Setelah sekian lama kami tidak menyaksikan gigs intim Pure Saturday di Bandung, akhirnya event Monumentalia ini seperti mengisi rasa rindu kami pada salah satu band pionir dari Bandung tersebut. Ditambah lagi ada pengisi acara lain seperti Mooner, Rekti Yoewono dan tentunya band yang sedang hangat dalam beberapa bulan ini: Perunggu.
Ya, venue di Mr. Roastman Experience ini pun sangat mendukung suasana dan atmosfer yang menarik: open space yang luas, space yang cukup menampung para pengunjung agar bisa menyaksikan band-band favorit mereka dan kapasitas pun terasa pas, tidak terlalu crowded dan juga tidak terlalu sepi. Cafe di daerah Ciumbuleuit ini disulap oleh team penyelenggara Warkop Musik menjadi sebuah venue musik yang asik; ada area showcase sejarah Pure Saturday, area makanan & minuman, dan tentunya stage yang ditempatkan di area skatepark kafe tersebut.
Mooner membuka perhelatan ini dengan racikan stoner, psychedelic dan prog-rock nya. Tata lampu dari Convert.id di stage pun membuat penampilan mereka terlihat megah. Mooner adalah supergrup gabungan dari beberapa band seperti The Slave, Sigmun, dan The SIGIT. Mooner beranggotakan Rekti (bass), Absar (gitar/vokal), Marshella (vokal), dan Tama (drum, vokal). Setelah Mooner “memanaskan†panggung dengan penampilannya dan mengcover lagu “Nyala†dari Pure Saturday, pendatang baru pemenang submission Ray Viera Laxmana tampil. Aransmen musik yang keren dan lirik Indonesia yang lugas dari lagu-lagu Ray Viera Laxmana menghipnotis perhatian para pengunjung. Setlist Ray Viera juga mengcover lagu “Desire†dengan apik, yang bagi beberapa pengunjung mungkin adalah salah satu lagu ikonik dari PS.
Selanjutnya adalah penampilan dari Perunggu. Pertama kali melihat mereka tampil saya langsung bisa menyimpulkan kalau ini adalah band yang sudah “jadiâ€. Sound yang top notch, urutan setlist yang pas dan stage banter Maul Ibrahim (vokal) konon selalu menjadi ciri khas Perunggu setiap mereka tampil. Bahkan disebelah saya ada seorang pengunjung yang bernyanyi dan hafal semua lirik lagu Perunggu dari “Tarung Bebasâ€, “Canggihâ€, “Ini Abadi†sampai “P.R.A.M.â€. Perunggu pun mengcover “Spoken†dari PS dan menutup set nya dengan “Biang Laraâ€. Selanjut nya adalah giliran pionir indie darlings dari Bandung: Pure Saturday. Kali ini formasi cukup unik, karena mereka dibantu Utink (gitar) dari Polyester Embassy, dan tentunya Rekti yang ikut menyanyikan “Utopian Dreamâ€, “Coklatâ€, “Desireâ€, & “Kosongâ€. Setlist PS kali ini cukup menarik bagi saya pribadi karena banyak memainkan lagu-lagu dari album “Pure Saturday (1996)â€, “Utopia (1999)â€, & “Elora (2005)â€. “Later the Saddest World Downâ€, “Pathetic Waltzâ€, & “Bangku Tamanâ€, disajikan dengan rapi dan tentunya stage banter Iyo (vokal, gitar) cukup membuat para penonton tertawa dengan jokes-jokes “sektoral†nya. PS pun mengajak Maul Perunggu, Rekti Mooner, Ray Viera Laxmana dan para penonton untuk bernyanyi bersama dan merapat ke panggung. 2 lagu penutup: “Kosong†dan “Pagi†sudah tentu membuat stage-dive tidak dapat terhindarkan. Kedua lagu itu cukup membuat semua pengunjung bernyanyi lantang dan pulang dengan senyuman lebar.
Words by Aldy Kusumah