Collapse yang pada awalnya hanya solo-project Andika Surya (vokal) kini sudah bertransformasi menjadi full band, dengan line-up personil tersolid nya: Angga Kusuma (gitar), Hasbi Erlangga (bass), Mario Panji (gitar) dan Gustian Satria (drums). Dengan line-up itulah Collapse kembali ke studio untuk merekam 4 track yang ada di ‘Saint EP’ ini. Dibuka dengan track instrumental “Born Againâ€, mood pendengar seakan sudah dipersiapkan oleh suara keyboard yang mengalun dan gitar dengan efek reverse delay nya. Mengawang dan memiliki mood yang sedikit mengingatkan pada “Sleepless and Dreaming†dari EP Grief terdahulu.
Pada saat track 2 “Rute Menuju Ivory†diputar, seakan ada batu bata yang menghantam muka kamu. Aransmen yang tight dan lead gitar catchy mengundang siapapun yang mendengar lagu ini secara live untuk berdansa seakan tidak ada hari esok. Menariknya, lagu ini adalah lagu Collapse pertama yang berbahasa Indonesia, dan rupanya memberanikan diri untuk menulis lirik berbahasa Indonesia adalah langkah yang tepat untuk Collapse. Lagam dan nada vokal yang dinyanyikan Andika sedikit mengingatkan saya ke Dewa 19 era ‘Terbaik Terbaik’ dan Protonema era “Rinduku Adindaâ€. Walaupun part bridge lagu ini (“Presence / Grudges / Longing / Lostâ€) menggunakan bahasa Inggris, semua tetap terasa aman dan tidak dipaksakan. Rupanya mereka memilih aransmen yang dinamis tanpa chorus dan pengulangan, karena seperti judul lagunya yang memiliki tema perjalanan, aransmen lagu ini pun tidak maju mundur dan terus bergerak kedepan, semakin intens dan sesekali menurunkan temponya.
Track ketiga “Them Chords†adalah sebuah skit, layaknya sebuah skit di album hiphop. Dibuka dengan voice over penyiar radio yang (katanya) bernama Vidi Nurhadi, di track ini Collapse memainkan musik dengan sound lo-fi dan musik ala slacker rock yang biasa dimainkan oleh band-band seperti Sunset Rollercoaster, Hush Moss, Boy Pablo dan Cuco. Sayang sekali lagu ini hanya dijadikan skit semata, padahal kalau dijadikan lagu penuh mempunyai potensi yang menarik. “Them Chords†seolah hanya bertugas untuk menjadi intro dari track “Violet Membranâ€, yang ditaruh terakhir di EP ini. So far, mungkin “Violet Membran†adalah lagu terbaik yang Collapse pernah bikin selain “Chloe†dan “Cold Novemberâ€. Track yang bernuansa dreamo (dream pop + emo) ini memiliki beat dan aransmen straighforward, dimana mereka berhasil mengambil elemen-elemen terbaik dari Title Fight era “Hyperviewâ€, Foo Fighters era ‘The Colour & The Shape’ dan tentunya sedikit riff ala Deftones, in a good way. Andika terasa lebih percaya diri dan lepas dalam bernyanyi setelah menjadi vokalis dan “menggantung†gitarnya, dan itu dibuktikan dengan baik di lagu ini. Overall, jika Saint EP adalah pemanasan untuk debut full album mereka, we can expect great things coming your way.
Words by Aldy Kusumah
Photo by Darkofmoist