BEAMS yang dimulai dari sebuah toko kecil di distrik Harajuku, Tokyo pada tahun 1976 sudah berkembang menjadi brand fashion yang influensial. Di Harajuku saja, kurang lebih sekarang ada sekitar 10 toko BEAMS yang menyediakan koleksi pakaian-pakaian keren untuk anak muda Jepang, dari street wear sampai brand-brand import yang high-end, range pilihan di BEAMS sangat luas dan variatif. BEAMS sekarang sudah menjadi nama yang influensial sebagai benchmark fashion keren di Jepang, bahkan diluar Jepang juga sangat diperhitungkan. Memang pengaruh fashion Jepang dan street culture terhadap menswear tidak bisa dipungkiri lagi. Dari pionir-pionir street fashion seperti Jun Takahashi dan Hiroshi Fujiwara, sampai designer-designer papan atas seperti Yohji Yamamoto dan Rei Kawakubo, Jepang selalu melahirkan figur-figur berpengaruh. Jangan juga lupakan para trendsetter dari jalan-jalan seperti Harajuku, disiplin ilmu menswear yang dimiliki Jepang sudah menjadi studi secara mendetail oleh para fashion bloggers, konsumen dan designer-designer dari seluruh dunia. Dari adopsi kepada kultur barat dan revival American workwear klasik yang digabung dengan tradisininya, menswear dari Jepang selalu berada di garda depan.
Â
Â
Toko retail ini sekarang sudah memiliki lebih dari 100 toko. Setelah berbisnis lebih dari 40 tahun, tidak hanya apparel saja yang disediakan di gerai-gerainya. Sebuah record store, galeri yang dipenuhi seragam, sampai toko suvenir Tokyo yang menjual figur-figur anime dan manga yang bersebelahan dengan T-shirt dari designer-designer terkenal. Berbelanja disini berarti semua kebutuhan terpenuhi, layaknya sebuah one stop shop. Nama BEAMS sudah bersinonim dengan “Japan style†sama seperti Ferrari bagi Italia dan dunia otomotif. Sudah menjadi rahasia umum kalau setiap aspek dari raksasa retail fashion ini adalah benchmark yang patut ditiru siapapun yang ingin menjalankan bisnis retail fashion. BEAMS adalah titik temu dari semua sudut fashion yang tumbuh berkembang di Jepang, dan menjadi narasi yang terdepan untuk para konsumennya.
Rizzoli, penerbit dari New York yang sudah menerbitkan beberapa buku fashion seperti Carhartt WIP Archives, FUCT, Supreme dan Hiroshi Fujiwara: Fragment juga menerbitkan sebuah buku yang membahas BEAMS. Berjudul BEAMS: Beyond Tokyo, buku ini dipenuhi koleksi-koleksi BEAMS, foto gerai toko-tokonya di berbagai lokasi, sejarah dan tentunya beberapa tulisan kontributor seperti sutradara Sofia Coppola, Nigo (BAPE, Human Made), Stella Ishii, Toby Bateman (Mr. Porter) dan Chitose Abe (Sacai). Buku ini memberikan visual eksklusif terhadap kinerja BEAMS sebagai salah satu brand Jepang yang paling inovatif. Lengkap dengan foto-foto katalog produk, sketsa, esai-esai yang mendalam dari kolaborator dan kurator, buku ini secara mendetail merangkum bagaiman BEAMS membangun reputasinya dari pertama berdiri di tahun 1976 sampai era kontemporer. Buku BEAMS terbitan Rizzoli ini adalah sebuah testimoni terhadap bisnis fashion dan juga selebrasi bidang kreatif. Ini adalah kitab fashion yang tidak hanya membahas satu brand atau satu designer, melainkan operasi retail besar dilihat dari perspektif orang dalam. Buku yang sangat edukatif dan enak dibaca.
Â
Â
Agar tetap resilient dan adaptif terhadap berubahnya pola kehidapn konsumen dan juga trend fashion selama empat dekade, BEAMS menaruh kolaborasi sebagai filosofi intinya. Dengan berkolaborasi dengan designer-designer muda dengan ide yang fresh dan dinamis, sudah terbukti collab-collab BEAMS bisa menjadi daya tarik sendiri layaknya sebuah magnet untuk menjerat para konsumennya. Beberapa kolaborasi mereka adalah dengan brand-brand besar seperti Adidas, Nike, Reebok dan Levi’s. Fotografer sekelas Terry Richardson saja sudah pernah berkerja sama dengan BEAMS. Selama 4 dekade, BEAMS sudah mengumpulkan dan berkerjasama dengan designer-designer dan figur-figur kreatif penuh talenta. Sampai tulisan ini dibuat, BEAMS tetap menjadi market leader dan inovator dalam dunia menswear. Kehadiran BEAMS dalam dunia fashion global sudah diperhitungkan karena roots BEAMS dalam sejarah fashion Jepang. Dengan dedikasi para staffnya yang mencakup shopkeeper sampai designernya, kurasi-kurasi BEAMS tidak pernah salah. Meminjam quotes dari Nigo, BEAMS adalah “Ujung tombak dari kultur Tokyo.â€
Â
Â
Â
Â
Words by Aldy Kusumah