Fahmi adalah salah satu founder Hijack Sandals, yang kini juga sedang fokus mendevelop Akross, brandnya yang lebih versatile. Walaupun produk awal dari Akross adalah footwear, Fahmi tidak ingin Akross dibatasi menjadi brand footwear saja, karena Akross akan bereksperimen dengan bentuk, fungsi dan tentunya menjadi produk all-terrain, sehingga nyaman untuk dipakai jalan-jalan di perkotaan maupun hiking di medan yang sulit. Mari berbincang dengan Fahmi mengenai Akross..
“Gw berharap masing-masing brand bisa punya value unik yang di share..â€
Halo Fahmi! Apa kabar? Sedang sibuk mengerjakan apa saja sekarang di Akross?
Halo Aldy dan team Jeurnals! Baru beres tempur nih hehe Kabar baik, masih ngerjain Hijack dan Akross cuma sekarang memang fokus nya lagi di Akross karena akhirnya baru rilis kemarin setelah bertahun-tahun development. Ada beberapa upcoming collab tahun depan yang lagi kita develop dari material dan campaign nya. Pretty much itu sih yang lagi saya kerjakan di Akross sekarang.
Lo juga salah satu founder Hijack Sandals. Bagaimana transisi lo dari mendevelop sandal ke sepatu all-terrain? Apa ada kesulitan dan cerita unik dari proses ini? Dan kenapa kepikiran untuk membuat brand sepatu baru?
Sebenernya ga terlalu susah ya transisinya karena kita disini basicnya penyuka sneakers dan apapun yang berhubungan sama footwear. Sebenernya Akross dibuat karena ada sebuah keresahan dan ada beberapa material yang ga mendukung untuk footwear all terrain pas lagi ngerjain Hijack. Jadi awal membuat Akross itu dari situ. Saya, Zaky dan team Dash-A Lab (team R&D hijack) ide nya semakin liar, karena kita kurang suka yang standar-standar aja. Jadi semakin menyusahkan diri hahaha. Dan jadilah sepatu Akross tersebut. Tapi proses kreatif dan develop seru-seru aja. Cuma yang sulit ini tuh karena kita biasa main sendal dan baru masuk ke dunia sepatu, jadi kita mulai jadi anak bawang lagi. Tapi ada privilege dari Hijack dimana kita ada link di Jepang dan negara lain, sehingga kita juga bisa menawarkan sister brand kita ke mereka.
Sebenarnya Akross ini bukan brand sepatu, tetapi kita akan eksploratif dan mengeluarkan pendukung-pendukungnya. Bisa jadi apparel dan pendukung lainnya. Tetapi konsep all-terrain kita ya berarti ada untuk perkotaan nya juga. Jadi Akross semakin sini idenya semakin liar dan berkembang, ga cuma sendal sepatu dan outdoor aja.
Akross memiliki tagline #TowardsAllTerrain dan memiliki nama IG Akross.world. Apakah dari awal lo sudah menargetkan kalau sepatu ini harus mendunia? Konsep all terrain yang lo maksud itu seperti apa?
Betul sekali kita sudah langsung menargetkan pasar kita ke dunia karena kita percaya dari apa yang kita lakukan di Hijack bisa kita terapkan juga ke Akross. Dan somehow animo di dunia sudah lumayan ada dan keliatan, terlebih di Jepang, jadi di Maret nanti kita akan coba eksibisi juga. Di website juga kita bikin yang worldwide aja jadi bisa dibeli dimanapun. Dari segi campaign juga akan lebih keluar aja sebenernya.
Konsep all-terrain ini basically apa yang ga bisa di provide oleh Hijack. Karena Hijack ini kan cuma bisa dipake di perkotaan dan paling di curug haha. Kalau si Akross ini bisa dipakai hiking dengan segala material Vibram dan Ortholite yang kita pake. Sangat durable dan bisa diajak hiking dan trekking. Secara campaign kita main banget sih, ga cuma menampilkan hiking tapi ada pemakaian perkotaan nya juga.
Koleksi pertama kalian adalah The Horizon yang menampilkan sepatu Hotaru, Deserted Motel dan Riverbank dan juga turunan sendal nya. Konsep apa saja yang kalian terapkan di The Horizon dan kenapa tetap membuat sendal juga untuk koleksi pertama nya?
Karena memang setelah rilis sandals udah mulai develop sepatu ini, bahkan sebelum rilis sendal nya. Jadi emang ada continuitynya dari campaign sandals itu ke sepatunya. Kenapa bikin sandals? Karena memang source kita itu basicnya sendal jadi rilis sendal dulu. Cuma kedepan nya seperti yang gw bilang tadi Akross akan bikin yang lebih luas lagi, ga cuma sendal dan sepatu.
Top 5 sepatu daily-beater favorit lo apa saja dan kenapa?
Yang pasti Akross enak dipake kemana-mana, tiap hari gw pake. Mau jalan ke mall ato kemana juga bisa.
Nike Blazer dari dulu gue pake sih, karena gw suka yang klasik.
