Riandy Karuniawan tentunya dikenal lewat karya-karyanya yang menghiasi kover album-album ikonik seperti Homicide (Godzkilla Necronometry), Komunal (Gemuruh Musik Pertiwi) dan terakhir Bars of Death (Morbid Funk). Dia juga sudah berkerjasama dengan band-band seperti Slank, The Sigit, Circa Survive, Kelompok Penerbang Roket dan Marijannah. Mari berbincang sedikit dengan Riandy mengenai karya-karya dan proses pembuatannya…
Â
Dulu pertama lihat karya lo di eksibisi Konspirasi Tangan Setan tahun 2010. Cukup menarik juga itu eksibisi. Bagaimana cerita dibalik eksibisi itu?
Iya, Konspirasi Tangan Setan sebelas tahun yang lalu itu kita gagas di Oj’s. Kita sering nongkrong disana saat itu. Kebetulan setongkrongan pada suka gambar dan ngerjain ilustrasi buat band kawan-kawan dekat. Dua alasan sebenarnya, pertama ingin memamerkan karya karya original yang numpuk dikamar. Kedua, ngebantuin tugas akhir Biman (Rajasinga) di SR untuk bikin sebuah pameran. Udah dibantuin tetep gak lulus juga.
Dulu di DeviantArt lo menggunakan moniker Blossomdecay dan sekarang memilih menggunakan nama asli. Apa ada perubahan style dari dulu sampai sekarang? Sudah berapa lama menjadi full time illustrator?
Nama Blossomdecay itu saya pakai karena ikut ikutan artist artist di DeviantArt kala itu. Nama itu saya ambil dari sebuah ilustrasi ilusi optik di ensiklopedia yang dibelikan orangtua saya sewaktu SD. Ilustrasi itu begitu kuat terekam dikepala saya. Pindah ke platform Instagram saya meninggalkan nama tersebut, terasa tidak mewakili saya lagi. Seiring keinginan untuk menghasilkan karya yang lebih personal, saya beranikan diri untuk memakai nama asli saya. Style karya saya selalu berubah bersama perjalanan dan pengalaman. Style saya di 2010 tidak mampu menyampaikan keresahan saya di 2020 dan sebaliknya. Saya memutuskan menjadi ilustrator sejak tahun 2009.
Kover Homicide (Godzkilla Necronometry), Komunal (Gemuruh Musik Pertiwi) dan Bars of Death (Morbid Funk) sangat ikonik. Bagaimana proses dibalik pengerjaan 3 artwork itu dan awal mula develop kerjasamanya?
Saya fanboy band band itu, karya karya mereka terasa sangat relate dengan hidup saya. Saya punya sentimen pribadi terhadap orde baru, kampung halaman saya di Aceh porak poranda akibat atraksi militer. Bayangkan, Tragedi Simpang KKA hanya 1km dari rumah saya. Kecintaan pada Homicide adalah keniscayaan. Sebagai perantauan pas-pasan di Bandung, gigs Komunal adalah pilihan hiburan dan asupan energi.
Otomatis saat dihubungi untuk mengerjakan sampul album mereka saya tak bisa berkata-kata, bahagia. Prosesnya sangat organik, belum ada WA saat itu (kecuali Bars Of Death), ngobrol empat mata, merokok, hanya revisi beberapa sketsa, hajar cat minyak dan foto karya. Proses ngobrolnya yang paling berkesan buat saya, sisanya adalah buah obrolan itu.
Karakter Sathar yang menggunakan environmentnya sci-fi dan palet warna khas itu mengingatkan gue ke Roger Dean dan Moebius. Siapa saja seniman yang mempengaruhi karya-karya lo?Â
Â
Yes, Roger Dean. Secara visual, core inspirasi saya adalah karya karya Salvador Dali. Gameplay sureal untuk saat ini mampu mengakomodir keresahan-keresahan saya dan dengan efektif menyampaikan visual yang ingin saya hasilkan. Selain Roger Dean, saya banyak belajar dari karya karya Arik Roper, Moebius dan Morrg.
Ada rencana merealisasikan karakter Sathar menjadi komik atau animasi?
Ingin sekali, beberapa tahun kebelakang saya sering mengeksplorasi elemen-elemen komik, seperti balon teks dan panel dalam karya saya. Hal tersebut menyadarkan saya kalau saya hanya seorang pelukis, pekerjaan sebagai komikus bukan hal yang mudah. Tapi tentu saja, saya dibesarkan oleh komik dan animasi, suatu saat saya harus membuatnya.
Video klip The Sigit “Another Day†sangat menarik. Berapa lama pengerjaannya? Bagaima kesan-kesannya membuat animasi dan mengerjakan video klip?
Prosesnya kurang lebih 3 bulan. Kembali lagi, proses ngobrol sangat penting buat saya. Dalam pengerjaan klip Another Day, saya dan Rekti ngobrol tanpa mengerjakan apa-apa selama sebulan. Obrolan bertema abstrak, berubah-ubah namun berputar disekitaran permasalahan-permasalahan esensial. Kami tidak terlaku fokus pada urusan teknis, selama ada di Youtube semua bisa dipelajari. Ini pengalaman pertama saya membuat hand drawn animation, saya banyak belajar teknis pembuatan animasi pada projek ini. Menggambar frame demi frame, memahami gerakan dan cara membuka file di After Effect.
Media favorit yang digunakan apa saja?
Saya bermain Cat Minyak, akrilik, tinta, aerosol, dan digital. Semua favorit buat saya karena masing masing media memberikan saya pengalaman yang otentik.
Pertanyaan terakhir: 5 artwork favorit dari ilustrator lain?
Â
-Salvador Dali, Metamorphosis Of Narcissus
-Roger Dean, Asia ‘Alpha’ album cover
-Arik Roper, Mushroom Magick book
-Morrg, Esokan Makan Apa Hidup Adalah Narkotik
-Amenkcoy, Pemerintah K*ntol