Setelah merilis 12th House Rock pada tahun 2020 lalu, band alternative rock asal Dallas, Texas ini kembali dengan Moments of Clarity, jauh lebih baik dari predesesornya. Kembali dirilis oleh label Run For Cover, di album ini Narrow Head kembali meracik sebuah ramuan yang terdiri dari elemen-elemen terbaik grunge, shoegaze maupun American indie rock. Dibuka dengan “The Realâ€, sebuah track pembuka yang cukup bombasti. Riff grunge yang tenggelam oleh efek fuzz di intro cukup mengundang kepala untuk sedikit mengangguk pelan. Tack kedua “Moments of Clarity†adalah single utama album ini. Sama seperti track sebelumnya yang grungy, lagu ini juga memiliki chorus yang sangat enak, dan tentunya Pumpkins heavy secara aransmen dan referensi. Tidak aneh bila mereka dijuluki dream grunge (dream pop + grunge) secara genre.
Sampai di track ke-3 bertitel “Sundayâ€, semakin yakin kalau band ini sudah nyaman bermain dengan tempo middle, tidak terlalu cepat, tetapi tidak pelan juga. Sangat menyukai petikan lead guitar di menit 2:58 yang chorus tetapi tetap menembus mix. Jika album sebelumnya lebih berfokus kepada lirik-lirik depresif mengenai substansi dan aransmen yang “introvertâ€, di album ketiga ini Narrow Head terasa lebih anthemic dan eksplosif secara aransmen maupun sound. Lihat saja sound gitar yang lebih punchy di album ini. Krisis mental yang dialami Jacob Duarte di album 12th House Rock diganti oleh lirik-lirik yang sedikit lebih positif disini, seolah Jacob menemukan sisi spiritualnya pada lirik “How good does it feel / To be you, to be real?â€. Lirik di lagu “The Comedown†seolah menawarkan konklusi kepada para pendengar yang sedang mengalami krisis identitas “You should know I’m getting older / I lost myself and it feels so good.â€.
Bagi para penyuka musik ‘90an, album ini terasa nostalgic dan sekaligus memberi angin segar juga di stagnan nya sound-sound band kekinian. Kalian akan menemukan riff-riff ala Smashing Pumpkins atau Hum (“The Real†& “Moments of Clarityâ€), beat-beat dan gitar ala ‘90s alt-metal seperti Quicksand, Helmet, Deftones (“Flesh & Solitudeâ€) dan nuansa glide ala My Bloody Valentine (“The World†& “Soft to Touchâ€). Don’t get me wrong, semua referensi itu mereka racik sedemikian rupa menjadi karakter mereka sendiri. Lagi pula jika membicarakan originalitas, band mana sih yang 100% original di tahun 2023?
Key tracks: The Real, Sunday & Moments of Clarity
Words by Aldy Kusumah