Lahir di California pada tahun 1962, perjalanan musik Steve Albini adalah bukti nyata manifestasi dari energi punk. Etos kerja dan prinsip Steve adalah bukti nyata dari suara pemberontakan. Pada suatu momen Steve pernah menolak royalty sebesar $500,000 dari album In Utero milik Nirvana yang dia produseri dan hanya mengambil fee dia sebagai produser, menurutnya bagi seorang produser untuk mengambil royalty dari jerih payah musisi lain adalah sesuatu yang memalukan. Steve Albini meninggal karena serangan jantung pada usia 61 tahun pada tanggal 7 Mei, meninggalkan beberapa album yang intens dan ikonik sebagai seorang musisi dan ribuan proyek yang sangat beragam sebagai produser dan engineer. Terinspirasi dari gerakan punk dan band-band seperti Ramones, Steve mempelajari jurnalisme di pinggiran kota Chicago, di mana ia membenamkan dirinya dalam scene musik kota tersebut.
Steve merekam album klasik yang tidak terhitung jumlahnya seperti “In Utero” milik Nirvana, “Surfer Rosa” milik Pixies, dan “Rid of Me” milik PJ Harvey, yang menanamkan teknik produksi uniknya dalam beberapa rekaman terpenting grunge dan alternative-rock tahun ‘90an. Steve bahkan menolak menyebut dirinya sebagai produser, lebih memilih istilah record engineer. Steve Albini juga menjadi vokalis band-band seperti Big Black, Rapeman (nama yang kemudian dia sesali), dan Shellac, mendorong batas-batas dalam skena post-punk.
Pada tahun 1995 Steve mendirikan studio rekamannya sendiri – Electrical Audio. Albini juga seorang kritikus vokal terhadap praktik eksploitatif dalam industri musik yang menolak layanan streaming dan selalu menolak mengambil royalti dari rekaman yang ia hasilkan untuk artis lain. Steve bukanlah seorang rockstar, melainkan dia adalah seorang penyair yang profan dan tentunya adalah seorang purist, yang mungkin tidak banyak tersisa di skena musik sekarang ini. Baik itu album Pixies dan the Jesus Lizard atau bandnya sendiri Shellac dan Big Black, Albini mengkhususkan diri dalam menangkap sensasi mendalam dari gitar dan drum yang dimainkan dengan volume yang memekakkan telinga. DIa adalah seorang purist analog, dan pada suatu waktu merekam drum Dave Grohl di sebuah dapur dengan 30 mikrofon hanya untuk mengambil reverb dari ruangan tersebut. Secara terpisah, ketika menulis untuk zine seperti Forced Exposure, Albini sangat pandai berbicara dan argumentatif tentang seleranya terhadap band, teknik rekamannya, dan kebenciannya terhadap kebiasaan industri musik yang eksploitatif. Steve mencapai tingkat ketenaran baru ketika Kurt Cobain memintanya (lebih tepatnya memaksa) untuk merekam album Nirvana tahun 1993 In Utero.
Mari menggali sedikit lebih dalam mengenai album-album esensial yang pernah diproduseri oleh Steve Albini. Berikut ini adalah 10 rekomendasi JEURNALS:
1. Shellac – 1000 Hurts (2000)
2. The Breeders – Pod (1990)
3. Low – Things We Lost in the Fire (2001)
4. Neurosis – Times of Grace (1998)
5. Godspeed You! Black Emperor – Yanqui U.X.O. (2002)
6. Superchunk – No Pocky For Kitty (1991)
7. Bush – Razorblade Suitcase (1996)
8. The Jesus Lizard – Goat (1991)
9. Big Black – Songs About Fucking (1987)
10. PJ Harvey – Rid of Me (1993)
11. Nirvana – In Utero (1993)
12. Pixies – Surfer Rosa (1988)