Diannov Pamungkas adalah seorang produser dan juga selector yang cukup prolifik dalam berkarya. Setelah merilis EP “Karangpawitan†dibawah moniker nya Xin Lie, sebuah maxi-single berjudul “Mapagkeun Kawani†pun dirilis . Yang didalamnya terdapat track berjudul ’MAPAGKEUN’, ‘PANÉN (MIND HARVEST)’, dan ‘KAWANI’. Diannov juga adalah orang yang aktif dibalik Disaster Records.
Bisa ceritain ga lo awal gabung ke Disaster Records gimana?
Awalnya sih ga ada rencana, pas tahun 2019, tiba-tiba dipanggil sama Vidi (Maternal Disaster). “Lagi santai ga? Bisa ke kantor ga besok?â€. Ngobrol lah kita. Sebelumnya juga saya juga dulu ada label santai yang ngerilis karya teman-teman. Sebenernya Vidi nyari orang yang bisa graphic design juga yang bisa layout dan lain-lain. Sampai sekarang sih kerjaan nya ga banyak berubah cuma akhir-akhir ini saya ngehandle jualan juga, tadinya jualan nya disatukan sama Maternal, sekarang mah dipisah. Yang sekarang aktif di Disaster cuma saya ama Vidi aja. Dulu sebelum sama saya Disaster itu Vidi sama Manno dan sempat juga sama Agan.
Roster artist Disaster kan lumayan variatif, dari Soleh Solihun, RNRM sampai Komunal dan Kontrasosial ada juga. Apakah ada aspek-aspek lain yang memutuskan Disaster untuk sign band-band tersebut? Apakah ada cerita unik pas lagi menggarap suatu band?
Selain musik teh memang banyak juga aspek lain. Dan biasanya berawal dari pertemanan, jadi ya karena barudak sebenarnya. Dari situ berlanjut ke obrolan lain dan rilisan. Kalau cerita unik ada cerita yang band nya tiba-tiba ga aktif setelah saya ajukan untuk dirilis Disaster. Penggarapan bagus, dari segi visual dan materi. Tapi pas beres rilis udah aja itu band nya ga aktif aja hehehe…
Top 5 rilisan favorit yang lo garap untuk Disaster apa aja?
1. Avhath – The Avhath Rites EP: karena itu pas saya pertama masuk Disaster langsung garap Avhath. Dari segi musik bagus, komunikasi jelas, artwork mah ga usah ditanya lah udah pasti bagus.
2. SSSlothhhh – Celestial Verses: The whole package lah, penggarapan nya serius dari segi artwork sampai marketingnya. Barudakna daek dikukumaha. Dan selling nya bagus juga ini.
3. Komunal – Komando Badai Api: Komunal sebelumnya juga pernah kita reissue format vinyl nya (Hitam Semesta & Gemuruh Musik Pertiwi).
4. Senyawa – Alkisah: Album yang keren. Alkisah juga dirilis oleh beberapa label internasional.
5. Ancient / Brigade of Crow split: Dirilis di format 7â€. Dari segi materi dan artwork bagus juga.
Bisa elaborasi sedikit mengenai proyek musik lo yang memakai moniker Xin Lie?
Nama Xin Lie diambil dari daerah rumah saya, Sindanglaya hehehe. Secara konsep sih elektronik eksperimental aja tapi tetap ada ritmik yang dancy, bisa dibilang sekarang tuh yang seperti ini disebut sebagai “Deconstructed Club Trackâ€, rilisan NON rata-rata seperti itu.
“Karangpawitanâ€, EP lo yang dirilis di tahun 2021 juga mengandung unsur perkusi tribal tradisional ya?
Jadi itu emang drum rack yang saya kerjakan. Saya merekam dan bikin drum rack sendiri. Nama instrumen perkusi nya itu “Dogdogâ€, yang biasa dipakai di reak (pementasan tradisional atau kesenian khas Jawa Barat) atau kuda lumping.
Lalu full album nya kapan?
Sekarang memang lagi garap album. Sepertinya kalau cari label sih masih di label anak-anak, tapi pengen juga self-release.
Bisa ceritakan sedikit mengenai maxi single baru lo?
