Senikanji adalah sebuah medium visual yang terbentuk dari dialog almarhum Pak Supomo dengan anaknya Yulius Iskandar. Ilustrasi Pak Supomo sangat khas dengan warna spidol merah & biru yang sangat berkarakter, apalagi quotes-quotes nya yang sederhana, lugas dan kadang sarkastik. Kali ini, penerbit independen Binatang Press! Yang sudah menerbitkan banyak buku-buku menarik seperti “Going South To The Northâ€, “Dari Ngak Ngik Ngok Ke Dheg Dheg Plas†dan “Lagu Zineâ€, menerbitkan buku perdana Senikanji dalam ukuran yang cukup compact. Tidak main-main, buku ini dicetak menggunakan printer Risograph dan menggunakan kertas Munken Pures dengan gramasi 120 gsm. You can smell quality right there.
Buku terbitan terbaru antara Binatang Press! dan Senikanji ini dirilis pada tanggal 30 Juni 2023. Ditulis oleh Felix Dass berdasarkan wawancara dengan pencipta Senikanji, Supomo, dan anaknya, Yulius Iskandar. Kalian bisa melihat sejarah Senikanji dari awal, bahkan Felix akan membawa pembaca ke titik awal dari histori Pak Supomo; ketika dia mulai hobby mencoret-coret dinding rumah menggunakan kapur, putus sekolah pas SMP dan kerja di brand onderdil dengan menempuh jarak 11km setiap harinya. Yang menarik dari Senikanji ini adalah selain menjadi medium untuk berkarya antara Pak Supomo dengan anaknya Yulius, Senikanji juga lah yang membuat komunikasi antara bapak dan anak itu terjalin lagi setelah cukup lama hanya berkomunikasi seperlunya. Pergerakan Yulius dalam mendistribusikan buah tangan karya ayahnya dan mengkonsepkan awal mula brand ini juga patut diacungi jempol, karena selain membantu mempopulerkan ilustrasi ayahnya, Yulius juga seolah mendorong ayahnya untuk serius menekuni hobby berkesenian di usia senja dan melakukan apa yang ayahnya cintai di akhir hidupnya sehingga Senikanji menjadi sebuah entitas yang immortal.
Buku ini dengan baik meng-capture semua itu, baik dari hubungan personal maupun profesional antara ayah-anak ini didalam brand yang dinamakan Senikanji. Beberapa karya Pak Supomo pun terpampang menghiasi buku ini dengan layout yang menurut saya sangat on point. Saya juga menyukai kovernya yang dijahit menggunakan benang merah, seperti kitab-kitab kungfu jaman dahulu. Singkat cerita, pada tahun 2021, Pak Supomo meninggal, namun kelangsungan karya-karyanya dilanjutkan oleh Yulius. Seperti apa masa depan Senikanji? Tentunya kita akan menanti kelangsungan brand tersebut karena outputnya selalu menarik. Buku ini sangat layak untuk dikoleksi, sebuah cerita dari sebuah brand yang dikemas dengan rapi dan tulisan Felix sangat enak untuk dibaca. Get this limited prints as soon as possible.
www.binatangpress.com
Instagram: @senikanji