SUISSAC adalah rock supergroup baru yang dimotori oleh Angga Kusuma (Asiaminor / SSSLOTHHH / Billfold / Collapse) dan Eky Darmawan (Polyester Embassy / Rock N’ Roll Mafia). Menurut press release nya, “Mereka berusaha menciptakan sesuatu yang benar-benar segar dan berbeda dari band-band sebelumnyaâ€. SUISSAC pun diperkuat oleh Alan Davison (Lamebrain) dan Emyr Farand (Asiaminor) di seksi ritem. Tentunya sebuah mini album dari para veteran industri musik ini akan menarik untuk disimak, apalagi dengan kover art yang menggunakan foto dari Deby Sucha. Epic adalah kata yang tepat untuk menggambarkan mini album ini. Dengan berleburnya latar belakang genre dari tiap personil dan pemilihan sound yang tepat, SUISSAC mempersembahkan 6 lagu untuk output perdana mereka dalam berkarya. 6 track yang tersaji di EP ini bisa dibilang cukup stand-out dan memiliki highlight yang berbeda pada detail aransemen nya. Dengan tema-tema lirik yang “mencerminkan kisah universal tentang perjuangan, cinta, kehilangan, harapan, dan keajaiban kemanusiaan yang tak terelakkanâ€. Let’s blast this EP on the speakers, shall we?
Dibuka dengan ‘In Silence’, sebuah banger track yang sangat cocok tirauh menjadi hidangan pembuka. Track ini juga bertugas untuk membangun mood di mini album bertitel “Magnanimous EP†ini. SUISSAC mengeksplor time-signature dan output sonic mereka dengan effortless. Sebuah aransemen yang lumayan kompleks, apalagi dengan banyaknya part yang berbeda sebagai fondasi lagu ini. Track kedua adalah single utama yang berjudul ‘Chrome Colliseum’, yang sedikit mengingatkan saya pada Mars Volta era “De-Loused in the Comatoriumâ€. Vokal Eky Darmawan bisa lebih lepas dan bebas untuk bereksplorasi disini, dan tentunya detail-detail departemen gitar pun diisi dengan baik oleh Angga Kusuma. Saya sangat menyukai quiet-loud dynamics di lagu ini, terutama pada 2:20 dimana lagu rock yang noisy ini berubah menjadi shoegazing alt-rock ala Swervedriver. ‘Nirsinar’ dibuka dengan riff gitar yang sedikit bluesy / stoner. Permainan para rhythm section Alan Davison (Bass / Backing Vokal) dan drummer Emyr Farand sangat groovy disini. Tight.
‘Gold Colosseum’ adalah sebuah track ambient pop berdurasi pendek yang (mungkin) bertugas untuk meredam 3 lagu sebelumnya; yang bertempo cepat, dipenuhi riff-riff noisy dan penuh secara instrumentasi. Titel track ‘Magnanimous’ kembali menaikkan mood pendengar. Menurut saya jika dibanding dengan 5 track lainnya, this one is my least favorite SUISSAC song. Di 3 track awal mereka bermain dengan durasi yang sama, sekitar 4 menitan, tapi track ini justru terasa lebih lama bagi saya. ‘Magnanimous’ adalah sebuah track yang dipenuhi oleh banyak ide-ide dan mungkin terasa sedikit terlalu kompleks bagi saya. Highlight di lagu ini terdapat di menit 2:24, solo gitar yang sangat indah dan mengawang, dengan sound ala gitar-gitar dari band Tortoise. Track penutup ‘My Reflection of Rejection the Definition Just too Insane’ adalah sebuah lagu rock yang lebih straight-forward jika dibandingkan dengan lagu-lagu lainnya di EP ini. Sangat fresh dan juga mengundang kalian untuk kembali mendengar EP ini dari awal lagi. Overall, produksi di album ini sangat keren dan ternyata ada produser Alyuadi (Heals/Fuzzy I) yang turut membantu memproduseri EP ini. SUISSAC adalah salah satu newcomer (dengan wajah-wajah lama) yang patut kalian tunggu aksi panggungnya.
Text by Aldy Kusumah
Photo by Vendrie Openk