Dari tagline albumnya yang “unskippable†dan susunan tracklist yang terjaga rapi, eleventwelfth akhirnya menghadirkan debut album mereka setelah lebih dari 10 tahun aktif berkarya menciptakan lagu dengan tuning gitar yang tidak umum. Mari berbincang dengan Almas, Rona, Kessa dan Petir mengenai CHON, album-album emo favorit mereka dan hal ter-emo yang pernah mereka alami..
“Banyak sekali musisi lain yang tidak bangga dengan album-album awalnya, kita tidak ingin seperti itu.“
Album “Similar” mempunyai tagline sebagai “album yang tidak perlu di skip dan menawarkan experience untuk dinikmati secara keseluruhan”. Album-album apa saja yang tidak di skip oleh para personil eleventwelfth?
Rona: Tidak pernah skip mendengarkan album apapun, dan hanya mendengarkan album apabila ingin mendengarkan lagu.
Almas: Album OST Tarzan (Original Motion Picture Soundtrack) karena isian partitur perkusinya sangat magical dan itu yang bikin gue pengen belajar main drum.
Kessa: Karena gue tumbuh di jaman masih beli rilisan kaset aja, kayaknya hampir semua album favorite gue nggak pernah gue skip sih.
Petir: Kalau denger album pasti engga pernah gua skip sih karena dengerin album memang enak nya jangan di skip.
Kenapa baru memutuskan untuk membuat debut album di tahun 2023 setelah eksis cukup lama?
Almas: Karena sudah waktunya..
Rona: Karena ingin membuat album pertama yang near-perfect menurut standar kita sendiri, yang penting kita puas dan tak terkesan terburu-buru. Alhasil, kita bangga dengan album ini. Banyak sekali musisi lain yang tidak bangga dengan album-album awalnya, kita tidak ingin seperti itu.
Kessa: Proses membuat album nya sih udah berjalan dari 2018 ya, tapi emang baru rampung dan akhirnya rilis di 2023..
Petir: Kebetulan di 2020 ada musibah besar yang berimbas ke segala kegiatan manusia di seluruh dunia. Nah, itu termasuk rencana elenventwelfth yang tertunda dan akhirnya bisa dirilis pada tahun 2023.
Jika harus memilih, pilih mana: midwest emo atau math-rock? Kenapa?
Almas: Jazz.
Rona: Math Rock, terkesan lebih segmented.
Kessa: Math-rock aja deh, karena kita featuring Mario Camarena dari CHON.
Petir: Math-rock.
“(Saya) Tidak pernah skip mendengarkan album apapun, dan hanya mendengarkan album apabila ingin mendengarkan laguâ€
Bagaimana awalnya kalian bisa berkolaborasi dengan Mario Camarena dari band math-rock CHON? Kenapa memilih dia sebagai kolaborator?
Almas: Coba Kessa atau Rona tolong dijawab..
Rona: Ini Kessa yang akan cerita.
Kessa: gue persingkat aja ya, waktu itu gue nonton CHON di Singapore, beres mereka manggung ternyata ada sesi meet &greet gitu dan mungkin Mario notice gue. Dari situ Mario gue suruh dengerin eleventwelfth dan ternyata suka, yaudah gue belaga gila aja bilang kalo kita lagi proses pembuatan album dan nanya mau nggak dia isi solo gitar di lagu kita, dia jawab mau! Kenapanya ya menurut gue dia cocok, dia tau musik eleventwelfth arahnya kemana, jadi nggak perlu banyak brief kita udah yakin pasti isian gitar solo dia pasti klop sama materi album kita.
Petir: Thanks kess udah dijawab ya..
Lagu-lagu di album kalian terkesan muram dan bahkan kalian memberi tissue untuk para penonton showcase kalian. Apakah kalian semuram itu keseharian nya?
Almas: Sehari-hari nggak muram sih, cuma emo aja..
Rona: Tidak juga sih, karena semua kemuraman sudah tersalurkan di lagu-lagu kita haha..
Kessa: Bener kata Rona.
Petir: Ya, karena kita sudah tidak punya bapak dan kalau berkomunikasi cuma bisa melalui doa.
5 album emo favorit masing-masing personil apa saja?
Almas: Gue nggak banyak dengerin lagu emo. Tapi album Samsons yang “Perjalanan Hidup†bagus banget!
Rona:
1. Stay Ahead of the Weather – We Better Get Goin’ If We’re Gonna, bukan album sih tapi EP. Tidak ada EP ini tidak ada eleventwelfth soalnya, Almas pertama kali mengajak saya main band untuk buat musik seperti ini.
2. Alexisonfire – Watch Out, bukan emo sih lebih ke Post-hardcore yang ada unsur emonya. Album yang membuka dunia obscure music di luar Radio Rock di dalam hidup saya.
