dog – All Boro Kings. Bagi saya itu bagus dan groovy. Memang yang unik dia ada beberapa part diisi oleh saxophone. Ini era nya Supergroove juga sih haha. Helmet – Betty. Wah inimah the best pisan. Bagi saya Page Hamilton itu visioner juga. Album Aftertaste juga enak. Tapi Betty lebih “hardcore†lah. Dulu ini gak ada lisensinya cuma ada CD importnya dulu. Yang kelima RATM yang album pertama sih. Setelah album ini mulai muncul kan genre rap metal sampai nu metal. Ini bagi saya album hardcore sih, hardcore yang groovy lah. Aura kemarahan nya juga cocok, seperti menghardik dengan lirik kasar. Covernya yang pendeta Buddha protes ke pemerintah tentang isu keberagaman agama, dia protes dengan membakar dirinya sendiri. Ngeri juga pas liat kovernya dulu “anjis apa iniâ€.
Lo kan sering posting makanan di Instastory lo. Di satu piring ada makanan apa aja kalau versi ideal Amenk?
Hahahaha! Tapi kan bukan posting makanan seperti selebgram yang keren-keren.. Di piring yang pasti harus ada tempe yang tebal, karena saya suka tekstur pas digigitnya kalau tebal. Sambal dadakan harus ada juga, cuma karena saya ada masalah asam lambung jadi gak bisa yang terlalu pedas sekarang. Sekarang yang penting pedasnya nyantel lah, nyangkut. Gak usah terlalu strong haha. Telur ceplok atau telur bulat yang di balado. Sambal goreng kentang, dan terakhir kerupuk dari kaleng. Ini udah ideal banget bagi saya, masakan rumahan yang bisa juga ditemukan di warteg.
Pertanyaan terakhir: gimana pendapat lo tentang generasi sekarang yang aktif di sosial media?
Itu sih seperti pergeseran nilai sosial yang sedang terjadi aja. Banyak aspek yang memotivasi mereka untuk ingin tampil berbeda dari generasi sebelumnya. Biasanya sih ingin terlihat keren dan menjadi terkenal di sosial media. Joget-joget di Tik Tok biar banyak di likes. Berlomba mencari atensi yang sifatnya fana juga sih. Intinya mereka ingin terekspos, bahwa aing teh something. Everyone want to be someone tea. Pengen menjadi sorotan. Teori Andy Warhol sih setiap 15 menit bakal ada superstar baru. Benar juga itu kejadian sekarang. Gelombang populis aja, setelah itu mereka dilupakan. Secara esensi sih kosong. Jadi kita berlomba-lomba untuk mencari atensi, setelah viral mereka jadi apa? Da rata-rata sih teu jadi nanaon.
Last shout?
Kalau disimpulkan dari pengalaman saya setelah berkesenian 20 tahun… Seorang seniman itu harus terus bereksperimen dari sisi apapun. Harus bisa mengemukakan narasi besar dari karya-karyanya. Seniman adalah agen kebudayaan. Seniman juga bukan siapa-siapa, kita bukan Tuhan, ustad atau pemuka agama tapi kita adalah orang yang berbudaya. Kemajuan peradaban adalah sumbangsih seniman.
Words by Aldy Kusumah
Photos taken from Amenk archives