Rilisan-rilisan menarik dari Fat Wreck Chords pasti pernah melintas di kehidupan kalian, entah itu pada saat kalian beranjak dewasa (SMP, SMA, Kuliah) ataupun ketika kalian baru mendengarkan rilisan FWC pada saat sudah bekerja. Rilisan-rilisan ikonik mereka seperti Lagwagon – Let’s Talk About Feelings (1998), No Use For A Name – More Betterness (1999), Hi-Standard – Angry Fist (1997), sampai NOFX – I Heard They Suck Live!! Sudah pasti pernah mampir di CD player ataupun menghiasi Winamp media player kamu pada saat itu. Untuk kasus saya, beberapa kaset-kaset bootleg rilisan Fat Wreck Chords pernah saya dapatkan di lapakan depan BIP (Bandung Indah Plaza) dan saya juga banyak menemukan CD bekas rilisan Fat Wreck di DU atau juga di lapakan-lapakan Cihapit. Roster-roster Fat Wreck Chords pun dikurasi dengan baik oleh Fat Mike (NOFX), selaku label owner. Band-band seperti The Ataris, Propagandhi, Rancid, Descendents, sampai Against Me! pernah merilis sesuatu di label ini, entah itu EP, album kompilasi, single, album live atau LP.
Uniknya, walaupun berfokus pada punk rock, roster artist Fat Wreck cukup bervariasi dari ska-punk (Mad Caddies), hardcore (Sick of it All) sampai folk punk (Joey Cape, Against Me!). Fat Mike (Mike Burkett) dan istrinya pada saat itu, Erin Burkett, menjalankan dan mendirikan label ini secara independen, sampai akhirnya menjadi salah satu label punk terbesar di dunia yang telah menjual jutaan keping album. Mereka juga sempat memberi royalty sebesar $50,000 untuk Propagandhi yang kemudian dipakai Chris Hannah dan Jord Samolesky untuk membuat record labelnya sendiri (G7 Welcoming Committee). Fat Wreck Chords benar-benar bersinar dan merilis beberapa rilisan terbaiknya pada tahun 1999. Jika tertarik untuk digging record label ini ataupun bernostalgia, berikut ini ada rilisan-rilisan Fat Wreck Chords favorit Jeurnals.
Rilisan Fat Wreck Chords favorit JEURNALS:
No Use For A Name – More Betterness (1999)
Jika pada “Leche Con Carne” mereka masih terdengar seperti Bad Religion, NUFAN sudah menemukan karakter kuat-nya sendiri di album ini. Album ini dipenuhi oleh riff-riff dan melodi gitar yang catchy, lirik-lirik yang cukup ikonik dan tentunya ada sebuah cover version dari The Pogues (‘Fairytale of New York’) juga disini.
Propagandhi – How to Clean Everything (1993)
Album debut yang fantastis dari band politikal asal Kanada. Dengan single-single yang masih relevan sampai sekarang: “Anti-Manifesto”, “Ska Sucks” dan “Haillie Sellasse, Up Your Ass” yang juga merupakan lagu anti-zionist dari Propagandhi. Mereka mencampurkan ritme punk, riff-riff metal klasik, ketukan sinkop yang teknikal dan ska kedalam musiknya yang unik.
Lagwagon – Let’s Talk About Feelings (1998)
Mungkin ini adalah album Lagwagon paling “emo”. Selain memiliki tracklist yang bagus, album ini juga sukses secara komersil karena lagu “May 16” ada di soundtrack Tony Hawk Pro Skater. Sebuah lagu yang paling personal dari Joey Cape ketika konon dia tidak diundang ke pernikahan sahabatnya terdekatnya.
The Ataris – Look Forward to Failure EP (1998)
Perkenalan pertama saya dengan The Ataris adalah dari lagu ‘San Dimas Highschool Football Rules’ yang terdapat di EP ini, dan kemudian mereka masukan ke album ikonik mereka yang berjudul “Blue Skies, Broken Hearts.. Next 12 Exits”. Mungkin ini adalah lagu cinta-monyet terbaik yang Kris Roe pernah tulis.
