Dikenal melalui visual monokrom dan tekstur grainy-nya, Tekknovoid atau Ronny Firmansyah yang dikenal dengan panggilan Eno sudah banyak berkolaborasi dengan musisi-musisi lokal sampai internasional. Seniman visual ini juga bermain drum di band speed metal Brigade of Crow dan kadang menjadi selektor di beberapa event. Mari berbincang sedikit dengan Tekknovoid mengenai artwork, eksibisi-eksibisi dan proses pengerjaan karyanya…
Â
Sudah berkolaborasi dengan band-band dan brand apa saja selama ini? Bisa ceritakan beberapa proyek kolaborasi yang menarik?
Mungkin saya hanya bisa menyebutkan beberapa projek saja, untuk band yang sudah berkolaborasi so far, diantaranya Trees and The Wild, Avhath, Komunal, Amerta, Gabber Modus Operandi, Maple Death Records, Cold Showers, Raderkraft, Ash Code. Untuk brand; Elhaus, Maternal Disaster, Woodensun, Maison De Bjorn, Celestial Fracture dll.Â
Kalo berbicara soal kolaborasi yang menarik, mungkin semua project bisa dikatakan menarik ya, karena setiap projek mempunyai momen dan story disetiap proses pengerjaan visual dan grafiknya.
Poster dan grafis flyers Tekknovoid untuk Whyfest Jakarta & showcase Selofan di Texas cukup menarik. Bagaimana proses pengerjaan visual kedua commision work itu?
Untuk proses pengerjaan visual Whyfest sendiri, sebetulnya gak ada brief concept or moodboard detail. Pas pertama kali team dari Whyfest kontak saya untuk mengerjakan semua asset visual dari poster sampe merchandising, mereka ngebebasin buat interpretation identity si Tekknovoid itu sendiri kecuali pemilihan tones dan colour. Karena mikir line up band yang main sangat multi genre saya kepikiran buat ide visual yang netral dalam komposisi bentuk shape dengen tematik Bauhaus dan constructivism.
Berbeda dengan flyer Whyfest Jakarta, untuk showcase Selofan yang di present oleh San La Muerte Fest, mereka tetap membebaskan saya untuk eksplorasi pada grafis dan visual tetapi ada beberapa moodboard untuk reference dan asset untuk diolah menjadi grafis.
Dulu saya menemukan akun Tekknovoid setelah melihat beberapa respon Instastory teman-teman terhadap homage Aphex Twin dan Godflesh yang sangat menarik. Apa cerita dibalik homage tersebut?
Berawal dari ketertarikan saya dengan logo Aphex Twin sampe akhirnya bener-bener digging dengan musikalitas dan konsep visualnya, and what amaze me di tahun 1992 Richard D. James udah buat EP electronic yang beyond alias ngaco. So, gua memutusin buat pay a tribute dalam bentuk t-shirt as a homage to the pioneer. Sama hal nya dengan Godflesh. Kesukaan gue terhadap musik industrial dan experimental dengan Justin Broadrick sebagai salah satu role model and front man of Godflesh sebagai inspirasi dan juga spirit dalam berkarya, apapun itu.
Â
Sepertinya visual style Tekknovoid sangat cocok untuk genre musik Post-punk, dark-wave, techno dan harsh noise. Paling nyaman mengerjakan artwork atau cover art untuk band-band bergenre apa? What kind of music do you listen to these days while making art?
Sebenernya saya ga pernah ngeset dan ga mau terikat dengan genre-genre tertentu, namun kebetulan dengan ketidak sengajaan kalo market visual yang gue buat mostly dipakai buat kebutuhan grafik musik like a post-punk, darkwave, noise, electronic dan sub-sub nya. Kalo gue sendiri honestly paling nyaman untuk ngerjain karya tanpa limitasi yang clientnya ngebebasin approach gue terhadap karya tersebut. Lately, listen and digging electronic music, especially Breaks, Hip-hop, Gqom, DnB, Techno, Jazzhouse and sometimes Punks.
Â
Â
Ceritakan sedikit mengenai proses pengerjaan artwork vinyl Gabber Modus Operandi? Bagaimana awal mula kerjasama tersebut?
Pada saat awal kerjasama dengan Gabber Modus Operandi sebenernya sesimple Ican Harem direct message di Instagram dan melanjutkan obrolan via email with Mas Wok and Niels Wehrspann selaku art direction dari Danse Noire untuk inquire soal pengerjaan dan finalisasi cover artwork vinyl.Â
Kalo untuk proses pengerjaan artwork vinyl yang baru saja di release oleh label Switzerland (Danse Noire) it actually is Re-graphics dari visual “PUXXXIMAXXX†yang telah saya buat di tahun 2018. hanya replacing beberapa asset dan dari grafik.
Â
Â
Ceritakan keterlibatan Tekknovoid di beberapa eksibisi akhir-akhir ini..
So far, untuk eksibisi yang gue udah ikutin ada sekitar 9/10 eksibisi dari mulai yang di Bali, Jepang, Bandung, hingga yang paling terdekat pada pertengahan April 2021 gue berpartisipasi dalam pameran yang diadakan di Gallery ISA Art & Design Jakarta. Kalo untuk eksibisi yang menarik mungkin pas Maternal Disaster Seventeen Years Anniversary yang diadain di Urbane, itu pertama kalinya gue ngeksekusi lukisan dengan medium canvas berukuran 100 cm x 100 cm dengan deadline hampir 1 bulan hahah itu epic tapi jadi challenge banget sih.
Â
Â
Media dan tools apa saja yang biasa digunakan untuk berkarya?Â
Laptop, Wacom, sometimes Acryclic and Watercolor paper
Â
Â
Apakah masih penting membahas originalitas di tahun 2021? Seberapa tipis batas antara homage, tribute, parodi dan plagiarisme? Bagaimana pendapat lo mengenai dekonstrusi dalam seni visual?
Sebenernya kalo mau berbicara soal originalitas pada masa sekarang, saya lebih Percaya ‘there’s nothing new under the sun’ karena mostly dari karya yang ada pada masa sekarang merupakan pengembangan recycle dan reinterpretasi ide dari jaman dulu.Â
Kalo soal dekonstruksi kayanya di zaman sekarang udah jadi sesuatu yang diakui atau diterima sebagai teknik proses kreatif dalam menghasilkan suatu karya, dalam batasan tertentu. Jadi udah ga perlu lagi dianggap sesuatu yang tabu ketika ada seniman yang memakai teknik tersebut untuk menghasilkan karyanya.
Â
Â
Last but not least: Who are your favourite local artist, bands and brands? Tell us whyÂ
Artist; Bharatadanu, Manuscript of Death, Eyedust, Rizkymains, Alikrustyad, MFXXI. Yeah, because they’re my homies and we’re grow up on the same waves.Â
Bands: Bapak, Zatua, Succubus. Ghaust, Ametis. Because their have a unique concept sounds and strong identity.
Brands: Domestik Domestik, Aesthetic Pleasure, Celestial Fracture, Deva States, Based Club.
Â
Words & interview Aldy Kusumah
Photos from Tekknovoid Archives
Photos from Tekknovoid Archives