Nike Tailwind juga gue suka karena design klasik nya.
Asics Kayano gue beli pas pandemi ternyata enakeun pisan sampe sekarang kepake.
Clarks yang dikasih pacar hampir tiap hari dipakai, sudah mulai ke post sneakers era jadi yang tadinya pake sneakers sekarang saya mulai pake Clarks hahaha..
Kalian menggunakan Vibram outsole dan Ortholite insole di sepatu-sepatu Akross. Kenapa memilih 2 brand tersebut untuk di aplikasikan di sepatu Akross?
Karena sudah terbukti juga sih, brand-brand panutan kita juga banyak yang pake Vibram dan Ortholite. Dan kita juga udah dapet license nya jadi punya keleluasaan untuk memilih banyak produk Vibram yang ada di market, semua bisa kita pake. Kalau Ortholite jelas perlu untuk mendukung activitynya, kita butuh insole bagus untuk mendukung activity, mereka mengikuti arc support dan kenyamanan itu kuncinya ada di insole.
Pendapat Lo mengenai trend kultur footwear di Indonesia belakangan ini? Apakah lo juga seorang sneakerhead?
Trend footwear di Indo mah ya karena mass media yang sekarang bisa diakses siapapun juga yah. Kalau dulu kan saya cuma bisa baca majalah yang dibawa teman saya dari luar negeri. Sekarang sih resource banyak dan informasi ada dimana-mana. Kultur jaman sekarang sih gue seneng, kaya kemaren ke Jepang juga sudah banyak yang membicarakan footwear lokal disebut. Mungkin semakin banyak brand sepatu, semakin banyak produksian yang bikin juga, gw berharap masing-masing bisa punya value unik yang di share. Gue berharap brand-brand lain juga bisa masuk ke negara luar, karena secara bisnis dan finansial bisa mengembangkan banget brand lo. Gue sih dibilang sneaker head juga engga sih karena gue pake yang klasik-klasik aja dari dulu haha..
Bagaimana awal histori dan konsep dibalik Akross? Kenapa memutuskan untuk terjun juga ke industri footwear dan apa yang membedakan Akross dari brand-brand sejenis lain nya?
Awal histori 2018/2019 gue Zaky dan team Dash-A Lab diskusi dan sudah mulai develop ke arah yang versatile bahkan sebelum trend gorpcore itu beken. Kayanya kita perlu suatu footwear yang lebih versatile dan crossing berbagai activity, Vando dari team Dash-A Lab ngasi Namanya Akross aja pake “Kâ€. Singkat ceritanya itu sih. Diperjalanan Develop nya makin seru dan nemu-nemu juga material yang bagus-bagus. Salah satunya Vibram dan Ortholite. Yang paling spesial ini gue, Zaky dan team lebih leluasa untuk ngedesign. Karena Akross masih baru jadi lebih seperti budak cengos yang bisa ngapain aja, spirit DIY nya masih ada dan liar. Secara planning pun sampai 2 tahun kita sudah ada. Seseru itu lah. Value Akross yang membedakan dari brand lain mungkin lebih versatile dan kelebihan nya pake Vibram dan Ortholite itu. Activity-activity yang nanti akan kita suguhkan juga akan menjadi kejutan lah dan bakal berbeda dari brand-brand lain nya..
Hijack baru saja merilis kolaborasinya dengan salah satu legenda footwear Indonesia; Swallow. Bisa ceritain dikit ga proses dan konsep dibalik kolaborasi ini? Bagaimana pengalaman lo dengan sendal Swallow dari kecil sampai sekarang?
Gagasan dari kolaborasi ini sejujurnya banyak reflek ke kehidupan sehari hari disekitaran kita yang gak pernah lepas dari sendal jepit. Mau ke warung, mesjid, ngambil orderan gofood, kalo jaman saya main boy-boyan sama main bola plastik yang sendal jepitnya bisa berfungsi jadi batas gawang atau jadi “glove†keeper.
Bagi team dari Hijack, ini sebuah pengalaman yang menyenangkan sekali. Karena bisa kerja sama dengan brand yg ada dari kita kecil, tumbuh bareng sampai akhirnya bikin campaign bareng .. buat gua pribadi mah ini project yg soulful banget.
Pertanyaan terakhir: Di usia lo sekarang kalau harus memilih salah satu, apa lo lebih mementingkan looks dari sebuah sepatu atau comfort nya pada saat dipakai?
Di usia gue sekarang itu.. Hmm dua-duanya sih. Karena looks itu sebuah tampilan yang mendukung lo sebagai seseorang. Jadi teu bisa milih. Comfort tapi looksnya butut gw juga gamau. Yang looksnya bagus tapi ga comfort apalagi haha. Buat gw dua-duanya penting euyy. Jadi kumaha tah? Kalo boleh milih di usia sekarang gue lebih wise untuk memilih yang enak dipake jalan.. Tapi looksnya bagus juga hahahah! Lieur ah Dy, geus nya hahaha..
Words & interview by Aldy Kusumah
Photo taken from Fahmi’s & Akross archives