Setelah hiatus selama 10 tahun, Santamonica merilis ‘Aquarius’ Selasa (28/02), sebuah single yang bercerita tentang perjalanan dalam mengenal dan berdamai dengan diri sendiri. Dua puluh tahun sejak kelahirannya di tengah perhelatan musik independen tanah air, Santamonica menghadirkan kejutan manis bagi penggemarnya di awal tahun 2023 ini. Duo electro-pop yang digawangi Anindita Saryuf (Sistine) and Joseph Saryuf (Iyub) ini hadir dengan EP Aquarius yang terdiri dari dua track, Aquarius dan Wanderlust (Reimagined).
Aquarius merupakan bagian dari rangkaian menuju perilisan album baru Santamonica yang akan hadir tahun ini. Santamonica merencanakan perilisan bertahap yang masing-masing terdiri dari dua single hingga mencakup keseluruhan album. Trek-trek pada EP Aquarius dikatakan oleh Iyub merupakan “harta karun yang hampir terlupakanâ€, berupa materi-materi lagu di arsip studio recording Santamonica sejak 2008 silam yang kemudian dikerjakan kembali oleh keduanya, secara keseluruhan memakan waktu hingga belasan tahun dalam pengerjaannya. Iyub juga menjelaskan bahwa ia membutuhkan lebih dari satu dekade dalam bereksperimen hingga akhirnya mendapatkan sound Santamonica yang sekarang.
Menurut Sistine (pseudonym yang dipakai oleh Anindita Saryuf sebagai musisi), single “Aquarius†adalah sebuah metafora yang mengisahkan sebuah cerita besar dalam perjalanan hidup manusia, yang dapat dipahami secara berbeda-beda bagi masing-masing orang. Aquarius merangkum perjalanan dalam mengenal dan berdamai dengan diri sendiri. Di sini zodiak Aquarius hanyalah sebuah simbol tanpa merujuk ke sosok yang spesifik,†ucap Sistine. “Tak hanya mengenai cinta, namun tentang hidup juga yang selalu bertumbuh dan memaksa kita untuk menjadi lebih besar dari zona nyaman kita. Hidup nggak bisa berdiam di satu titik terus, dan yang terpenting bagaimana kita bisa menerima perubahan baik yang menyenangkan maupun tidak sebagai bagian dari perjalanan ini.â€
Single “Aquarius†dirilis bersamaan dengan video eklektik berupa animasi kolase yang terdiri dari ribuan gambar yang dipotong dan disatukan secara manual. Bagi Sistine yang menjadi Creative Director sekaligus sutradara di proyek ini, imajinasi visual tersebut menggambarkan pengalaman kemanusiaan kolektif, yang digambarkan dari berbagai ikonografi familiar sepanjang sejarah. Sesuai dengan lagunya, simbolisasi visual dari “Aquarius†dapat dipahami oleh berbagai orang dengan kisah yang berbeda. Mulai dari kartu tarot, Venus, hingga binatang seperti ular dan singa, setiap potongan gambar mewakili lirik dan cerita garis besar lagu. Kolase sendiri bukan medium baru bagi Santamonica. Video musik pertama mereka, “Anais Lullaby†yang dirilis pada tahun 2007, menampilkan animasi collage art hitam putih yang lebih sederhana secara visual. Animasi “Aquarius†yang lebih kompleks menandakan transformasi Santamonica tanpa menghilangkan jati dirinya. Sistine dan Iyub melihat kolase sebagai bentuk seni yang mengharuskan adanya proses penciptaan, di mana seorang seniman akhirnya menemukan dirinya sendiri. Nantikan perilisan berikutnya dari Santamonica tahun ini.