Ekrig adalah vokalis Avhath yang cukup ikonik. Sebelumnya Ekrig sempat menjadi vokalis di For the Flames Beneath Your Bridge, sebuah proyek screamo yang cukup hangat di era 2000an. Avhath yang berawal dari perpaduan beberapa genre niche akhirnya menjadi hangat dan dapat diterima oleh para music aficionados, bahkan tidak jarang Avhath ikut meramaikan perhelatan festival musik besar di Indonesia. Menariknya, band ini sangat concern terhadap visual, merch mereka pun terlihat dibuat dengan pendekatan sebuah brand fashion ketimbang merch musik. Mari berbincang dengan Ekrig mengenai usaha music merch nya, Pure Evil Merch, dan tentunya Avhath..
“Suara gw terbilang jelek, jadi sepertinya teriak-teriak adalah jalan gw yang memang pingin banget punya bandâ€
Halo Eki, apa kabar? Sedang sibuk ngerjain apa aja nih?
Halo, kabar baik. Kebetulan lagi preparation buat Avhath manggung di Joyland Festival aja sambil running Pure Evil Merch on daily basis.
Eki, bisa ceritain ga background lo bikin Avhath? Gimana transisi lo dari emokids yang dulunya punya band screamo (For The Flames Beneath Your Bridge) jadi bikin band blackmetal/hardcore?
Backgroundnya mungkin karena waktu itu tertarik dengerin The Secret album Agnus Dei, ajak-ajak temen, jadi deh. Kalau untuk transisi sebenernya ga ada yang gimana banget, gw main alat musik skill nya terbilang ga ada, mau nyanyi, suara nya terbilang jelek, jadi sepertinya teriak-teriak adalah jalan gw yang memang pingin banget punya band. Selanjutnya tinggal di sesuaikan saja dengan musik yang cocok dengan karakter vokal ku hehe..
Dulu kita kenal pas jaman lo di Monka ngurusin vinyl ya? Pendapat lo sebagai orang yang udah main vinyl dari dulu sampai sekarang, menurut lo culture vinyl ini sekarang kaya gimana sih?
Yes betul gw sempat di Monka Magic dulu, dan sampai sekarang masih ada koleksi-koleksi vinyl nya, sesekali bertambah tapi ga dalam regular basis. Kalau untuk culture nya gw ga bisa banyak berpendapat, karena memang sudah jarang digging, tapi kalau sekelebat mata yang gw tau sepertinya mulai hidup lagi, makin banyak orang buka toko vinyl, dan toko vinyl nya juga regularly meng-update stock mereka. Asumsi gw bisnis nya meningkat lagi.
Mengenai unit bisnis lo Pure Evil Merch, bisa ceritain ga gimana awalnya si PEM dari membuat merch Avhath sampai nge-handle merch dari band lain juga?
Yes betul, Pure Evil Merch sebagai pivot project divisi merchandise nya Avhath, supaya bisa rilis band-band lain, biar Avhath ga kebanyakan merchandise nya..
Tentunya ini pertanyaan wajib buat lo: Top 5 album emo favorit lo apa aja dan kenapa?
Thursday – Full Collapse
Karena kena banget di gw pada saat dengerin album itu dari awal sampai sekarang, gw juga gatau harus jelasinnya gimana karena lebih ke yang gw rasakan. Click aja menurut gw dengan diri gw, vibe, lyrics, emotional release nya. There’s something about Full Collapse.
What’s Mine Is Yours Compilation by Deep Elm Records
Energi lagu dari masing-masing artists nya bener-bener raw dan ter capture dengan
pas.
The Early November – The Room’s Too Cold
Karakter vocal, pengambilan nada, penulisan lirik Ace Enders bisa dibilang sangat sesuai dengan selera gw, ditambah ketukan-ketukan drum yang ‘centil’ yang memang juga selera gw. Complete package.
Brand New – Deja Entendu
Breakthrough album menurut gw, musik nya heavy banget, lyrics nya dengan segala metafora nya bener-bener deh.
Mungkin untuk yang rada baru, gw suka banget sm Twelve Towns series nya Into It. Over It.
Fresh, ngejelimet, heartwarming, dan cohesive.
Selain 5 itu tentunya banyak lagi, ntar gw coba bikin segment bahas album-album emo favorit gw satu persatu deh hehe..
Kalau ga salah, Avhath itu ga pernah buat album ya? Banyaknya single, split dan EP? Apakah ada alasan kenapa lo menghindari merilis album?
Betul, kita masing-masing punya standarisasi tentang album itu sendiri, dan juga mungkin masalah waktu untuk menggarap album, makanya kita hindari dari awal. Di awal sempat ada jokes untuk bikin album nanti kalau sudah mau bubar, haha.
Lo juga sempat berkerja di Double Deer ya? Bisa ceritakan sedikit tentang pekerjaan lo di Double Deer dan insight apa tentang industri musik yang lo dapetin dari situ?
Mungkin the best insight yang gw dapat adalah Sebagus apapun karyanya jika tidak didukung dengan plan yang comprehensive akan tidak maksimal pencapaiannya.
Pertanyaan terakhir: Tempat makan favorit lo setelah pulang dari gigs dimana aja nih?
Kalau di Bandung gw dan Avhath pasti harus selalu mampir ke Lima Serangkai, haha.
Kalau di Jakarta mungkin karena sudah capek duluan lebih memilih untuk langsung pulang, atau kalaupun makan, paling cari yang searah saja seperti Kacamata, atau Pecel Boma.
Words & interview by Aldy Kusumah
Photo by @yyoeelll