Secara teknis, MAPAGKEUN KAWANI masih bertujuan untuk mempelajari lebih dalam cara kerja Ableton Live, DAW yang saya pakai untuk membuat musik. Secara personal, ini adalah sebuah motivasi untuk menjalani kehidupan dari yang buruk menjadi sesuatu yang lebih baik. Akan ada versi lain untuk materi ini yang akan dirilis oleh Ecstatix dengan format kaset pita dan ada tambahan remix dari Bagvs. Kemungkinan akan ada versi lain di tahun depan, ditunggu saja!
Perbedaan Xin Lie live set dan DJ set?
Sebenarnya kalau live set hanya lagu sendiri aja, kalau DJ set dicampur lah. Karena DJ set lagu-lagu nya agak berbeda dengan produksian saya. DJ set musiknya electronica, breaks, techno nya udah jarang lah. Tapi pas DJ set masih masuk aja mainin lagu sendiri, tergantung sound system. Yang membedakan di flyers ada keterangan nya dalam kurung biasanya. Masih keitung banget kalau main live set karena masih belum berani, sekarang masih belajar lagi dan mempersiapkan live set. Alat sebenernya ga ribet cuma controller dan laptop, cuma harus siapin DAW (digital audio workstation) nya. Karangpawitan aja sebenarnya belum tour.
Yang menurut lo agak ribet dalam produksi dan komposisi musik Xin Lie?
Writing nya yang agak ribet. Biasalah pengen bikin yang beda tea. Yaa apal lah sesama musisi.. Jadi yang ribet secara writing nya, mainin nya sih simple-simple aja. Saya pake drum rack itu teh karena pas masih kecil main reak juga. Sebelum ide pake dogdog, sempat juga bikin-bikin tapi hasilnya saya sendiri pun gak suka karena sound nya gak bagus juga, jadi ya itung-itung belajar DAW lah.
Karangpawitan itu dari nama daerah kan di Garut? Apa yang menarik dari Karangpawitan?
Awal tahun 2020 saya menjenguk teman saya yang terkena musibah di Sumedang. Beres dari situ saya bingung mau kemana. Di Bandung gak ada hiburan. Udah aja saya ke Garut untuk ketemu teman-teman lama. Salah satunya si Acil orang dari Karangpawitan. Yang spesial mungkin banyak fenomena unik disitu. Obrolan bersama teman-teman itu saya rekam, durasi sekitar 1 jam setengah dan saya pecah jadi 12 cerita. Tadinya mau dibikin album tapi baru jadi 3 lagu yang fix. Sekarang sudah ada sekitar 40 lagu yang mood nya terinspirasi dari cerita-cerita tersebut.
Scene rave bawah-tanah ini kaya semakin rame ya sekarang? Banyak juga yang dari punk/metal sekarang banting setir jadi musisi elektronik ya?
Karena sekarang ada wadahnya dan pelakunya lebih banyak, jadi terlihat seperti naik lagi. Lebih tepatnya dinaikkan sih bukan naik lagi. Terus karena internet juga ya penyebaran informasi jadi lebih gampang. Kalau banyak yang dari punk/metal ke elektronik ya itu mungkin ya, kebebasan berekspresi tea hahaha..
Balik lagi ke Disaster Records, apa ada beberapa upcoming release yang bisa lo ceritakan disini?
Vinyl ada beberapa sih, Avhath yang Felo De Se. Komunal yang Komando Badai Api, yang kemaren 2 lagu itu dirilis lagi di format vinyl. Speedkill ada yang baru, reissue album pertama Extreme Decay, Haul yang Adamar. Critical Issues band baru nya si Rian Pelor. Trus EP baru Saturday Night Karaoke. Ada penyanyi dari Yogya, Kanina, yang album fisiknya belum ada mau kita rilis juga. Ada juga band screamo Aillis yang minggu depan mau kita rilis, dan terakhir mungkin Tribute to Sajama Cut, split release sama Oblivion Records. Eh bukannya Nearcrush juga ada kan di tribute to Sajama Cut? hahaha..
Words & interview by Aldy Kusumah
Photo taken from Xin Lie’s archives