Southern Lord adalah label rekaman independen yang berbasis di Los Angeles, California, yang mengkhususkan diri pada genre niche metal eksperimental seperti drone metal, stoner rock, heavy metal, doom metal, sludge, dan kemudian memperluas roster-nya dengan menyertakan rilisan-rilisan dari band black metal, hardcore punk, dan crust punk. Didirikan pada tahun 1998 oleh Greg Anderson, yang juga dikenal sebagai personil Sunn O))) dan Goatsnake. Southern Lord telah merilis album oleh beragam artis, antara lain Sunn O))), Power Trip, Nails, Earth, Boris, Pelican, dan Wolves in the Throne Room. Label ini terkenal atas dedikasinya terhadap musik underground dan komitmennya terhadap rilisan vinyl, sering kali menampilkan kemasan yang rumit dan rilisan-rilisan limited edition. Southern Lord telah mendapatkan reputasi keren karena rilisannya yang berkualitas tinggi dan telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan scene metal bawah tanah.
Greg Anderson menjalani kehidupan ganda sebagai musisi dan pemilik label rekaman. Kadang kedua hal itu bertentangan satu sama lain, tetapi Greg Anderson berhasil menyeimbangkan kebutuhan label dengan kehidupan musisi eksperimental. Sebagai seorang musisi yang menjalankan sebuah label, Greg memiliki empati terhadap artis/musisi lain dan mencoba memperlakukan band-band di label tersebut sebagaimana dia (sebagai musisi) ingin diperlakukan oleh sebuah label. Kami yakin Greg Anderson pun sudah memiliki staff yang bisa mengurusi labelnya dengan baik saat dia melakukan ibadah touring bersama Sunn O))). Memang ada beberapa ejekan mengenai Southern Lord sebagai “beard metal†atau hipster metal, tapi ejekan-ejekan tersebut sama sekali tidak penting, karena kita semua tau Southern Lord is the real deal. Berikut adalah beberapa album terbaik Southern Lord favorit kami. Here goes the Southern Lord starter pack:
1. Sunn O))) – Black One
“Sunn O))) – Black One” adalah salah satu album drone metal yang esensial. Sunn O))). merilis “Black One” pada tahun 2005. Album ini mempunyai sound yang eksperimental dan penuh dengan riff-riff drone bertempo super-lambat, juga ditandai dengan karakter sound frekuensi yang sangat rendah, pengaruh black metal, gitar yang sangat terdistorsi, dan komposisi yang minimalis. “Black One” juga menampilkan kolaborasi dengan berbagai artis termasuk Malefic (Xasthur), Wrest (Leviathan), dan Oren Ambarchi. Album ini terkenal dengan tema gelap dan atmosferiknya, dengan lagu yang sering kali menampilkan drone yang panjang dan berkelanjutan serta nada disonan. Konon, Malefic (yang mengidap klaustrofobia) merekam vokalnya selagi dikurung didalam peti mati oleh duo pentolan Sunn O))), Greg Anderson dan Stephen O’Malley. Dengarkan yang satu ini menggunakan headphones / earphones.
2. Earth – The Bees Made Honey In The Lion’s Skull
Dylan Carson membuat Earth di tahun 1989 dan konon dialah yang menciptagan genre drone metal. Dylan Carson juga adalah sahabat dekat Kurt Cobain (yang diminta oleh Kurt untuk membelikan shotgun). Album studio kelima ini band drone metal Amerika ini dirilis pada tahun 2008. Earth dikenal dengan pendekatan ultra-minimalis dan atmosferiknya di genre drone metal, menggabungkan elemen musik ambient, country dan folk ke dalam sound mereka. “The Bees Made Honey in the Lion’s Skull” sering dipuji karena soundscapes sinematiknyai. Album ini menampilkan perpaduan drone gitar yang heavy dan terdistorsi, melodi yang menghantui, dan riff-riff Spaghetti western yang gelap. Ya, kami tau album “Hex†adalah album terbaik mereka, tetapi “The Bees Made Honey in the Lion’s Skull” adalah favorit kami.
3. Lair of The Minotaur – The Ultimate Destroyer
Lair of the Minotaur adalah band sludge metal yang sedikit obscure. Mereka dikenal karena sound-nya yang agresif dan heavy, dan sering kali mengambil inspirasi dari tema mitologi dan fantasi ala Tolkien. Salah satu album terbaik mereka yang berjudul “The Ultimate Destroyer” dirilis pada tahun 2006. Album ini memiliki karakter sound yang raw dan intens, menampilkan riff yang keren, drumming yang epik, dan vokal parau khas dari Steven Rathbone. Liriknya sering kali mendalami tema kekerasan, peperangan, dan pertarungan mitologi kuno, yang mencerminkan estetika dan image band ini secara keseluruhan. Siapa sangka, elemen-elemen doom metal, sludge dan thrash bisa dileburkan menjadi “ramuan†yang menarik oleh Lair of the Minotaur di album ini.
