Hardik adalah sebuah unit hardcore/punk yang terbentuk pada tahun 2023 di Tasikmalaya. Band ini diperkuat oleh Nahla (Vocal), Angga (Guitar), Yepi (Guitar), Ilham (Bass) dan Yogi (Drum). Secara musikalistas, Hardik cukup unik karena memadukan hardcore punk klasik ala band-band SST Records dan Bikini Kill. Adanya pengaruh anime dan unsur psikadelia di musik mereka juga semakin memperkuat karakter unik Hardik. Mari berbincang dengan band punk Tasik ini mengenai Junji Ito, Pink Floyd dan Nasi Tutug Oncom..
Halo Hardik! Bisa introduce dan menceritakan kesibukan kalian diluar Hardik? Oh iya, kabarnya karya-karya kalian juga dipengaruhi oleh anime. Anime favorit kalian apa saja?
Ilham: Hallo A, Alhamdulillah baik, Saya Ilham player bass di Hardik. Diluar ngeband kesibukan Saya bekerja dan anime favorite Saya adalah karya-karya Junji Ito, dengan begitupun cover-cover Hardik pun terinspirasi dengan (referensi) anime horror, salah satunya Junji Ito.
Yepi: Hallo Kang, Alhamdulillah baik, kenalin Saya Yepi Setiadi, di Hardik posisi Saya sebagai gitar pemanis tanpa gula buatan hehe.. Kesibukan Saya diluar Hardik selain kerja on site di Jakarta, juga lagi bikin project musik baru di Jakarta juga. Benar sekali, terutama Saya orangnya weeaboo jadi musik Hardik ada terkaitnya sama anime, salah satu anime favorit Saya One Piece dan One Punch Man.
Nahla: Halo Kang, Alhamdulillah baik. Kenalin Aku Nahla, Aku vokalis di Hardik. Kesibukan Aku selain band-band-an yaitu kuliah, Aku juga suka nonton film setiap hari makanya Aku banyak dapat inspirasi ke lirik dari film-film yang Aku tonton. Dan salah satunya Aku juga suka nonton banyak film animasi Jepang dan baca manga dan komik juga dari Junji Ito. Aku juga suka sekali film-film dari Studio Ghibli.
Angga: Hallo Kang, Alhamdulillah baik. Nama Saya Angga gitaris di Hardik. Diluar main band kesibukan Saya bekerja. Saya pribadi sih tidak terlalu anime banget mungkin dari teman-teman yang lain…
Yogi: Hallo Jeurnals Alhamdulillah kabar baik, kenalin Saya Yogi, kesibukan selain di Hardik seperti pada orang umumnya adalah cari uang, scroll reels & main game. Dipengaruhi anime, kalo Saya pribadi engga sih sebenernya, mungkin dari temen-temen Hardik yang lain.
Musik hc/punk yang dimainkan Hardik cukup menarik, karena kalian lebih terdengar raw seperti band-band SST records ketimbang menggunakan sound modern. Apakah masing-masing personil lebih menyukai band-band hc/punk klasik? Ide siapa yang memasukkan unsur psychedelic di musik kalian?
Nahla: Untuk Saya sendiri sebagai vokalis, Saya banyak mendengarkan band raw klasik sebagai patokan referensi ketimbang band yang sudah diberikan bumbu-bumbu lebih karena lebih mudah untuk memoles dan menambahkan sebagai inspirasi. Contohnya seperti Exit Order, Gel, dan untuk yang lebih raw nya adalah Bikini Kill. Untuk ide dari penambahan psychedelic di musik Hardik yaitu dari Yepi gitaris pemanis kami.
Angga: Saya pribadi suka, ada beberapa band klasik yang sering saya dengarkan seperti Minor Threat, Black Flag dan lain-lain. Referensi awal sih pengen bikin band yang cepat dan energik. Unsur psychedelic datang secara spontan pas latihan.
