Mufti Priyanka, atau yang biasa kita kenal dengan Amenkcoy adalah seorang ilustrator yang dikenal lewat karya sarkasnya yang menggabungkan kultur lokal dengan barat, dan juga sarat dengan sentimen sosial & politis. Amenk juga mengajar dan menjadi dosen disalah satu perguruan tinggi di Bandung. Mari berbincang sedikit dengan Amenk mengenai warteg favoritnya, Miles Davis, koleksi piringan hitam/kaset pita dan crypto art…
Â
Â
Halo Amenk. Apa kabarnya? Sedang sibuk dan mengerjakan aktivitas apa saja di masa pandemi ini?
Kabar baik nih… kebetulan kesibukan biasa dimasa pandemi ini mengajar daring, proyek kolaborasi, & berkarya Drawing. Masih sekitar-sekitar itu saja hehehe
Sekarang kan dunia seni lagi diramaikan oleh crypto art dan NFT. Bagaimana pendapat Amenk mengenai orang-orang yang membeli karya digital dan menjual karyanya secara digital? Apakah seni berbentuk materi dikemudian hari akan ter-digitalisasi?Â
Ahh, iya fenomena terakhir-akhir itu lagi ramai yah. Pendapat aku sih syah-syah aja disatu sisi, justru dengan pendekatan seperti itu bisa menyederhanakan pendistribusian karya seniman ke khalayak lebih luas. So, kayaknya galeri bakal DIE sih hahahaha tapi entahlah. Nah perihal material seni bakal jadi lebih digital dikemudian hari itu pasti kayaknya, karena pendekatan tersebut relevan dengan kondisi masa kini.
Lalu bagaimana pendapat Amenk terhadap kasus Kendra Ahimsa yang kemarin sempat ramai karena ada yang menjual karya crypto meniru stylenya? Kabarnya terjual cukup mahal juga…
Ini semacam resiko besar yang dialami para seniman yang melintang karya-karyanya di jagat maya dan tentunya belum ada penanganan khusus perihal hak cipta secara spesifik untuk kasus Kendra. Dilematis, sementara kita sebagai penggiat seni perlu wadah mengenalkan karya-karya di jagat maya namun resiko dari fenomena crypto art menghantui setiap saat.
Apakah masih penting membahas originalitas di tahun 2021 menurut Amenk?
Sudah tidak begitu penting bagi saya pribadi… Ya, sederhananya yang dialami peradaban manusia pada saat ini ialah merupakan sebuah pengulangan-pengulangan dari era sebelumnya. Bentuk penemuan, kreasi, hingga fenomena ilmu pengetahuan pun lebih banyak mengeksplor hal-hal dari sebelumnya. Orisinalitas mutlak dipunya oleh zat satu itu…
Menurut pendapat pribadi Amenk, apakah dekonstruksi lazim dalam seni ilustrasi/design layaknya penggunaan sampling dalam musik hiphop? Menggunakan design-design yang sudah ada digabung menjadi suatu karya baru? Apa bedanya parodi, tribute dan homage menurut Amenk?
Praktek memodifikasi image dalam dunia ilustrasi maupun desain merupakan hal yang lazim menurut saya. Definisi modifikasi lebih mengadaptasi / menyadur dari spirit visual sebelumnya lalu disajikan kembali dengan bentuk varian yang lebih baru. Artinya si seniman pasti mempunyai kepekaan dari banyak sumber referensi yang melatari pemahaman ketika bereksperimen membuat sebuah karya dan mengkombinasikan semua itu dengan beberapa pendekatan tema / teknis maupun material.
bedanya parodi, tribut dan homage menurut saya beda-beda tipis sih… parodi lebih kepada teknis menyadur imaji dari sebelumnya namun cenderung menyajikan ulang lewat kesan humor atau jenaka. Sedangkan tribut dan homage mempunyai kemiripan istilah satu sama lain Kedua istilah tersebut merupakan sebuah bentuk respon dalam rangka menghormati seseorang / kelompok yang mempunyai sejarah prestasi dibidang tertentu dengan mengeksplor, menggubah, atau memperkarya khasanah karya sebelumnya dengan sajian lebih baru.
