Ini adalah beberapa video klip menarik yang mencuri perhatian team JEURNALS. Selain musiknya bagus, secara sinematografi dan estetika video-video berikut juga unik, keren dan tentunya layak menjadi heavy rotation kamu. Siapkan speaker bluetooth, koneksi wi-fi dan mari simak beberapa video berikut…
Deafheaven – In Blur
Setelah merilis Roads to Judah (2011), Sunbather (2013), New Bermuda (2015) dan Ordinary Corrupt Human Love (2018), Deafheaven kembali lagi di tahun 2021 dengan album ke-5 nya, ‘Infinite Granite’. Band yang sukses mencampurkan elemen-elemen terbaik dari black metal, thrash-metal awal, shoegaze, alt-rock dan post-rock ini merilis single ‘In Blur’. Warna-warna lush yang ditampilkan di video ini seakan merespon warna musik dan direksi baru yang mereka tampilkan untuk album ‘Infinite Granite’. Melodi-melodi gitar ethereal ala Robin Guthrie yang mengawang terasa menyatu dengan visual yang disajikan sutradara John Bradburn, yang juga sesekali menampilkan glitch dan gambar lof-fi ala VHS. Overall, a great video that compliments the song.
Sajama Cut – Terbaring di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyum
Sajama Cut sudah merilis 3 video klip untuk album terakhir mereka yang berjudul “Godsigma’ (‘Adegan Ranjang 1981 ? 1982’, ‘Rachmaninoff dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam’ & ‘Lautan Yang Memeluk Cermin’), dan kini mereka kembali merilis sebuah video musik untuk single ‘Terbaring di Pundak Pesawat, Termakan Api, Terlentang, Tersenyum’. Selain disutradarai dan di edit oleh Nitya Putrini, video klip ini juga menampilkan Nitya sebagai talent utamanya. Editing jump-cuts, subtitles biru dan aspect ratio yang tidak lazim malah membuat video klip ini semakin unik dan keren. Band Sajama Cut pun hanya tampil secara sekilas di detik-detik akhir video ini ala cameo The Chemical Brothers, dan sepertinya video ini di shoot secara virtual demi efisiensi dan keamanan selama pandemi. The director and the band complemented each other and they should collaborate for another video.
Turnstile feat. Blood Orange – ALIEN LOVE CALL
Baru saja mereka merilis film pendek Turnstile Love Connection yang disutradarai oleh sang vokalis Brendan Yates untuk EP mereka yang berjudul sama. Tetapi Turnstile tidak akan berhenti disitu. Mereka kembali merilis single baru tanpa aba-aba untuk albumnya, GLOW ON. ‘ALIEN LOVE CALL’ yang di stylized menggunakan ALL CAPS ala MF DOOM juga menampilkan suara khas penyanyi asal London, Dev Hynes, atau yang lebih kita kenal sekarang dengan moniker Blood Orange. Dengan musik yang memasukkan sedikit unsur shoegaze penuh efek chorus basah, tentunya banyak fans pun berspekulasi kalau Turnstile akan membuat album shoegaze seperti yang pernah dilakukan oleh Title Fight di Hyperview. Uniknya, video ini menampilkan stock shoot live footage mereka yang agresif dan penuh energi, kontras dengan lagunya yang bertempo pelan dan minim distorsi. Brendan Yates (vokal) kembali menjadi director dan editor video ini dan Pat McCrory (gitar) juga membantu juga dalam proses editing.
John Mayer – Shot in the Dark
Album ‘Sob Rock’ John Mayer ini memang sebuah tribute untuk band-band soft rock / A.O.R. (adult oriented rock) / yacht rock Amerika di era ‘80an. Band-band seperti Toto, Fleetwood Mac, Christopher Cross, Steely Dan, atau Doobie Brothers mungkin adalah referensi utama Mayer ketika membuat album ini (keyboardist Toto juga ikut mengisi lagu ‘Last Train Home’). Tidak hanya berhenti di direksi musik, tetapi konsep ‘Sob Rock’ (parodi dari kata soft rock) juga sangat matang dengan segala tema visualnya: dari kover album, iklan billboard sampai video-video musiknya. Untuk video ‘Shot in the Dark’ ini belum apa-apa sudah ada credit title card dengan fonts ala MTV. Semua dibikin klise disini: Seorang wanita yang duduk di sebelah jendela yang lengkap dengan hujan deras, John Mayer, sang dewa Visvim, bermain gitar sambil bersandar di dinding, dan tentunya John Mayer yang berdansa seolah dia Patrick Swayze dari film Dirty Dancing. Seolah tidak akan lebih klise, sutradara Mathew Miguel Cullen pun menampilkan adegan dua pasangan yang bertemu dibawah derasnya hujan. Kita tidak akan pernah tahu apakah John benar-benar serius atau bercanda. Goddammit, John.
