Skena musik Bandung baik-baik saja. Sebuah pernyataan yang sangat perlu ditegaskan setelah mencuatnya pertanyaan “Ada Apa Dengan Bandung?†disalah satu kanal youtube. Kita tidak akan membahas secara mendalam mengenai hal tersebut. Tapi, kita akan memberikan rekomendasi 5 band baru asal Bandung yang patut masuk playlist kalian.
Suarloca
Â
Â
Band yang beranggotakan beranggotakan Fahman Fauzi (drum), Husein Muhammad (gitar), Lana Syahbani (gitar), dan Pahlevi Arie (vokal, synth) ini baru merilis debut album mereka yang bertajuk Penumbra. Bagi yang suka musik rock seperti Kadavar, Graveyard atau The Sigit album Detourn. Suarloca wajib masuk ke dalam barisan heavy rotation playlist kalian.
Â
Eastern Boys
Â
Â
Mengusung genre surf rock, Eastern Boys telah merilis single yang berjudul “Hijrah” pada tahun 2019 dan di tahun 2020 band yang di tunggangi oleh Thian Ngalogo (vocal & gitar), Gilang Hade (Bass), Wildan Zulkarnain (gitar & vocal), dan Ridho Insani (drum) telah merilis single kedua mereka yang bertajuk “Sisi Gelap Kuda Besi.†Dua lagu yang cocok untuk membayangkan diam dipinggir pantai ditemani air hasil fermentasi gandum.
Â
Â
Di single terbaru ini mereka ingin terlihat seperti band-band pop pada umumnya, dengan ketukan drum yang lebih santai dan sound gitar yang minim overdrive. “Dikarenakan single terbaru kami memakai lirik, akhirnya saya dipaksa untuk bernyanyi dengan suara pas-pasanâ€, ujar Thian sang vokalis. Preman-preman yang biasanya mengendarai sepeda motor (RX King) dijadikan inspirasi dalam penggarapan artwork di single ini. Single “Sisi Gelap Kuda Besi†ini di produseri dan di mixing mastering oleh Noise Excel. Mulai mengudara di layanan musik digital favorit pada tanggal 6 November 2020.
Â
Prejudize
Â
Â
Unit metallic hardcore yang digawangi oleh Arga (vokalis), Rian (gitaris), Reza (bass), Keniro (gitar), dan Hilman (drum) telah mencuri perhatian setelah merilis debut demo ep di platform music digital. Nuansa hardcore sangat kental terdengar di demo ep Prejudize. Diproduseri oleh Kevin Rafs dari Bleach dan Vai Siagian dari The Couch Club menghasilkan 1 intro bernuansa electronic RnB bertajuk The Whisper Of Our Generation, yang di selimuti oleh gaya spoken word dengan narasi yang mengambarkan dari generasi ini, sementara 3 trek lain, Misery, Inner Hatred, dan Redemption. Menawarkan riff-riff yang tidak biasa dengan penuh kemarahan mereka siap menjejali telinga dengan gaya hardcore punk yang cukup kentara.Â
Â
Bekerja sama dengan teman-teman di Bandung, Prejudize akan merilis full-pack lagu Promo 2021 mereka dalam bentuk kaset dengan paket bundling bersama merchandise dan lainnya. Debut self titled mereka bisa di dengarkan pada Band camp dan platform lainya.
Rounder
Â
Band chaotic metal yang terbentuk pada tahun 2017 ini telah merilis satu album bertajuk Disclosure pada tahun 2020 lalu dan juga cukup rajin merilis music video. Musik yang agresif dibalut dengan lirik yang depresif menjadi nuansa yang ditawarkan oleh Rounder. Nuansa dalam lagu ini berbeda dibandingkan dengan lagu-lagu mereka sebelumnya dimana dalam single ini mereka lebih banyak memainkan chord-chord yang agresif dan lebih gelap dan lirik yang lebih emosional. Loveless Suffering menggambarkan antara penderitaan, keputusasaan dan cinta dimana digambarkan dari sudut pandang yang berbeda, hal ini tercermin dalam video klip yang juga mereka rilis dimana di dalamnya mengandung unsur-unsur yang gelap menggambarkan situasi penderitaan dan keputusasaan terhadap cinta juga kemarahan.
Video ini pun didirect langsung oleh gitaris dan vokalis mereka Razaq Caesar dan Fikri Hadyan dibantu oleh Bimantara Septianto selaku DOP dan Editor. Pengerjaan lagu ini tercetus setelah terjadi pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka untuk berdiam diri di rumah sehingga tercetuslah ide untuk membuat single ini. Selain itu seluruh produksi single ini dikerjakan oleh mereka sendiri di Southside Paradise. Dalam single ini Rounder juga menjalin kerjasama dengan Kalimasada Records sebagai record label digital.
Â
Maio
Â
Â
Merubah motor matic serasa motor balap dengan mendengarkan perpaduan antara hardcore, punk, crust, d-beat hingga rock n roll di jalan dengan volume mentok ke kanan adalah sebuah gambaran ketika mendengarkan band yang baru merilis album Negative Thoughts ini. Setelah merilis dua single yang ber-titel “The Justice Trap†dan “Circle Jerks†tahun lalu,
para bedebah sialan yang membaptis diri dalam nama Maio, akhirnya mengejewantahkan debut
albumnya. Ada jarak yang lumayan jauh dari rilisnya single sampai album ini. Terbentuk di 2019
dengan kolaborator Aziz (vokal), Valard.ss (gitar kanan), Abuy (gitar kiri), Kikim (bass), dan
Wisong (drum). Mengoplos hardcore punk, crust, d-beat sampai benang merah rock n’ roll paripurna secara
musikalitas, album ini banyak bercerita tentang apa yang terjadi di sekitar kita dalam departemen
lirikal.
Bertajuk “Negative Thoughtsâ€, judul ini berasal dari salah satu lirik yang ada di tracklist
album. Dirilis via HSTD Records asal Bandung dengan dua pengemasan berbeda; versi bundle pack
berisi kaset, stiker, pin button 1 inci, cup popcorn, kacamata 3D dan poster A2, kemudian versi
reguler yang hanya berisikan kaset pita tunggal. Dalam setiap kaset pita disematkan sebuah cetakan
yang berisi catatan pinggir perihal album ini yang ditulis oleh kesebelasan, mulai dari kolega,
jurnalis, dan penggiat musik yang kami kultuskan.
Â
Words by Firman Oktaviawan
Photos from Band Archive
Layout by Prita