Bagaimana pengaruh pandemi ini terhadap kehidupan pribadi Amenk?Â
Pengaruhnya banyak banget sih, terlebih pada saya pribadi yang terbiasa dikondisikan sangat mobile diluaran dan ketika masa pandemi ini justru segala sesuatunya dimonitoring dari rumah. Pekerjaan diluar mengajar cenderung sangat berkurang, seperti halnya: kegiatan workshop, berpameran, komisi melukis dinding, talkshow hingga kegiatan kolaborasi pun berimbas sepi. Masyarakat menurut saya sudah jengah dengan fenomena pandemi saat ini dikarenakan bersliwerannya data / informasi dari berbagai media yang sebetulnya tidak begitu baik dikonsumsi. Hal tersebut berimbas pada kesadaran masyarakat terhadap menjaga dan tetap waspada pada kontrol peningkatan perluasan Covid-19 itu sendiri.
Â
Saya lihat Amenk mempunyai kegemaran meracik sambel. Coba rekomendasikan pada kami 5 tempat makan terbaik di Bandung favorit Amenk…
1. Warteg Bahari (Dago Simpang)
2. Sate & Gule RM Harris
3. Empal Gentong Cihapit
4. Katupek Kapau Rita Palasar
5. Warung Ceu Umin (Di bawah Jembatan Layang Pasupati Kebon Bibit – Tamansari, Bandung)
Kembali lagi ke crypto art, bukankah aneh jika membeli suatu karya seni yang hanya bisa dinikmati dari layar hp atau layar komputer saja? Bukankah karya seni lebih baik jika bisa dipegang atau dipajang untuk dinikmati?
Pada hakikatnya memang membeli sebuah karya seni lebih otentik dinikmati secara langsung, seperti halnya memajang ataupun meletakannya dimanapun kita senangi. Pendekatan dalam Crypto Art cenderung mempersingkat apresiasi terhadap bentuk secara keseluruhan. Makna menikmati karya seni dengan pendekatan Crypto Art ialah seperti halnya kita memaknai hal-hal yang tadinya “menjulang tinggi” dapat diakses secara mudah, efesien dan compact.
Bagaimana dengan hobby mengkoleksi piringan hitam dan kaset pita Amenk? Apakah hunting dan digging masih berjalan pada saat pandemi ini?
Untuk hobi yang satu itu tetap ditekuni hingga saat ini. Namun untuk masa pandemi ini, saya memanfaatkan kanal-kanal jagat maya dalam memperoleh informasi keberadaan rilisan fisik yang diinginkan. Lebih simpel, jadi tinggal order via Whatsapp dan kirim deh kerumah kita
Pertanyaan terakhir: Rekomendasikan 5 album terbaik yang Amenk putar saat sedang berkarya atau mencari inspirasi…Â
Rekomendasi 5 album sebagai teman ketika saya berkarya, diantaranya:
1. Slowdive – Pygmalion (Creation records ©? 1995)
alasannya, materi-materi tembang di album ini cenderung deep, noisy, dan cenderung mengawang jadi cocok banget buat temen deadline ngerjain karya. Tau-tau karya rampung deh, saking gak kerasanya hehehe.
2. Dead Meadow – Dead Meadow (Tolotta records ©? 2001)
Alasannya, album perdana Dead Meadow ini cenderung lebih bold statement memainkan rock yang heavy, groovy stoner nan gagah ditambah mengalun manja mengawang mengisi ruang hampa dalam benak pikiran saya ketika berimajinasi sebelum mengekspresikannya kedalam bentuk karya.
3. Soft Machine – Third (CBS records ©? 1970)
Alasannya, album ini syarat dengan eksperimentasi musik rock progresif dengan sentuhan kental fusion jazz yang bikin betah nemenin saat-saat saya mengerjakan karya dengan bidang besar.
4. Yockie Suryo Prayogo, Feat. Chrisye – Jurang Pemisah (Aquarius Musikindo ©? 1977)
Alasannya, materi musik di album ini bervariasi secara aransemennya. Balutan rock progresif yang masif dipadu padankan dengan irama-irama janggal minor maupun mayor bikin isi materi-materi album ini lebih varian dan gak ngebosenin untuk dinikmati saat berkarya tentunya.
5. Miles Davis – Sketches of Spain (CBS records ©? 1959)
Alasannya, album ini cocok diperdengarkan saat berkarya ditengah malam hari dengan kondisi senyap, dingin lembab + hujan lebih cocok. Suka aja materi-materi di album ini karena kepiawaian Davis meracik ulang beberapa komposisi dasar lagu khas Spanyol disajikan ulang dengan gaya fusion jazz nan syahdu. Ahhh, keren… itu aja hehehe