Yepi: Untuk Saya pribadi, justru Saya sebelumnya tidak sempat mendengarkan mengenal musik hc/punk yang baru bahkan klasik, karena saya lebih menyukai psychedelic rock 70’s semacam Jimi Hendrix, Pink Floyd, Black Sabbath, The Rolling Stones, terus selain psychedelic rock Saya juga suka musik rock semacam King Gizzard and Lizard Wizard dan musik stoner rock/doom semacam Sleep, Radio Moscow, Belzebong, Bongripper… Hingga satu waktu ingin membuat project band dengan musik yang ngebut namun tanpa distorsi yang sangat keras, akhirnya dibikin lah sama anak-anak materi yang lebih masuk ke hc punk, namun sama Saya dibalut sedikit ambience dari modulasi biar ga jenuh aja.
Ilham: Sebelum bersama Hardik, Saya bermain di 2 project band yang berjalan bergenre crust punk dan psychedelic rock. Mungkin referensi Saya dari dulu senang eksplor musik rock dengan sound vintage dan kesan yang mengawang dan sedikit psychedelic, jadi Saya mencampurkan referensi dari band rock terkenal seperti King Gizzard and The Lizard Wizard dan punk-punk era 80’s. Mungkin ide psychedelic ini dari beberapa anak-anak yang sebelumnya sudah bermain di band-band stoner rock, blues, dan psychedelic rock / pop.
Yogi: Kalo Saya band-band hc/punk banyak dikasih tau sama Ilham dan temen yang lain di Hardik dan tidak terlalu banyak tau awalnya hanya beberapa.. Sebelumnya Saya lebih sering dengerin genre metal seperti Trivium, rock seperti Foo Fighters, Red Fang, The Sword, kalo punk lebih sedikit awalnya seperti Fall of Efrafa. Untuk ide yang memasukan unsur psychedelic itu masukan dari beberapa teman, dari Ilham sama Yepi yang punya project band psychedelic.
Bagaimana proses Hardik membuat sebuah lagu? Apa melalui jam session di studio atau kirim-kirim file sketch? Siapa yang paling banyak bertanggung jawab di departemen lirik? Tema apa yang kalian selalu angkat di lirik-lirik kalian?
Nahla: Biasanya untuk Hardik kalo membuat sebuah materi itu berawal dari instrumen terlebih dahulu mengingat-ngingat lalu dikirim melalui voice note ke grup lalu langsung ke studio untuk mencari ketukan drumnya dan untuk lirikal selalu di akhir ketika instrument sudah final. Pertanggungjawaban lirikal banyak dari Saya sendiri sebagai vokalis untuk mencari visual dan keresahan pribadi di dalam materi-materinya. Untuk tema dari lagu-lagu yang kami angkat spontan dari apa yang kami rasakan dan kami lihat contohnya seperti keresahan sehari-hari dan apa yang kami tonton balik lagi ke animasi-animasi jepang sebagai visualnya.
Angga: Proses membuat lagu kalo lagi ngumpul bareng sama di studio.
Lirik dan tema di buat oleh Nahla.
Yepi: Biasanya kami membuat suatu materi itu berawal dari riff dasar yang dibuat oleh Ilham, Yogi dan Angga, setelah jadi riff dasar nya kita langsung di modifikasi lagi saat jam session di studio, untuk masalah lirik dan temanya hampir semuanya dibuat oleh Nahla
Ilham: Proses di album awal, dulu kita hampir setiap hari ngumpul bareng di rumah Saya, dari mulai membuat instrument mentah sampai lirik semua dibuat secara langsung pada album pertama, seiring berjalan nya waktu anak-anak mulai sibuk bekerja dan kuliah di luar kota, jadi untuk proses album yang terbaru ini kita kirim kirim file di grup whatsapp, dan proses pematangan lagu nya pas semua udah pulang kumpul bareng baru kita ke studio. Kalo lirik aku biasanya bikin tulisan kecil di memo lalu aku kasih sama Nahla buat Nahla tambahin, tetapi sebagian besar nya dari Nahla untuk proses lirik. Untuk tema yang di angkat mungkin ada isu sosial yang di balut dan dianimasikan sebagai perjalanan seseorang dari perjalanan A sampai Z.
