“Larynx†adalah sebuah lembaran baru dari Kuntari setelah “Last Boy Picked†yang dirilis pada tahun 2021. Sebuah EP berisikan 5 track yang dimainkan oleh Tesla Manaf (Cornet, Sampler, Gitar) dan Rio Abror (Drums & Perkusi). Setelah sebelumnya dirilis oleh netlabel Yesnowave, kali ini “Larynx†hadir dalam format fisik berupa CD, dengan sebuah track tambahan berjudul ‘Stridula’. Dibuka oleh ‘Baopi’ yang terdengar sangat tribal dan eksplosif. Intensitas komposisi di lagu ini bagaikan seseorang yang meledak-ledak dan memiliki moodswings. Permainan drum dan perkusi dari Rio Abror berhasil mengelevate layer-layer instrumen yang dimainkan oleh Tesla. Those two guys can really go hand in hand. Walaupun lebih eksperimental, Tesla pun kembali bermain gitar di track ini. Track ini pun ditutup oleh sebuah suara hewan yang terdengar seperti ingin “berternakâ€. Track kedua ‘Larynx, Pt. One’ melanjutkan sesi “mating calls†hewan yang ada di menit-menit akhir track pertama. Permainan cornet Tesla di lagu ini terdengar seperti versi liarnya Miles Davis era “Bitches Brew†yang menggunakan efek-efek modern.
Track ketiga adalah ‘Larynx, Pt. Two’ yang berdurasi 12 menit. Track ini tidak akan terdengar out of place apabila dipakai menjadi film score di film-film seperti “Saloâ€, “Cannibal Holocaust†ataupun film-film bergenre folk-horror seperti “Midsommar†dan “Enys Menâ€. Overall, “Larynx†adalah sebuah mini-album dengan konsep yang dinamis dan fluid. Dari intensitas komposisi dan output yang bisa kita dengar di EP ini, saya bisa membayangkan Tesla dan Rio mengurung diri di sebuah tempat dan mengerjakan album ini dengan jamming yang dilanjutkan dengan sesi workshop, dari pagi sampai pagi lagi. Lalu merekamnya dengan berbagai revisi pada aransmen maupun eksplorasi sound. Setelah mendedikasikan dirinya memproduce beberapa album jazz, world music, neo-classical, Tesla pun mem-followup eksperimennya dalam menciptakan teknik embouchure yang tidak ortodoks untuk cornet/terompet. Menurut press releasenya: “Tujuannya adalah untuk meniru suara perkawinan hewan dan makhluk fiksi raksasa. Menggabungkan suara primal tersebut dengan irama Hadrah Kuntulan Banyuwangi, dan Sar Ping/Barongsai (tarian barongsai) Bali-Cina. Dan dengan sengaja mengaibaikan not.â€. Whoa. Simak juga bonus track ‘Stridula’ yang tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan 4 track sebelumnya.
Text by Aldy Kusumah