Tahun 2023 adalah tahun yang menarik untuk musik. Dengan banyaknya album bagus yang dirilis. Tanpa berbasa-basi, ini adalah beberapa album yang selalu kami putar di playlist kami dengan volume kencang, dan tentunya album-album inilah yang mencuri perhatian kami. Jika kalian mempunyai beberapa rekomendasi, tell us in the comments! Tanpa disajikan secara berurutan, ini adalah beberapa rilisan favorit kami di 2023…
Parannoul – After the Magic
Di album ini, Parannoul menyuguhkan lagu-lagu anthemic yang cocok dibawakan di arena atau stadium. Padahal, lagu-lagu tersebut dibuat di sebuah ruangan kecil, suara 20 orang di studio rekaman yang berasal dari satu komputer, sebuah karya megah nan epik yang dibuat sebagian besar oleh satu orang. Pemilihan detail-detail soung di setiap lagu juga sangat presisi: Indahnya efek tremolo gitar di ‘We Shine At Night’, sound piano dan strings epik ala scoring Japan-RPG yang melebur dengan gitar akustik di ‘Parade’ , atau ritme musik yang menghanyutkan di penultimate track ‘Blossom’. Sangat euphoric. Sound gitar fuzz dan walking bass di ‘Arrival’ membuat saya membayangkan bagaimana Billy Corgan akan membuat simfoni gitar dengan style Siamese Dream pada tahun 2023— dengan menumpuknya layer-layer overdub kecil yang tak terhitung jumlahnya. Sebelum Parannoul, saya tidak membayangkan sound bedroom pop bisa semegah ini. Parannoul bisa meng-elevate bedroom pop menjadi sesuatu yang layak dipertontonkan di venue besar. Output album ini bisa dibilang jauh dari input satu orang yang merekam musiknya didepan sebuah laptop. Bagi saya, ini adalah AOTY material indeed.
Tomb Mold – The Enduring Spirit
Setelah merilis tiga album death metal klasik, Tomb Mold mengambil pengaruh dari luar angkasa (mungkin mengikuti jejak Blood Incantation?). Meskipun The Enduring Spirit penuh dengan part-part gitar yang clean dan aransmen instrumental yang rapih, lagu “Servants of Possibility†dan “Angelic Fabrications†menampilkannya Tomb Mold dalam versi yang lebih heavy, sedikit mengingatkan kita kepada pendahulu mereka di Atheist. Dengan elem-elemen dari jazz fusion, prog ‘70an dan dream pop ala 4AD records, “The Enduring Spirit†adalah album death metal yang cukup unik. Coba saja pasang “Will of Whispers†dengan volume yang kencang. Biarkan Tomb Mold mengguncang dunia kamu.
Yo La Tengo – This Stupid World
Jika kamu merindukan suara gitar Ira Kaplan yang terdengar seperti suara Stratocaster vintage-nya yang tercekik, maka album Yo La Tengo No. 17 ini; “This Stupid World,†adalah performa mereka yang paling keras dan paling epic selama bertahun-tahun bermusik. Dibuka dengan “Sinatra Drive Breakdown†yang berdurasi tujuh menit lebih. Diikuti oleh “Fallout,†yang memiliki riff gitar yang terdengar seperti sesuatu yang direkam pada tahun 1992 di puncak era alt-noisepop, dan kemudian “Tonight’s Episode,†yang dipenuhi feedback, dan sedikit mengingatkan influence terbesar Yo La Tengo: Velvet Underground. “Aselestineâ€, adalah sebuah track laidback yang dinyanyikan oleh drummer Georgia Hubley. Overall, hampir 40 tahun dalam karir mereka sebagai sebuah band, dengan “This Stupid World,†Yo La Tengo telah mencapai puncak teratas musikalitas mereka. This is indierock at it’s finest peak.
boygenius – the record
Album debut dari boygenius adalah ramuan terbaik dari para ratu indie-rcok: Julien Baker, Phoebe Bridgers, dan Lucy Dacus. Di album ini mereka menunjukkannya kepiawaian songwriting mereka dengan kekuatan penuh. Album ini mempertahankan kekuatan dan karakter dari masing-masing: Julien Baker dengan vokal antemik dan lick-lick gitarnya, folk spektral ala Phoebe Bridgers, dan puisi Lucy Dacus yang dibuat dengan tepat. BUkan masalah jika sebelumnya kamu tidak mendengarkan karya solo dari trio ini, “the record†tetap akan menjadi album bagus yang bisa kamu nikmati. Setalah mendengar album ini, saya yakin kalian akan mengecek kembali katalog dan digging rilisan lama dari trio ini.