Unknown Mortal Orchestra – That Life
Pada saat tulisan ini ditulis, video klip ini baru saja dirilis 5 hari yang lalu. Rupanya band asal New Zealand ini akan kembali merilis album dengan label Jagjaguwar. Dalam vieo ini, Unknown Mortal Orchestra menggunakan boneka Muppets ala Sesame Street dan menampilkan 2 pengendali boneka yang memakai kostum yang sama dengan background. Diseluruh video ini, sang Muppets terlihat berdansa, bermain dengan telepon genggamnya, dan mungkin mabuk peyote di padang pasir. Lalu dia kembali berdansa. Entah apa yang dimaksud Ruban Nielson atau kedua sutradara Lydia Fine dan Tony Blahd dalam video musik ini, and we don’t know what they’ve been smoking.
Brigade Of Crow – Rock ’N’ Roll Apokalips
Band speed metal asal Bandung ini merilis sebuah video klip yang lebih menyerupai sebuah film pendek. Dengan lirik-lirik bertema apokalips dan musik yang akan membuat Lemmy tersenyum, tentunya akan lebih menarik jika ada sedikit kekerasan, LSD dan sex dalam videonya. Dan itulah yang dilakukan sutradara Hanas Duvan dan timnya di video persembahan Maternal Disaster ini. Video “Rock ’N’ Roll Apokalips†ini seperti gabungan film-film giallo ala Dario Argento, adegan-adegan torture porn film kelas B dan film horror slasher ’80an (dibantu juga dengan sample lagu dari Dark Torrent). In a good way. Great video, terlihat dari credits di akhir video kalau ini adalah shooting yang melibatkan banyak orang. Video ini juga diambil dari lagu mereka yang dirilis Disaster Records. Sudah lama tidak melihat video klip lokal yang effort seperti ini, mungkin terakhir Muchos Libre “Miris dan Sinting†atau The Panturas “Tafsir Mistik†yang akan kita bahas dibawah ini..
The Panturas – Tafsir Mistik
Tentunya sebuah video klip yang menampilkan Ine Febri Yanti sebagai vampir dan Sir Dandy Harrington dari Teenage Death Star akan menarik. Di shoot dengan black & white ala film noir dan menggunakan poster art ala film horror Indonesia ’80an juga membuat tema yang mereka angkat semakin kental. Well directed and well acted, semua aspek dari video musik ini terlihat sangat profesional. Kekacauan yang terjadi saat vampir membunuh semua pengunjung pesta dan band tetap bermain sedikit mengingatkan saya kepada film Robert Rodriguez dari 1996, “From Dusk Till Dawn†(yang diperankan Quentin Tarantino dan George Clooney). Musik surf rock yang dimainkan oleh surf rockers dari dataran tinggi Sumedang ini pun entah kenapa sangat cocok dengan ide video klip ini. Padahal kalau dipikir-pikir, tidak ada korelasinya antara vampir, Sumedang dan surf rock. But it works.
Hiatus Kaiyote – Red Room
Salah satu band jazz funk / neo soul / new psychedelia yang menarik perhatian. Jika kalian sudah melihat penampilan live mereka di Tiny Desk 4 Agustus lalu, maka kalian tahu kalau band ini seperti alien-alien dari luar angkasa. Tema-tema visual yang aneh, musik kompleks yang tetap easy listening dan vokalis Nai Palm yang terlihat seperti datang dari masa depan. Vokal Nai Palm yang khas dan kadang dibandingkan dengan Erykah Badu ini sangat soulful di lagu ‘Red Room’ ini. Single yang diambil dari album “Mood Valiant†ini menampilkan Nai dan para personil lainnya mengitari sebuah mobil yang dipenuhi tulisan. And yep, that’s the whole video. Band ini sepertinya bisa melakukan apa saja yang mereka mau di sebuah video tanpa membuat kita bosan. Anyway, it’s a good song and a unique video.
Hiatus Kaiyote – Red Room
Words by JEURNALS
Photos from Dark Torrent (Brigade Of Crow) & Iqbal Tubagus (The Panturas)
Layout by Prita