Me First and the Gimme Gimmes – Are a Drag (1999)
Me First adalah band all-star yang diperkuat oleh Joey Cape (Lagwagon), Fat Mike (NOFX), Chris Shiflett (Foo Fighters, No Use For A Name), Dave Raun (Lagwagon, Good Riddance) dan Spike Slawson (Swingin’ Utters). Menariknya, di album ini mereka mengkover lagu-lagu soundtrack dari film musikal (show tunes). Kapan lagi bisa mendengar versi punk dari lagu-lagu seperti “Over the Rainbow” dari film Wizard of Oz, “Favorite Things” dari The Sound of Music dan tentunya “Rainbow Connection” dari The Muppet Movie?
HI-STANDARD – Making The Road (1999)
“Making the Road” adalah album favorit saya dari trio punk rockers asal Jepang yang diperkuat oleh Ken Yokoyama (gitar, vokal), Akihiro Nanba (vokal, bass) dan almarhum Akira Tsuneoka (drums). Kover art nya pun cukup unik karena mengambil sebuah adegan dari film samurai Akira Kurosawa (Yojimbo). Album ini bereisi lagu-lagu terbaik mereka seperti Starry Night, Standing Still, Teenagers Are All Assholes, Stay Gold & tentunya sebuah kover dari Black Sabbath (‘Changes’).
Various Artist – Fat Music For Fat People (1994, compilation)
Ini adalah salah satu kompilasi terbaik yang pernah dirilis Fat Wreck. Tidak ada satu pun lagu buruk disini. CD ini dibuka oleh “Anti-Manifesto” dari Propagandhi, yang disambut oleh “Know it All” dari Lagwagon. Lalu Strung Out, Bracket, Face To Face sampai NOFX secara beruntun menghajar pendengar dengan single-single terbaik mereka.
Rise Against – Revolutions per Minute (2003)
Band melodic hardcore dengan lirik politikal ini memang kerap merilis album bagus, tetapi RPM10 atau Revolutions per Minute adalah album favorit saya. Tidak ada yang bisa mengalahkan album bagus yang dipenuhi lagu catchy, produksi maksimal dan lirik yang ditulis dengan baik. Tim McIlrath tampil prima disini.
Sick of it All – Call to Arms (1999)
Tentunya album terbaik yang pernah ditulis Lou dan Pete Koller bersaudara adalah “Built to Last” (1997), sayangnya “Built to Last” adalah rilisan Equal Vision dan kita sedang membahas Fat Wreck Chords disini. Tetapi sebagai follow-up dari album monumental tersebut, “Call to Arms” adalah sebuah album yang tidak kalah menarik dan dipenuhi lagu bagus dari track 1 sampai akhir. All killer no filler.
Against Me! – Reinventing Axl Rose (2019, reissue)
Ini adalah debut album dari Against Me! Yang juga menjadi rilisan pertama mereka yang ada instrumen gitar listrik, bass dan drums. Tom Gabel (sebelum bertransformasi menjadi Laura Jane Grace) menulis lirik-lirik terbaiknya di album ini. Walaupun kualitas vokal Tom Gabel tidak se-maksimal teknik vokal Laura Jane Grace di kemudian hari, album ini tetap menjadi album Against Me! Yang cukup ikonik karena masih ada unsur folk punk dan kami menyukai kualitas sound raw mereka juga disini sebelum mereka masuk major label (Sire Records) dan merilis New Wave yang juga tidak kalah menarik.
NOFX – The Decline EP (1999)
Mungkin ini adalah salah satu lagu terbaik NOFX. Komposisi dan aransmen mereka disini benar-benar out-of-the box. EP ini hanya berisi 1 lagu yang berjudul “The Decline” dan berdurasi 18 menit. Bayangkan saja aransmen komplex ala Bohemian Rhapsody milik Queen di-aplikasikan ke tubuh NOFX. JIka tidak sedang bercanda, NOFX bisa membuat karya epik seperti ini dan tetap having fun melakukannya.
Words by Aldy Kusumah