Grahadea, yang lebih akrab dipanggil Dea adalah salah satu pentolan pop-punk pada jaman nya. Sebagai pengisi synth di band Disconnected, dari dulu Dea sudah menggunakan instrumen yang tidak umum. Sekarang Dea sedang sibuk mengurus perusahaan pro-audio software nya yang bernama Kuassa dan juga menggarap materi baru untuk HMGNC. Mari berbincang dengan Dea, tech-geek dan anime-nerd enthusiast ini..
Halo Dea! Akhir-akhir ini lagi develop apa saja sama Kuassa?
Halo mas Aldy! Salam kenal buat para pembaca. Saya Grahadea personil dari grup elektronik HMGNC dan CEO dari perusahaan pro-audio software Kuassa. Kesibukan Kuassa sih kita terus-menerus bikin produk baru dan meng-update produk lama. Rencana mo bikin software buat media Beat.de. Dia tuh sebuah perusahaan media Jerman yang bikin majalah dan ada online nya juga.
Awal mula lo bikin Kuassa gimana cerita nya?
Jadi Kuassa awal mula nya dari temen SMA dan temen band saya Arie Ardiansyah, vokalisnya Disconnected, band synth-punk. Setelah lulus kuliah saya sempat kerja di Jakarta, pas kembali ke Bandung pas saya S2, Arie itu sempet ngerilis software audio yang dia rilis gratis. Saya sama Arie dan Adhit Android bertiga bikin studio rekaman yang kapitalnya lumayan gede. Nah jadi kepikiran ngerintis bikin perusahaan software pro-audio.
Musisi lain pada umumnya kan ngerintis bisnis clothing dan kuliner, sementara lo bikin software audio. Ide awal nya dari mana?
Simply, kita semua teh pengguna software audio. Dari remaja sudah sering pakai dan udah familiar sama software audio. Arie juga lagi suka sama digital audio workstation (DAW). Sering bikin musik dan rekaman di rumah. Adhit juga tentu nya produser kawakan ya, yang ngerjain Homogenic album kedua juga, yang memang full digital. Saya juga background nya musik elektronik. Ya emang kita pengguna aja sih, tau harganya lumayan dan sedikit banyak tau industri nya seperti apa. Kita juga tau benchmark ideal produk audio software yang bagus itu seperti apa, jadi kalau mau bikin tahu bagusnya seperti apa. Gitu lah kira-kira.
Homogenic sendiri sedang mempersiapkan apa sekarang? Album baru?
Homogenic mah ada persiapan album baru. Ditunggu saja.. Format nya masih bingung, tapi selama pandemi udah ada 3 lagu kita keluarin. Materi baru mah kita bakal garap terus-menerus. Mungkin kalau saya sama Dina (HMGNC) masing-masing banyak kolaborasi sama seniman-seniman bikin NFT, tapi itu proyek pribadi aja..
Dulu di Homogenic lo kan belum pake eurorack seperti sekarang. Gimana perbedaan nya modular system lo sekarang dengan alat-alat yang dulu lo pake era album 1 dan 2?
Kalau eurorack ya, ini mah pendapat pribadi. Kalau pendapat pribadi sih secara suara ga ada bedanya dengan software sekalipun. Jadi formatnya aja yang berbeda si modular format, per device dia. Mungkin yang membedakan adalah workflow nya. Anggap synthesizer atau drum machine tapi per modul. Nah ini mah sendiri-sendiri disatukan dengan satu casing, dari vendor yang berbeda. Jadi bisa ngarang misalnya oscillator pake Moog, tapi filter pake prophet dan efek Strymon itu tuh bisa. Tidak ada batasan. Secara sound mungkin lebih punchy karena sinyalnya agak hot. Saya juga banyak dibantu anak-anak Indo Modular, Indra Perkasa, si Deathlessramz (Nearcrush), Hendra (RNRM), Dissa (Polyester Embassy), edan sound nya punchy dan warm. Bagaimanapun juga alat mah gimana operatornya..
Udah berapa lama lo main modular yang berciri khas kabel kusut ini?