Yogi: Proses membuat lagu Hardik di 2 E.P yang sudah keluar lebih banyak melalui jam session di studio atau di rumah karena waktu itu personil Hardik masih ada di satu kota yang sama, mungkin di lagu selanjutnya bisa jadi kirim-kirim file sketch karena sudah ada di beberapa kota yang berbeda. Dari lirik yang paling banyak bertanggung jawab sejauh ini kebanyakan Nahla hampir semua, dari tema E.P sampai keseluruhan detail perlagu
Secara visual Hardik juga sepertinya sangat memikirkan tampilan visual. Mulai dari logotype, ilustrasi pada merch sampai gaya berpakaian kalian di panggung. Menurut kalian seberapa penting elemen visual dalam karakter sebuah band? Siapa yang biasanya bertanggung-jawab pada kreatif di visual kalian secara artwork dan juga stage presence? Kenapa memilih Gavin Vikram dan Delpi Suhariyanto untuk mendesain kover 2 EP kalian?
Nahla: Menurut Saya elemen visual dalam sebuah band itu sangat penting, karena secara tidak langsung dapat menggambarkan apa isi/gambaran suatu band hanya dari melihat visualnya, dengan begitu akan banyak orang yang berspekulasi arti dari penampakan yang kita tampilkan. Untuk kreatif visual biasanya kita diskusikan bersama sama (biasanya aku dan Ilham) lalu diberikan kepada Artworker nya dan merevisi sampai benar-benar nampak maksud dari apa yang benar-benar kami presentasikan. Untuk Gavin kita tertarik dengan ilustrasi komiknya dan untuk Delpi Saya sangat menyukai pemilihan warna dan pengambilan karakter yang sesuai dengan apa yang kami mau visualkan.
Angga: Karena visual menunjukan karakter sebuah band. Untuk visual dan artwork selain dari teman – teman band, kita juga di bantu oleh Omen dan Zura. Memilih Gavin karena ilustrasi komiknya yang sangat menarik, dan artwork Delpi itu suka dengan karakter liar dan pilihan pilihan warna yang seram.
Yepi: Karena visual merupakan aspek fundamental dalam karakter sebuah band maka untuk visual sendiri kita ber 5 pasti selalu berunding terlebih dahulu, tapi biasanya untuk perihal visual, fashion di panggung, stage presence dan lain-lain kami berdiskusi dulu kepada tim kami yaitu Salman dan Zura, agar kami bisa lebih optimal dalam menyajikan musik yang dibawakan. Untuk EP pertama kita sengaja mengajak Gavin karena beliau berasal dari kota yang sama juga yaitu Tasikmalaya, terlebih karena artwork Gavin memiliki karakter komik yang kita rasa cocok untuk EP pertama, lalu untuk EP ke 2 oleh Delpi karena dilihat dari EP nya dari Honey terbaru yang artworknya dibuat oleh Delpi juga bisa menggambarkan EP mereka, maka kita sepakat untuk mengajak Delpi untuk proses penggarapan visual EP yang ke 2.
Ilham: Menurut Saya karakter di sebuah band sangat penting dan Hardik juga ingin menyampaikan beberapa pesan dari karakter yang dibawakan oleh Hardik secara organik. Yang biasanya bertanggung jawab pada kreatif visual kami adalah teman di balik layar kami Salman dan Azura yang turut serta membantu sampai sekarang.
Saya tertarik artwork Gavin karena karakter komik nya terasa dan cover dari Delpi juga menurut Saya bagus untuk pengambilan beberapa object karakter yang dibuat.
Yogi: Tampilan visual seperti cover art sama desain merch yang biasanya harus sesuai, apa yang disuarakan di lagu kita berusaha sama dengan visual cover art sama desain merch, selebihnya seperti logo type, fashion di panggung itu menyesuaikan berjalan saja. Berapa penting elemen visual dalam karakter band, menurut Saya penting karena dengan visual sedikit banyaknya menggambarkan band itu sendiri dari mulai genre, lebih dalamnya apa yang band itu bahas didalam lagu-lagunya yang dituangkan melalui visual. Kenapa Gavin Vikram dan Delpi Suhariyanto, karena menurut kita cover art dari mereka cocok dan bisa menggambarkan apa yang kita sampaikan di masing masing EP
Bisa ceritakan gimana awalnya bisa terlibat menjadi opening act Dongker di Bandung, dirilis oleh Greedydust dan juga bagaimana awalnya Nahla bisa berkolaborasi menyumbangkan vokal di Leipzig? Selain ini apakah ada kolaborasi Hardik dengan band/brand/label lain di masa mendatang?