4. Wolves in the Throne Room – Celestial Lineage
“Celestial Lineage” adalah album ketiga dari band black metal Amerika Wolves in the Throne Room. Album ini dirilis pada tahun 2011, sebuah follow-up setelah album mereka “Two Hunters” (2007) yang banyak mendapat pujian kritis. Mirip dengan karya mereka sebelumnya, “Celestial Lineage” dicirikan oleh pendekatan atmosferik dan inspirasi alam Wolves in the Throne Room terhadap black metal. Album ini menampilkan campuran elemen black metal yang agresif yang dikombinasikan dengan part-part ambient, melodi, field recordings dan tekstur yang atmosferik. Secara lirik, “Celestial Lineage” melanjutkan eksplorasi band ini terhadap tema-tema yang berkaitan dengan alam, spiritualitas, dan mistisisme. Judul albumnya sendiri menunjukkan adanya hubungan dengan alam surgawi atau alam eksistensi yang lebih tinggi. Album ini semakin memperkuat reputasi Wolves in the Throne Room sebagai salah satu band terkemuka dalam genre black metal atmosferik yang epik.
5. The Secret – Solve et Coagula
Apa yang terjadi jika Converge bertemu dengan Darkthrone? The Secret adalah jawabannya. Band Itali ini pun berkesempatan untuk merekam album epik ini dengan produser yang tidak lain adalah Kurt Ballou dari Converge.
6. Boris – Pink
Kekuatan Pink hadir dengan influence yang besar dari shoegaze. Dari mengawangnya track pembuka “Farewell†hingga reverb basah di lagu “My Machineâ€, band yang mengambil nama mereka dari lagu Melvins juga menyalurkan sound-sound ala post-rock seperti Mogwai atau This Will Destroy You. Pada album ke 10-nya ini Boris memberikan sensasi lain yang tidak terdapat di album-album mereka sebelumnya. Sound gloomy ini tentunya muncul dari direksi trio gitaris Wata, bassis Takeshi (dengan bassline stoner metal dan garage rock) dan drummer Atsuo yang mengerjakannya Pink dengan eksplorasi maksimal. Namun Pink masih menggunakan noise metal. Dari riff hard rock “Pseudo Bread†dan sound kotor di “Nothing Specialâ€. Track penutup adalah lagu “Just Abandoned Myself†yang berdurasi hampir 20 menit diputar, noisy, tetapi berhasil menutup album dengan epik. Dan lagi, ini adalah band yang yang sangat prolifik: 29 album, puluhan single, EP, kompilasi & split album. Tetapi diantara masifnya rilisan mereka, “Pink†tetap menjadi album yang sangat stand out bagi kami.
7. Power Trip – Nightmare Logic
Mungkin ini adalah satu-satunya rilisan Southern Lord yang mendapat nominasi Grammy Awards. Ini adalah salah satu album thrash “klasik†di era kontemporer ini. “Nightmare Logic” adalah album kedua oleh band thrash metal crossover asla Amerika, Power Trip. Ddirilis pada tahun 2017 dan menerima pujian kritis yang luas, dan membawa Power Trip menjadi salah satu band thrash metal modern yang mencapai titik mainstream. “Nightmare Logic” dicirikan oleh sound yang agresif dan berenergi tinggi, mengambil pengaruh dari band thrash metal klasik sambil memasukkan elemen modern ke dalam musik mereka. Album ini menampilkan riff cepat yang berotot, dentuman drum, dan vokal yang intens, menciptakan pengalaman sonik yang raw dan intens. Secara lirik, “Nightmare Logic” mengeksplorasi tema kerusakan masyarakat, korupsi politik, dan tema-tema personal. Almarhum Riley Gale adalah seorang legenda.
8. Sunn O))) & Boris – Altar
Sebuah split album yang dibuat oleh pionir drone Sunn O))) dan band metal eksperimental asal Jepang tentunya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Membayangkan 5 orang ini berada di satu studio untuk merekam lagu-lagu epik ini saja sudah membuat kami merinding. Yang menarik dari “Altar†adalah bagaimana output kolaborasi ini ternyata bisa lebih “aksesibel†jika dibandingkan rilisan-rilisan personal dari Sunn O))) dan Boris.
9. Black Breath – Sentenced To Life
“Sentenced to Life” melanjutkan pendekatan agresif dan intens Black Breath terhadap sludge metal, memadukan unsur-unsur punk hardcore dan death metal ke dalam sound mereka. Album ini menampilkan riff-riff yang dahsyat, drum yang epik, dan vokal yang raw dan parau, menciptakan pengalaman sonik dengan intensitas tanpa henti. Secara lirik, “Sentenced to Life” mengeksplorasi tema keputusasaan, pembusukan, dan nihilisme, yang mencerminkan sifat musik yang suram dan tanpa kompromi. “Sentenced to Life” memantapkan reputasi Black Breath sebagai salah satu band sludge metal modern yang patut diperhitungkan. Bahkan untuk kalian yang tidak menyukai sludge pun, album ini tergolong “catchy†dan sangat aksesibel.
10. Om – Pilgrimage
Om adalah band bass/drum duo yang unik, mereka memadukan elemen-elemen dari stoner rock, drone, pengaruh musik Timur, dan tentunya riff-riff Black Sabbath. Pada album ini, Om adalah Al Cisneros (Sleep, Asbestosdeath, Shrinebuilder) dan drummer multi-talenta Chris Hakius (Sleep, Asbestosdeath). Direkam oleh produser Steve Albini (Nirvana), tentunya Pilgrimage bukan sembarang album. Pada rilisan ini, mereka akhirnya menemukan bahwa distorsi juga dapat memiliki efek meditatif. Heavy rocker utama dalam album ini adalah “Bhima’s Theme†yang berdurasi 11 menit penuh dengan Riff berlumpur droning yang dipengaruhi oleh gaya timur, permainan drum yang berat dan tribal, dan vokal khas Cisneros yang melambung dan melengking.
Words by Aldy Kusumah