Noname – Sundial
Bagaimana bisa album hip hop yang politically-charged seperti ini bisa didengarkan dengan mudah dan terdengar catchy? “Sundial†adalah album Noname yang dipenuhi lirik-lirik dengan tema ketidakadilan sosial, yang diilhami oleh teori anti-kapitalis. Rapper asal Chicago ini menunjukkan kecerdasan sosio politiknya terhadap segala hal mulai dari standar kecantikan bagi perempuan kulit hitam sampai teori-teori anti-konsumerisme dan sedikit bumbu marxisme. “She’s a shadow walker, moon stalker, Black author/Librarian, contrarian†dia lantunkan di lagu pembuka album, “black mirror,†sebuah lirik yang powerful yang diselipkan di tengah instrumental yang santai dan vokal latar yang dreamy. “Sundial†adalah karya Fatimah Warner dengan segala kehebatan nya untuk membuat sebuah album jazz hop / neo-soul yang bisa menyaingi “The Low End Theory†milik A Tribe Called Quest.
Caroline Polachek – Desire, I Want to Turn Into You
Jika pada album “Pang†Caroline masih dibanding-bandingkan dengan Kate Bush, di album ini Caroline benar-benar keluar dari ekspektasi tersebut. Lebih eksperimental tidak seperti “Pang†yang lebih dream pop, “Desire, I Want to Turn Into You†adalah Caroline Polachek yang berkarya sebebas-bebasnya. “Bunny Is a Rider†memiliki verse yang tidak catchy, yang justru semakin memperkuat chorusnya yang akan membawamu ke surga electro pop. Sâ€ementara Billions†adalah sebuah lagu cinta yang secara tak terduga menawarkan sesuatu bagi para penggemar Elizabeth Fraser dari Cocteau Twins. Grimes dan Dido bertamu di â€Fly to Youâ€, dan entah bagaimana, perpaduan itu terdengar epic. Meskipun drum’n’bass semakin banyak memasuki irama artis-artis mainstream AS, karya Caroline lebih terasa artsy dan tetap memiliki sensibilitas pop yang kental. Hanya Caroline lah yang bisa terdengar seperti menggunakan auto-tune padahal dia mungkin hanya menyindir trend auto-tune tersebut.
Grrrl Gang – Spunky!
Siapa sangka kalau album terbaik Grrrl Gang adalah sebuah album dimana mereka membuat lagu punk. Spunky! tidak hanya punk secara direksi musik, tetapi secara spirit riot grrrl nya. Lupakanlah lagu-lagu Grrrl Gang era “Bathroom†dan “Dream Grrrl†(walaupun di “Dream Grrrl†sudah tercium sedikit aroma punk), Spunky penuh dengan energi, dan seakan kerasukan Kathleen Hanna, vokalis Angeeta lebih banyak shouting, spoken words dan vokalnya terdengar lebih lantang disini. Tetapi dibalik semua itu, Spunky! Tetap memiliki sensibilitas pop yang selalu dimiliki Grrrl Gang.
XG – New DNA
New DNA adalah sebuah EP berisi 6 lagu, tapi persetan dengan itu, rilisan yang satu ini wajib masuk ke list ini. Tidak ada satu genre pun yang benar-benar dapat mendefinisikan XG. XG terdiri dari tujuh anggota berdarah Jepang, berbasis di Korea dan menyanyikan lirik berbahasa Inggris. Mereka tidak ingin disebut sebagai K-Pop maupun J-Pop, karena mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai “global popâ€. Single mereka sebelumnya di tahun 2023, ‘Shooting Star’ dan ‘Left Right’ adalah lagu pop bernuansa R&B ‘90an yang membawa XG ke stratosfer. Namun girl grup ini tidak berpuas diri dengan mini album debut mereka ‘New DNA’. Proyek ini merupakan sebuah peleburan style, influens, dan genre, dilapisi dengan kemasan Y2K, cyberpunk dan sedikit surreal. Meskipun kita telah melihat gaya futuristik ini di K-pop, XG lah yang melakukan ini dengan berhasil. Mereka memainkan perpaduan musik Jersey club (yang kembali dipopulerkan oleh Ditto milik NewJeans), hip hop, ‘90s R&B dan tentunya electro pop. Kepiawaian Maya, Jurin dan Cocona dalam rapping dilengkapi juga oleh vokal dreamy dari Juria, Hinata dan Chisa. Dan tentunya jangan lupakan syle vokal/rap Harvey yang sangat berkarakter. Lupakanlah NewJeans, XG akan segera menguasai dunia dalam waktu dekat.
Swellow – Katus
Setelah melalui rangkaian dua maxi-single di “Simpul Tak Berdaya†dan “Jeruk Segarâ€, akhirnya Swellow resmi merilis album penuh pertama yang diberi judul “Katusâ€. Band indie-rock asal Bogor ini membuka album dengan sebuah track banger berjudul ‘Penjelajah Waktu’. Sebuah riff gitar slacker indie-rock yang menarik, lengkap dengan berbagai variasi chord minor, sus2 dan maj7. Pemilihan sound yang keren ini membawa saya ke era keemasan Matador Records, Drag City dan Kill Rock Stars. Swellow pun tampak effortless membawakan pakem-pakem indie-rock akhir ‘90an-awal ‘2000an ini.