Tepat mulai sebelum pandemi. Gara-gara diskon black friday. Mulai nyobain di sistem kecil yang segede majalah. Ada history nya di IG dari kecil sampai sekarang. Kalau orang lain udah sampe 3 sistem kalau gue masih 1 case. Awal-mulanya diracunin sama Indo Modular yang pendirinya adalah Bagus Pandega dan Randy Nidji. Ditambah lagi diracun sama Hendra RNRM dan Dissa produser Nadin Amizah. Basicnya ini synth dan drum machine biasa cuma dalam packaging yang berbeda. Awalnya gue pikir apaan ini mahal banget. Kan tadi kata lo kabel-kabel nya kusut, nah kalau alat lain kan di dalamnya kabelnya nyambung disolder. Kalau ini kabelnya diluar bisa di routing kemana aja, jadi membebaskan pikiran. Workflow baru, cara kerja baru dan proses baru, jadi terbebaskan otak kreatif nya. Dulu diracun ini suara kick paling gagah, ini suara nya Homogenic banget, ya langsung keracun apalagi pas liat perform live nya. Seru.
Banyak juga kan musisi modular main NFT, lo sendiri gimana?
Kenapa anak-anak modular main NFT? Karena mereka tuh orang-orang yang cepat mengadopsi teknologi baru. Orangnya itu-itu juga, Dago DAO. Mereka ngajarin NFT tuh gimana, cuan dan lain-lain. Pas pandemi orang-orang ga bisa manggung dan ngulik NFT ya karena emang cuan, suatu opsi lah dalam berkarya. Cuma ya ga instan juga. Meskipun gue kreator dan belum banyak bikin paling baru 4-5. Si Dina malah lebih banyak bikin NFT. Untuk pembaca yang belum tau NFT itu adalah Non Fungible Tokens, menjual karya digital menggunakan teknologi Blockchain. Ada semacam stempel dan smart contract di karya nya. Secara digital tersimpan di blockchain, bukan disimpan di server atau gimana. Jadi ada di setiap komputer di seluruh dunia, kaya komputer yang terdesentralisasi. Jadi tiap karya seni nya ini bisa dibikin limited atau banyak, dan ada semacam stempelnya di setiap karya nya, kalau penjelasan layman’s terms nya.
Lo juga cukup dikenal sebagai geek dan nerd yang suka game dan manga ya? Hahaha. Top 5 games dan anime versi lo apa aja?
Malu ah disebut gamer mah, masih banyak yang lebih hardcore haha.
Game:
Overwatch
“Kalau yang memorable ya Overwatch, gue lumayan suka first-person shooter, apalagi Call of Duty series.â€
COD series
Diablo 3
“Diablo 3 bikin gue sempat begadang berhari-hari.â€
Total War series
Elder Scrolls: Skyrim
“Terobsesi juga sama Skyrim dulu haha. Karena bisa di Mod.â€
Gue emang anak nya manga banget ya, suka komik haha. Lagu Homogenic banyak based on manga kaya “Transmutasi†yang diambil dari transmutation circle dari Fullmetal Alchemist.
Anime:
The End of Evangelion.
“Seri versi awal. Bagi gue definisi keren all-package, ada mecha, cult dan menggambarkan kiamat dengan sangat indah. “
Berserk
“Sangat heavy metal.â€
Gantz
“Sangat sci-fi dan penuh dengan gore.â€
Attack on Titan
Kimetsu no Yaiba
“Lebih bagus dari manga nya. Sinting lah.â€
Fullmetal Alchemist
Lalu peran-peran lo di Startup Bandung, komunitas sepeda BBMCC dan Signature Live apa saja?
Kalau sepeda mah gua anak baru euy hahaha. Ga nyangka kecebur di geng yang kompetetif, balapan ke Lembang haha aduh cape. Circle baru gara-gara pandemi, tapi BBMCC ya gua anggota aja sih, tapi ini olahraga yang fun. Awalnya anak-anak Brompton, pada dijual terus beli road bike hahaha. Di Signature Live gue KOR, yaitu key opinion rider hahaha. Itu mah diajakin ama anak-anak Indomodular, intinya sih komunitas sepeda yang apapun sepeda nya bisa ikutan, ga terjebak dalam satu genre sepeda. Seru aja menemukan genre-genre baru dalam sepeda, kaya musik aja ada genre nya sepeda itu. Di Start-up Bandung adalah komunitas founder-founder startup yang cukup senior di Bandung. Gue dari 2019, dan jadi ketua yang kedua. Ada sekitar hampir 200 founder start-up. Di start-up juga ada berbagai sub-genre dari game, tech sampai music kaya gue.
Words & interview by Aldy Kusumah
Photos from Grahadea’s Archives