Nahla: Awalnya untuk menjadi opening act Dongker itu setelah kami menjalani tour 8 titik kota, kami tiba-tiba dikontek oleh Delpi dan akhirnya kami tertarik. Dan untuk Leipzig Saya bisa menyumbangkan suara di salah satu lagu di album berjudul “Sunday Risoulez Communique” itu karena tiba-tiba a Rio menghubungi Saya melalui Instagram langsung to the point mengajak project-an ini dan aku pun langsung tertarik. Kami insyaallah akan melaksanakan tour lagi tapi untuk bekerjasama mungkin belum terpikirkan.
Angga: Bisa terlibat menjadi opening act Dongker itu karena di kontak kak Delpi,
Lalu setelah itu di tawari untuk di rilis oleh Greedy Dust. Untuk kolaborasi mendatang belum ada.
Yepi: Seingat Saya pribadi awalnya saat kita sedang ngejalanin tour 8 kota, sehabis titik dari Garut, ada info yang masuk ke kita kalau Delpi meminta kontak kita, setelah itu Delpi mengajak kita untuk menjadi opening act Dongker di bandung, setelah konser Dongker kita dikabari Delpi lagi untuk album selanjutnya Greedy Dust bersedia untuk merilis album Hardik. Soal Nahla yang berkolaborasi dengan leipzig Saya kurang tau infonya, tau-tau Nahla info ke anak-anak akan berkolaborasi dengan Leipzig. Untuk saat ini yang Saya tau belum ada info lagi mengenai kolaborasi dengan siapa atau brand atau label manapun, saat ini kita hanya fokus untuk mempersiapkan jadwal tour kita
Ilham: Awalnya Delpi kontak kami untuk menjadi opening act nya Dongker di Bandung, setelah deal dan main disana, beberapa kali komunikasi kita ditawari untuk dirilis oleh Greedy Dust, karena sebelumnya album awal kita rilis mandiri, kita coba deal dengan dirilis oleh label. Untuk kolaborasi dengan leipzig, dari pihak Leipzig komunikasi langsung dengan Nahla. Buat kolaborasi mendatang belum saat ini belum ada, paling kita lagi garap buat tour E.P kita.
Yogi: Awal bisa terlibat menjadi opening act Dongker di Bandung, waktu itu Hardik lagi jalan weekend tour, tiba-tiba di kontak diajak jadi opening act di Dongker di Bandung, setelah itu ada obrolan untuk selanjutnya dirilis sama Greedy Dust. Soal kolaborasi sama band, brand atau label, kita liat aja nanti kita berjalan saja tapi buat saat ini Hardik lagi coba buat rencanain tour.
Ceritain dong bagaimana Tasik pada saat kalian tumbuh dewasa dengan ekosistem musik Tasik yang sekarang ini dari sudut pandang masing-masing personil?
Nahla: Saya melihat ekosistem musik di Tasikmalaya khususnya musik underground sedang bagus dan mulai banyak dikembangkan oleh generasi baru kami juga termasuk dalam lingkaran tersebut tapi generasi yang lebih awal juga tetap konsisten membuat karya dan inovasi baru yang menginfluence kami untuk terus konsisten juga.
Angga: Ekosistem musik di Tasik untuk sekarang semakin banyak,tumbuh dan berkembang dengan sangat keren.
Yepi: Kota Tasikmalaya adalah gudangnya orang-orang berbakat dengan berbagai keterbatasan, kenapa Saya bilang begitu? Karena anak-anak Tasik itu sebetulnya orang-orang yang bener-bener ngulik, orang-orang yang kreatif, namun kita dihadapkan oleh fasilitas yang minim, perizinan event kecil yang sangat ketat dan kendala akses atau jarak dari kota kita untuk ke kota yang lebih besar, namun lambat laun ekosistem Tasik sudah mulai berkembang bahkan lebih maju lagi, terbukti dengan munculnya band Tasik yang lain seperti Strawberry Pills dan Lucy Meet Dopamine.