Lagu-lagu di album ini bagaikan sebuah selimut hangat; one of those albums that will give you a warm and fuzzy feeling inside. Track demi track masuk ke kuping ini secara effortless. “Katus†adalah sebuah sajian album all killer no filler. Tanpa terasa saya sudah berada di penghujung album dengan penultimate tracknya ‘Pasien’ dan ditutup oleh ‘Berkelana’ yang penuh energi. Overall “Katus†adalah sebuah album indie-rock yang bagus. Mungkin dewa-dewa indie-rock seperti Stephen Malkmus, Robert Pollard dan Jeff Tweedy pun akan approve jika mendengar album ini. Tidak heran jika album ini akan menjadi pilihan AOTY untuk banyak orang.
HEALTH – RAT WARS
Berkat produser Demi Lovato, Stint, departemen vokal di album ini diberi lebih banyak ruang dan sering disajikan dalam layer double-track. Hal ini menimbulkan nuansa pop adalah pada lagu “ASHAMEDâ€. Meski begitu, itu digunakan dengan cara yang sangat efektif. Meskipun saya tidak suka ketika band-band seperti Sleep Token menambahkan dimensi pop pada suara mereka, teknik rekaman tersebut bekerja lebih baik di sini karena suasana tertindas yang diciptakan oleh keseluruhan musik menyeimbangkan hal ini. Dan perpaduan musik industrial dengan vokal merdu ini mengingatkan saya pada Stabbing Westward era “Wither Blister Burn & Peelâ€, in a good way. Alur synth dari “HATEFUL†menciptakan suasana yang eksplosif. Sound gitar dinamis di “CRACK METAL†mengambalikan HEALTH pada roots noise rock mereka. Salah satu favorit saya adalah “CHILDREN OF SORROWâ€, yang memiliki riff yang sangat keren.
Segalanya berakhir dengan band yang paling dekat dengan balada dengan ‘DON’T TRY’. Hal ini mengingatkan kita pada momen-momen paling depresif dari Placebo, yang sekali lagi merupakan cita rasa yang mungkin tidak menarik bagi semua pembaca di sini, begitu pula album ini secara keseluruhan. Namun, menurut saya penggemar musik industrial dan beberapa penggemar musik eksperimental yang lebih kecewa secara sonik akan menganggap album ini sebagai soundtrack yang menyenangkan untuk zaman modern.
Sebagai penggemar band ini, ini adalah salah satu album terbaik dari genre apa pun yang pernah saya dengar selama beberapa waktu, jadi saya merasa tugas saya untuk menyanyikan pujiannya kepada mereka yang memiliki selera serupa yang menikmati suara suram dengan intensitas emosional tinggi yang dapat menjadi hal lain. rasa berat.
SZA – SOS
Dengan 23 lagu, “SOS†hadir sebagai puncak klimaks SZA dalam versi musikal. Ini bukan album berkonsep naratif, tapi lagu-lagunya dihubungkan oleh alur yang repetitif: rangkaian perselingkuhan, reuni, pengkhianatan dan koneksi, anxiety dan afirmasi. Lagu-lagunya melompat dari masalah pribadi ke masalah universal, tetapi secara musik, album ini terdengar ringan dan catchy. “SOS†melibatkan banyak produser dan kolaborator, menggunakan peleburan terbaik dari style musik lama dan memanfaatkan genre-genre modern. Dalam “Kill Bill,†SZA berfantasi tentang membunuh mantannya dan pacar barunya, terdengar ringan sekaligus berbahaya saat produksi menghadirkan balada R&B yang epic. “Too Late†dicuri secara sonik dari Janet Jackson era ‘80an, dan dalam “F2F,†dia memulai dengan folk-pop yang kemudian menjadi rock saat dia bersikeras bahwa dia hanya selingkuh dengan seseorang saat menyanyikan lirik “because I miss youâ€. ‘SOS’ adalah SZA dalam versi paling ambisius, dan dia berhasil. Siapa sangka patah hati bisa meng-elevate seseorang ke titik musikal yang jenius?
Home Front – Games of Power
Apa yang kamu dapatkan jika menggabungkan punk dengan new wave? Jawaban nya adalah spirit survival dari musik punk dan vibes musik ‘80an yang membuatmu semangat untuk bangun di pagi hari. Home Front rupanya mengambil elemen-elemen terbaik dari kedua genre itu. Debut album Home Front ini lebih terasa seperti album klasik yang obscure daripada sebuah debut album modern; sebuah peleburan menarik dari post-punk yang menyeramkan, krautrock yang motorik, dan semangat punk yang bergairah. Mungkin untuk saat ini ‘Overtime’ adalah track favorit saya di album ini. Synth dan melodi gitar yang catchy dibalut oleh nada vokal anthemic di reff, dan tentunya sedikit mengingatkan saya kepada lagu ‘A Space Age Love Song’ dari A Flock Of Seagulls. Games of Power disatukan oleh kejelasan visi dan konsep, seluruh lagu album ini bagus dan tentunya bakal menjadi calon album of the year versi kami.
Words by Aldy Kusumah