Illustrator yang memiliki buta warna parsial ini tidak mengurungkan niatnya untuk menggambar. Semua kekurangan tersebut dirangkul dan dia jadikan ciri khas dengan karya ilustrasi hitam putihnya. MFAXII mengaku terinspirasi oleh Mark Riddick, Samuel E. Thomas, Zbigniew M. Bielak, Artem Grigoryev, Mark McCoy, Gustave Dore, Zdzislaw Beksinski, Cassidy McGinley, dan Denis Forkas. Mari berbincang sejenak dengan ilustrator anonymous asal Bandung ini…
“Sebenarnya sudah bosan sih dibajak haha. Apalagi jaman dulu pas jaman Facebook, sering dibajak sama band-band lokal.“
Karya-karya lo bertema medieval gothic-horror. Inspirasi lo dari mana aja?
Banyak sih sebenernya, dari anime ada, kalau game jarang main tapi liat aja temen-temen pada main Elden Ring, sama dari Hideo Kojima. Sama paling dari artist-artist jaman dulu sih. Misalnya saya nyari inspirasi untuk ilustrasi medieval, gak harus nyari komik atau film medieval. Segala di mix lah. Dari film Lord of the Rings juga. Suka follow juga akun-akun IG yang posting gambar-gambar medieval. Kemarin juga beli e-book. Kaya buku yang khusus armor dengan kategori zaman yang berbeda. Pas udah mau dibikin sketsa sih di mix.
Sudah bekerjasama dengan band dan brand apa saja?
Yang lengkapnya sih ada di website, tapi paling kalau disebutkan pernah sama Mayhem tahun 2017/2018. Wormrot tahun kemarin kalau gak salah buat merch. Dying Fetus pernah tapi dapetnya dari yang mau bikin merchnya walaupun ACC tetap dari si band. Portrayal of Guilt juga pernah.
Lalu lo riset untuk pengerjaan ilustrasi dengan band-band tersebut ya?
Sebenarnya untuk pengerjaan artwork lebih fokus ke konsep dan riset band nya itu seperti apa. Lalu di combine sama karakter yang saya bikin. Kalau mendengarkan musiknya sih untuk atmosfer aja, arahnya kemana. Kalau saya sih yang penting si band sudah tau karakter saya jadi mereka gak ribet tinggal memberi konsep. Riset juga melihat beberapa merch atau artwork sebelumnya seperti apa. Sama personal branding band nya gimana. Lebih fokusnya tetap lebih konsep dari bandnya, apakah itu dari lirik atau to the point ingin konsep ilustrasinya seperti apa. Ada juga yang membebaskan konsepnya.
Moniker MFAXII itu apa artinya?
Tadinya semacam sarkas buat lucu-lucuan aja sih. Biasanya kan para ilustrator itu mempunyai moniker nama artist yang serem-serem. Kalau saya sengaja agak melenceng aja sih, nama yang agak rumit, susah disebut, dan bahkan saya sendiri gak tahu gimana menyebut MFAXII nya hahaha. Biar orang aneh dan notice aja sih. Sebenarnya gak ada artinya. Memang saya suka yang agak melenceng hehe..
Kemaren-kemaren lo posting di IG Story mengenai pembajakan. Apa ada karya lo yang dibajak?
Sebenarnya sudah bosan sih dibajak haha. Apalagi jaman dulu pas jaman Facebook, sering dibajak sama band-band lokal. Cuma sekarang lebih variatif ngebajaknya. DUu jaman FB sebenarnya resolusinya biasa yang saya post di FB, cuma formatnya hasil akhir dengan logo band/brand. Biasanya mereka tinggal hapus logonya aja. Kalau yang suka bootleg sih diambil sama logonya dan dirilis ke kaos. Kalau jaman sekarang sih artwork saya diambil, di crop beberapa bagian, di kolase dan di Xerox. Kalau ketahuan pasti jawaban template: “Gak tahu dapat gambaranya darimanaâ€. Kaya yang si Mayhem lumayan dampaknya gede. Walaupun itu kesalahan si Mayhem.
“Biasanya kan para ilustrator itu mempunyai moniker nama artist yang serem-serem. Kalau saya sengaja agak melenceng aja sih, cari nama yang agak rumit, susah disebut, dan bahkan saya sendiri gak tahu gimana menyebut MFAXII nya hahaha.â€
Mayhem yang salah?
Sama Mayhem ilustrasinya diposting di Bandcamp kalau gak salah. Artwork nya jadi stretched dan gepeng. Saya tanya ke personilnya kata mereka logonya memang agak gepeng. Padahal bisa saya revisi artworknya. Dan resolusinya agak hi-res di Bandcamp jadi saya bilang rawan takut ada yang bajak. Eh taunya benar aja dibajak gak lama darisitu. Semenjak kejadian itu kaya udah hilang kepercayaan aja merekanya. Dulu padahal hubungannya baik sama si Teloch, gitarisnya. Dia juga dulu sering gabut nge DM minta bikinin ilustrasi.
Menurut bio di website, lo agak sedikit buta warna ya? Kalau Nicolas Winding Refn (Drive) karena buta warna output film-filmnya jadi kontras secara visual. Kalau output ilustrasi lo jadi seperti apa?
Kalau misalnya periksa ke dokter belum pernah dan gak mau. Tapi kata anak-anak sih parsial, karena memang sulit membedakan warna-warna gradasi. Merah, ijo, kuning dan ungu suka tertukar. Dulu pertama punya motor dan melihat lampu stopan, saya tahunya lampu merah tuh kebawah kan posisinya, pas nemu yang posisinya horizontal jadinya saya harung ngitung haha. Sering ketuker dikit aja sih sama warna-warna yang mirip.
Kalau buat saya sih outputnya jadi lebih fokus di hitam-putih saja, biar simple dan tidak banyak revisi warna haha. Untungnya saya menemukan ilustrator Riddick yang hitam-putih juga dan ternyata banyak ilustrator yang seperti saya itu.
3 illustrator favorit lo siapa saja?
Yang lagi dipantau sekarang sih Samuel E. Thomas, dari teknis keren dan klien / band yang dia ambil gak sembarangan. Selewat artworknya seperti foto Xerox walaupun dibikin manual. Urusan shading dia jago dan main disitu. Artem Grigoryev, dia tuh engraving dan etching kaya Gustave Dore. Cuma lebih ke objek yang tidak terlalu tua. Dia layoutnya dinamis jadi enak dilihat. Terakhir ada Bharata Danu, punya band Dystopian Dog, sama Asylum Uniform. Dia oke sih karakter artwork & visual-visualnya, dia bagus juga ngebranding dan tau arahnya kemana, cara komunikasi dengan clientnya juga bagus.
Proses berkarya lo dari awal sampai jadi berapa lama? Gimana prosesnya?
Kalau proses pengerjaan sebenernya tergantung dari konsep yang di kasih client, bisa lama kalau konsep & objeknya banyak dan lumayan rumit. Dan yang bikin lamanya juga itu dari proses risetnya dari ide di aplikasikan ke sketsa terus kalau udah di ACC baru turun ke proses inking. Kalau simpel 1 minggu sampai 10 hari sebetulnya bisa kelar, tapi kalau lumayan rumit bisa sampai 1 bulan lebih.
Words & interview by Aldy Kusumah