Dielus dengan manja, lalu diakhiri dengan pukulan bertubi-tubi adalah gambaran rasa takut ketika menonton film The Medium. Film horor yang banyak menarik perhatian di penghujung tahun 2021 ini disutradarai oleh Banjong Pisanthanakun yang berhasil membuat bulu kuduk berdiri melalui film Shutter dan Alone. Lalu ada penulis naskah sekaligus produser Na Hong-jin yang terkenal dengan penulisan cerita yang tidak mudah ditebak di film The Chaser dan The Wailing, sampai dijuluki sebagai master of ambiguity asal Korea Selatan.
Â
Â
The Medium menceritakan tentang kru film dokumenter yang berkeliling Thailand untuk meneliti kehidupan orang pintar atau dukun. Akhirnya mereka menemukan Nim, seorang dukun wanita yang tinggal di desa Isan, Thailand secara turun menurun dirasuki oleh Dewa Bayan. 10 menit pertama kita disuguhkan oleh pengambilan gambar ala-ala national geographic desa Isan yang asri dan bagaimana masyarakat desa melakukan ritual untuk menghormati dewa, disertai narasi dari Nim yang menjelaskan bagaimana awalnya dia menjadi dukun juga banyaknya dewa yang dipercayai. Termasuk Dewa Bayan yang merasukinya. Tidak ada yang tahu Dewa Bayan asal muasal Dewa Bayan, tapi masyarakat desa Isan sudah mempercayainya sejak lama.
Suatu saat, Min harus menghadiri pemakaman Willow yang meninggal karena penyakit. Willow merupakan suaminya Noi saudara kandung Min. Harusnya, Noi ini menjadi penerus untuk menjadi dukun tapi dia menolak. Karena Noi menolak, akhirnya Dewa Bayan pun memilih Min untuk menjadi perantaranya. Di acara pemakaman ini Nim, putri satu-satunya Noi beberapa kali memperlihatkan tingkah yang aneh. Min pun mulai merasakan ada yang aneh dengan keponakannya ini. Sebagai tante dan memiliki kekuatan, Min mencari sebab mengapa Nim tiba-tiba menjadi aneh
Sepanjang film ini pun memperlihatkan berbagai cara atau ritual dilakukan oleh Min untuk menyembuhkan Nim. Disitulah pengambilan gambar dari tim dokumenter pun berubah drastis menjadi lebih tidak stabil dan suasana pun berubah menjadi lebih suram sehingga menimbulkan efek yang lebih mencekam. Akhirnya Min pun meminta bantuan dari dukun yang lebih kuat. Dari situ ada hitungan mundur enam menuju ritual penyembuhan Nim. Selama enam hari itu tiap harinya ada terus hal mistis yang terjadi dan semakin
Alur cerita yang dibangun dengan baik, dimulai dari pengenalan budaya, kisah hidup dukunnya, ritual-ritual yang dilakukan sampai berujung petaka yang menyeramkan menjadi terlihat berbeda dari film-film horor lainnya. Pemerannya pun bagus banget, jadinya kayak emang beneran natural aja gitu filmnya kayak orang-orang biasa aja yang diwawancara. Dengan pendekatan konsep dokumenter yang nonton terasa masuk secara tidak sadar ke dalam ceritanya sehingga membuat The Medium menjadi film terseram di tahun 2021 ini.
Â
Words by Firman Oktaviawang