Ilham: Ekosistem musik di Tasik sekarang makin menjamur dan cukup bereksplorasi. Mungkin banyak serapan juga dari band band tour yang berdatangan ke kota kami serta media sekarang yang bisa menjadi influence untuk eksplorasi musik dan berkembang di kota kami.
Yogi: Tasikmalaya yang sering disebut second city dengan ekosistem musik yang menurut Saya lumayan masih terasa perbedaannya dibanding dengan kota kota besar yang lebih banyak komunitas, tetapi dengan adanya band-band tour dan band Tasik sendiri yang bermunculan itu membuat pandangan baru buat trigger teman-teman yang lain di Tasik.
Kalian juga salah satu band yang jadwal tour nya cukup padat. Menurut kalian masing-masing, apa saja sih hal paling menyenangkan dan menyebalkan pada saat tour?
Nahla: Yang menyenangkan nya menemukan banyak teman-teman yang baru yang sampai sekarang masih sering berkomunikasi dan menonton band-band keren di setiap kotanya. Ada juga hal yang menyebalkan yaitu capek dan seperti biasa yaitu keteledoran anak-anak. Cerita unik dan lucu banyak banget ga bisa disebutkan satu-persatu, kalo seram paling nyasar sama macet.
Angga: Hal yang paling menyenangkan bagi Saya pribadi menikmati perjalanan bersama Hardik, terus bisa menjalin pertemanan lintas kota, bercerita tentang musik dan bertukar ide. Hal yang paling menyebalkan itu jadwal tour bentrok sama jadwal kerja.
Yepi: Aamiin mudah-mudahan hehe. Hal yang paling menyenangkan menurutku yaitu bisa berkenalan dengan berbagai kalangan diluar kota yang suka musik juga, manfaatnya bisa dirasakan sampai sekarang saat Saya sekarang sedang berada diluar kota jadi ada teman untuk dikunjungi dan sharing soal musik, hal yang paling menyebalkannya itu saat jadwal tour yang bentrok dengan jadwal kerja, terlebih jadwal kota yang dikunjunginya itu banyak pusat kemacetan, alhasil waktu banyak terkuras dijalan. Kalau cerita unik banyak sekali, kudu sambil nongkrong kita ceritain hehe..
Ilham: Hal yang paling menyenangkan disaat tour ketika perjalanan dan kebersamaan serta menambah relasi juga teman antar kota, dan hal menyebalkan nya paling, mepet waktu karena ada kendala macet atau trouble di perjalanan. Ada kejadian yang Saya ingat mungkin bisa dibilang sedih lucu senang campur aduk, ketika kita mau melaksanakan tour ke 8 kota untuk pertama kalinya bersama Hardik, karena kita nekat mau tour H-4 sebelum tour kita hanya punya bekel beberapa ratus ribu hahaha, karena proses pembuatan artwork belum selesai untuk membuat P.O T-shirt, mau tidak mau tour harus tetap berjalan sesuai agenda yang di jadwalkan, the power of miracle sang ibunda mamah nya Nahla, ngasih bekal sejumlah uang yang cukup untuk kami melakukan perjalanan tour di weekend tour minggu pertama hehehe…
Yogi: Hal yang menyenangkan ketika tour itu kita mendapat koneksi baru dengan teman teman di kota lain, menyenangkan ketika main maksimal pun sebaliknya
Kuliner Tasik rekomendasi kalian yang harus dicoba para pembaca JEURNALS kalau main ke Tasik apa saja?
Nahla: Tutug Oncom Benhil, Baso Firman, dan Kupat Tahu Kabita (Certificated recommendation by Rio Leipzig)
Angga: Baso Firman, Tutug Oncom Pak Ubad, Makanan ringan bi Aam sama Surabi Ceu Mamah.
Yepi: Tutug Oncom Ubad adalah pusat dari segala kalcer yang ada di kota Tasikmalaya. Paket nasi Tutug Oncom murah meriah tuma’ninah gemah ripah loh jinawi..
Ilham: Kalo pagi-pagi wajib ke Tutug Oncom Benhil..
Yogi: Kuliner Tasik yang harus dicoba kalau main ke tasik sih Nasi Tutug Oncom, Baso Firman, Usus Citapen, Keripik singkong Bi Aam.
Words & interview by Aldy Kusumah Photo by @alyanflf & @alidirgaa