JEURNALS
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP
No Result
View All Result
JEURNALS
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP
No Result
View All Result
JEURNALS
No Result
View All Result

FUCT, Brand Kontroversial Erik Brunetti

Jeurnals by Jeurnals
10/01/2022
in Review
0
FUCT, Brand Kontroversial Erik Brunetti

FUCT sudah eksis pada tahun 1990, sebelum ada istilah “streetwear”. Nama FUCT adalah singkatan dari kata “Friends U Can’t Trust” dan juga permainan kata dari penyebutan yang mirip (homofon) dengan kata “FUCK”. Erik Brunetti membuat FUCT awalnya dengan Natas Kaupas, seorang skateboarde profesional, sehingga relasi brand ini dengan kultur skateboarding membuahkan penggemar-penggemar loyal dan menaruh FUCT diatas pedestal, menjadikannya sebuah brand dengan status cult. FUCT dikenal sebagai pionir streetwear bersamaan dengan brand-brand oldschool seperti Stüssy dan Hysteric Glamour, dan juga menjadi pendahulu sebelum Supreme, BAPE dan Obey. FUCT dikenal melalui image subversif anti-pemerintahan-nya. Design-design awalnya yang memparodikan logo terkenal dan film-film cult juga menjadi ciri khas, salah satunya adalah 2 artikel ikonik mereka: T-Shirt parodi poster film Jaws karya Steven Spielberg dan sebuah foto dari film Goodfellas milik Martin Scorsese. Kedua T-Shirt era ‘90an yang sudah tidak diproduksi tersebut terakhir dilelang di eBay dengan harga fantastis (kemudian di reissue dengan design yang sedikit berbeda). FUCT sudah mendevelop sebuah karakter yang mempersonifikasikan teen angst, rebellion dan anti-otoritas, tentunya dengan sentuhan style yang menarik. Sampai tulisan ini dibuat, brand ini tetap bersentuhan dengan kontroversi dan menjadi ikon kultur perlawanan Amerika.

 

 

Dikendalikan oleh visi-visi provokatif Erik Brunetti, FUCT telah menjadi salah satu label influensial, jauh sebelum brand-brand streetwear kontemporer menjadi sebuah trend. Brand ini juga telah berkolaborasi dengan perusahaan, seniman dan designer-designer ternama untuk visual sampai advertising-nya. Karena konsep matang Erik Brunetti, FUCT selalu menghasilkan output-output yang relevan, kreatif dan kontroversial. Keith Richards dari Rolling Stones, Dave Grohl, Ice Cube (N.W.A.) sampai Tom Araya dari Slayer terlihat sering
menggunakan pakaian dari brand ikonik ini. Leonardo DiCaprio terlihat menggunakan FUCT di film The Beach (2000), Trent Reznor juga banyak terlihat menggunakan apparel FUCT pada sesi-sesi rekamannya. Zack de la Rocha menggunakan T-Shirt FUCT di video klip Bullet in the Head (1992) milik Rage Against The Machine. Mereka juga sering bermain dengan logo-logo brand terkenal seperti Ford, sehingga banyak menimbulkan kontroversi seperti apa yang diceritakan Erik Brunetti di buku anniversary 20 tahun FUCT terbitan Rizzoli New York (yang juga menerbitkan buku Supreme, Carhartt, Beams, Hiroshi Fujiwara).

 

 

Pengaruh FUCT terhadap brand-brand lain juga sangat kuat. Ikonografi FUCT yang menggunakan elemen-elemen dari film sci-fi Planet of the Apes menjadi pengaruh langsung bagi logo brand Jepang A Bathing Ape / BAPE milik Nigo. Shepard Fairey mengaku brand OBEY miliknya mendapat banyak pengaruh dari bahasa dan design subversif yang digunakan FUCT. Kedua brand tersebut juga memiliki pengaruh kental dari budaya graffiti, dimana Shepard Fairey dan Erik Brunetti (DEN ONE) adalah seniman graffiti yang aktif dari tahun 1980an sebelum membuat brand. Kemenangan Erik Brunetti dalam kasus hak ciptanya pun berimbas baik kepada brand-brand lain dengan nama vulgar untuk bisa meng-hak patenkan namanya, seperti Fucking Awesome milik Jason Dill. Erik Brunetti juga membuat
label FUCT S.S.D.D. (Same Shit Different Day) yang merilis produk-produk FUCT secara eksklusif untuk market Jepang. Produk FUCT S.S.D.D. pun lebih high-end secara kualitas dan design dari produk FUCT basicnya.

 

 

Akhirnya usaha Brunetti untuk meregistrasi nama brandnya selama satu dekade ini membuahkan hasil. Pada tahun 2011, Brunetti mendaftarkan hak cipta nama brand FUCT karena banyaknya produk palsu dan bootleg FUCT yang beredar di internet. Pendaftaran trademark FUCT ditolak oleh  U.S. Patent and Trademark Office atas dasar nama “FUCT” yang berimplikasi skandal. Brunetti mencoba naik banding pada tahun 2017 dan proses pengadilan di Washington berpihak kepada Brunetti, tetapi kemudian kembali dipersulit administrasi Trump sampai prosesnya pun melibatkan U.S. Supreme Court (setara dengan Mahkamah agung di Indonesia). Pada tahun 2019, U.S. Supreme Court menghimbau kantor paten Amerika untuk tidak menolak registrasi trademark brand FUCT hanya dengan alasan “tidak bermoral” atau “berimplikasi skandal”. Erik Brunetti memenangkan kasus ini dengan menggunakan amandemen pertama konstitusi Amerika, salah satunya adalah “free speech”, yaitu bebasnya individu atau kelompok untuk berekspresi dan mengemukakan pendapat.

 

 
 
 
Words by Aldy Kusumah
Previous Post

Daft Punk, Membuka Identitas Untuk Menutup Perjalanan (1993 – 2021)

Next Post

Promising Bands & Artist in 2021 Versi Arena Xprnc

Next Post
Promising Bands & Artist in 2021 Versi Arena Xprnc

Promising Bands & Artist in 2021 Versi Arena Xprnc

Categories

  • Cool Spots
  • Essay
  • Event
  • Flash News
  • Hot Stuff
  • Interview
  • Program
  • Review
  • Uncategorized

Popular News

  • LEIPZIG

    LEIPZIG

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dongker

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gorpcore: Estetika Street Fashion Yang Terinspirasi Brand Outdoor dan Para Hiking Enthusiast

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ZIP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Dare

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Categories

List :
  • Cool Spots
  • Essay
  • Event
  • Flash News
  • Hot Stuff
  • Interview
  • Program
  • Review
  • Uncategorized

Advertise

Please contact us at :

[email protected]

Recent News

Prejudize: Suara Keras dan Penuh Makna dari “Echoes of Life”

Prejudize: Suara Keras dan Penuh Makna dari “Echoes of Life”

15/12/2024
Tiga Hari yang Menyenangkan di Joyland 2024

Tiga Hari yang Menyenangkan di Joyland 2024

02/12/2024

Jeurnals – Purveyor Alternative News © 2022 Alright Reserved | Powered by GALAXIA

No Result
View All Result
  • HOME
  • LATEST
  • INTERVIEW
  • EVENT
  • SHOP

© 2023 Jeurnals - Powered by GALAXIA.