Jika kamu tumbuh mendengar dan melihat perkembangan Pure Saturday dari debut albumnya yang dipasarkan melalui mail-order majalah Hai pada tahun 1996, sampai mereka mulai mengeksplorasi ketertarikan mereka pada musik prog-rock di album Grey (2012), tentunya band ini sudah menemani kamu di beberapa fase hidup kamu. Fast-forward ke tahun 2023, sebuah kolektif yang bernama Jangan menginisiasi sebuah album kompilasi tribute untuk Pure Saturday yang diisi oleh band-band “baru†dengan tujuan untuk memperkenalkan musik Pure Saturday ke generasi sekarang. yang dulu mungkin tidak pernah mengalami masa membeli kaset Utopia (1999) dari Aquarius Dago dan melihat Pure Saturday perform di Saparua dengan formasi original.
Tampaknya 16 band yang telah dikurasi oleh Jangan Kolektif ini bervariatif secara genre. Track 1 dibuka oleh Bleach yang mengkover lagu “Coklat†dengan versi mereka sendiri, dan terdengar seperti peleburan terbaik dari Nirvana era “In Utero†dan Title Fight era “Hyperviewâ€. CAL membuka track 2 dengan kover “Utopian Dream†yang versi aslinya adalah sebuah lagu akustik. Disini Gilang Hade mengaransmen “Utopian Dream†menjadi sebuah track shoegazing yang tidak terdengar out of place apabila dirilis oleh Creation Records di era ‘90an awal, lengkap dengan wall of sound yang mengawang. Band indie-rock Erratic Moody membawakan “Pagi†dengan versi mereka yang lebih ceria, and they did it right. Track ke 4 adalah salah satu track favorit kami di JEURNALS, dimana Lamebrain membawakan “Pathetic Waltz†dengan nuansa bluesy americana yang spacey, lengkap dengan slide guitar dan harmonika. Loner Lunar pun dengan brilian menyelipkan petikan gitar “Kosong†di dalam lagu “Silence†yang mereka kover dengan elemen indietronica, trip hop dan glitch pop. Band alternative-rock Nearcrush membawakan “Langit terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu?†dengan sedikit nuansa sinkop math rock yang dilengkapi gitar jangly. Diakhiri oleh upbeat perpaduan hi-hat dan tambourine, LTLMTPP seolah diberi angin segar dengan aransmen baru. Di lagu ini juga mereka dibantu oleh Friska dari White Chorus pada departemen vokal dan synth.
Cukup mengejutkan juga, ternyata lagu “Nyala†milik Pure Saturday bisa dibawakan Olegun Gobs dengan versi ska khas mereka, tanpa terasa dipaksakan. Jenius. Rasukma yang membawakan “Elora†adalah salah satu bukti nyata dimana sebuah lagu cover version bisa “lebih bagus†dari versi asli nya. At least menurut saya. Siapa sangka “Elora†akan terdengar lebih epik dengan versi folk nusantara yang dimainkan dengan notasi pentatonik. Jika album kompilasi ini mempunyai single, mungkin “Desire†versi Ray Viera Laxmana adalah single nya. Setalah Ray, Rub of Rub juga dengan jenius mengaransmen “Awan†dengan nuansa dub psychedelic yang trippy di track berikutnya. Saturday Night Karaoke dengan brilian mengganti seruan “Hey ho let’s go†dengan “Pure Sat, Turday!†pada track “A Songâ€. Sheeka membawakan lagu Pure Saturday favorit saya “Gala†dengan beat yang mengingatkan saya pada Phoenix dan The Groove. Suarloca berhasil menjadikan “Labirin†menjadi sebuah track yang lebih dark dari versi aslinya, seolah lagu aslinya tidak cukup gelap. The Couch Club dan lagu “Spoken†adalah roti dan mentega, keduanya saling mengkomplemen masing-masing. “Spoken†dengan part rapping? Kenapa tidak. The Panturas juga berhasil merubah “Di Bangku Taman†menjadi sebuah track surf rock ala mereka, seolah kerasukan arwah Dick Dale dan The Ventures. Track penutup dibawakan dengan epik oleh The Sugar Spun yang mengkover “Simple†dengan aransmen yang sederhana namun ajaib. Overall, kompilasi ini bisa jatuh kepada kategori all killer no filler. Tapi kenapa tidak ada yang mengcover lagu “Kosong†ya? Hehehe..
Words by Aldy Kusumah
Photos by Disaster Records