3. Boys Night Out – Boys Night Out, underrated banget.
4. Pianos Become the Teeth – Keep You, impact album ini sangat besar karena cerita tentang kehilangan Ayah yang dimana waktu album ini keluar Ayah saya masih hidup. Setelah Ayah saya meninggal baru kena sejadi-jadinya. Album yang buat saya jadi ingin punya sesuatu untuk didedikasikan ke mendiang Ayah saya yang main band juga.
5. Into It. Over It. – Proper, setelah Almas mengajak saya ngeband saya jadi mengulik Stay Ahead Of The Weather dan ternyata vokalis bandnya punya solo project ini. Akhirnya jadi kecantol dan jadi ikut ingin membuat musik dengan mood yang sama.
Kessa:
ini album yg menurut gue aja emo, belum tentu menurut orang lain emo ya:
1. Sheila On 7 – 07 Des, lebih emo dari album “Kisah Klasikâ€.
2. Box Car Racer – Box Car Racer, Tom Delonge emo-phase dimulai disini hahaha
3. Blink-182 – Untitled, kurang emo apa lagu ‘Stockholm Syndrome’.
4. John Mayer – Battle Studies, pasca putus dari Jennifer Aniston menurut gue ini album emo-nya John Mayer.
5. Funeral For A Friend – Casually Dressed & Deep in Conversation, salah satu album emo yang nggk akan gue skip!
Petir:
Warm Thoughts – Mar Vista
Jawbreaker – 24 Hour Revenge Therapy
Macseal – Super enthusiast
Pohgoh – Du Ind Ich
Ache – Ache EP
Saves The Day – Through Being Cool
City and Colour – Sometimes
Signals Midwest – At This Age
Semuanya album yang sering gua putar sampai sekarang dan sudah berusia lebih dari 5 hahaha..
Bagaimana proses pembuatan “Similar”? Apakah bisa diceritakan dari ide awal, konsep, penulisan materi sampai proses recordingnya?
Almas: Ron, tolong jawab Ron..
Rona: Kita buat konsepnya dulu, sebenarnya sudah mulai demo dari 2018 tapi karena banyak hal jadinya belum serius untuk benar-benar menggarap album. Akhirnya pandemi dan karena aktivitas band jadi pause, akhirnya jadi pemicu untuk melanjutkan demo album. Konsepnya ingin buat album yang bisa dibolak-balik tracklistnya, jadi kita buat lagunya sesuai dengan mood lagu apa yang cocok untuk jadi track 2 atau 10, 4 atau 8, dan seterusnya. Kalau mau lebih dalam sebenarnya konsepnya lebih ribet lagi tapi nanti interview ini jadi 80 halaman haha. Ini pertama kali kita buat sesuatu dengan Produser, dan pertama kali juga kita buat lagu full Pre-pro tanpa jamming di studio sama sekali. Kita baru latihan lagu-lagu di album SIMILAR setelah albumnya rilis haha.
Kessa: Karena proses pembuatan albumnya panjang jadi kayaknya nggak akan cukup kita jabarin satu-satu disini, tapi jawaban Rona sudah cukup singkat, padat, dan jelas.
Petir: Thanks Na sudah menjelaskan panjang lebar.
Kalau bisa mengganti nama band, bakal kalian ganti dengan apa nama band kalian? Kenapa memilih eleventwelfth pada awalnya?
Almas: Nggak pengen ganti nama. Rona lagi coba yang ceritain..
Rona: Akan ganti jadi eleventwelfth Reborn atau eleventwelfth Perjuangan haha. Memilih eleventwelfth pada awalnya karena ingin pakai angka, terinspirasi blink-182.
Kessa: Gamau ganti sih, udah cukup catchy walaupun sering banyak yg suka salah tulis hahaha!
Petir: eleventwelfth sudah cukup bagus untuk sebuah band emo hehe..
Pertanyaan terakhir: kapan kalian terakhir menangis? Hal-hal apa yang membuat kalian menangis?
Almas: Beberapa tahun yang lalu pas bokap gue meninggal.
Rona: Terakhir menangis waktu cerita ke pacar saya tentang liriknya Pianos Become the Teeth di album “Keep You†beberapa hari setelah ayah saya meninggal. Baru kali itu baca lirik berasa karena dia buat “Keep You†setelah Bapaknya meninggal juga. Akhirnya saat itu memutuskan apapun yang saya buat akan saya dedikasikan untuk Bapak saya, akhirnya lahirlah EP eleventwelfth.
Kessa: Terakhir nangis tuh pas gue nikah, tapi kemarin pas SIMILAR SHOWCASE Jakarta lumayan hampir nangis sih, nangis bahagia!
Petir:
Pas bapak meninggal
Ketika eleventwelfth showcase pas bagian penonton nyanyi bareng
Pas plafon rumah orang tua gua roboh ruang tamunya. Bersyukur untung ibu gua lagi ga didalam rumah.