“Red Knight†adalah debut album dari Gergasi Api, duo yang diperkuat Ekyno (Full of Hate, Plum) dan Alexandra J. Wuisan (Sieve, Cherry Bombshell). Mereka meleburkan post-metal, dream-pop, shoegaze sampai sedikit elemen industrial menjadi racikan keren khas Gergasi Api (GA). Uniknya, di album “Red Knight†ini single berjudul ‘Red Knight’ malah tidak muncul. Dibuka oleh ‘Sacred Sound’ yang menurut saya kurang kuat untuk sebuah opener. Sound gitar raw dan synth sedikit mengingatkan saya ke NIN era “Downward Spiralâ€, and it’s a good thing. Nah, track kedua ‘Soul Bound’ tedengar lebih catchy dan dinamis untuk sebuah opener, tetapi malah ditaruh sebagai track kedua, tetapi tidak apa-apa, tetap keren. Lagu dengan tempo medium beat ini sedikit mengawang, tetapi itu tidak lama, karena gitar yang noisy dan produksi yang “in your face†membuat lagu ini tetap rocking. Sedikit notes, mungkin vokal terdengar sedikit terlalu depan dan agak menutupi instrumentasi yang kompleks. ‘Dead Eyes’ adalah lagu favorit kami di album ini. Sedikit trip-hoppy di verse, tetapi semua itu akan berubah pada saat masuk ke bridge dan reff. Single material indeed.
‘Void Glide Celestials’ adalah judul yang menarik. Dibuka dengan bait “I’ve swallowed shards of pain beforeâ€. Track yang moody ini cenderung downbeat dan lebih gelap jika dibanding 3 lagu sebelumnya. ‘Ghost Ascending’ adalah sebuah track yang catchy, dengen loop gitar melodius dan layer-layer vokal yang membius. Horn sections di lagu ini akan lebih baik jika menggunakan horn sections asli, semoga mereka melakukan nya suatu saat untuk format live. ‘Awakening (Mothra Remix)’ menurut saya adalah track remix yang keren, apalagi diremix oleh Aghi Narottama (Ape On The Roof), sayang saja mixing nya kurang terdengar nyaman. ‘Darkling’ meneruskan kembali mood album dari ‘Ghost Ascending’ yang sempat terputus akibat remix di track sebelumnya. Track berikutnya adalah ‘Mothra’, yang cukup aneh muncul setelah versi remixnya. Karena hanya selang satu lagu dari versi remixnya, mendengarkan ‘Mothra’ membuat pendengar yang antusias mendengar lagu berikutnya sedikit backtracking sejenak. ‘Dive’ yang bernuansa shoegazing mengajak pendengar untuk mengawang dan berserah diri menikmati piano dan distorsi raw yang menyelimuti aransemen lagu ini dengan hangat.
Overall, ini adalah debut album yang sangat baik dari Gergasi Api. Lagu-lagu mereka sudah bersinar dengan lirik haunting ala Alexandra dan instrumentasi yang mendetail dari Ekyno. Mungkin jika sedikit nitpicking, kelemahan album ini terletak pada susunan tracklist yang kurang tepat, terutama di track pembuka dan tengah-tengah, dab bisa mengakibatkan pendengar berhenti mendengarkan di tengah album, padahal track 7 sampai 12 dipenuhi oleh lagu-lagu yang menarik. Produksi album ini pun terdengar kurang nyaman di beberapa lagu, entah karena overproduced atau level vokal yang terlalu depan. Oh ya, packaging album ini juga sangat menarik, dengan ilustrasi dari Morrgth dan pemilihan kertas yang berkesan mewah. Now when can we see this guys perform live?
Text by Aldy Kusumah