Pada debut EP-nya, Critical Issues mempersembahkan 8 lagu dengan durasi hanya 10 menit saja. Singkat dan padat karya. Dibuka oleh raungan feedback, “Plague Years†tentunya bercerita mengenai masa-masa pada awal pandemi dengan penggalan lirik “no work / no pay / infections and death rate / and we’re trapped in fouls playâ€, yang tentunya menjadi kritik juga kepada pihak-pihak yang memainkan data-data pandemi untuk keuntungan mereka semata. Dilanjut oleh “Mark on Your Head†yeng bertema mengenai victim blaming, mungkin? Vokalis Rian Pelor beraksi seakan tidak ada hari esok di lagu ini, dan ketika kita sedang headbang kecil menikmati bagian chorus, tanpa disadari lagu ini sudah berakhir. Menurut MaÌŠm (gitar) isu sosial politik memang menjadi titik berat dari band ini. “Lagu “Mark On Your Head†itu adalah pengalamanku yang sempat diintimidasi dan ditahan tanpa alasan jelas oleh aparat kepolisian, hanya karena tampilanku yang hitam-hitam ahahaha.â€
Trio punk/hardcore asal Palembang ini dibentuk oleh Lör (vokal) , MaÌŠm (gitar), dan Yix (drums), dan sebenarnya embrio ini sudah tercipta sejak tahun 2019 dengan melewati pergantian nama band, dan personil. Bermain di ranah hardcore punk, para personil Critical Issiues juga terlibat di band-band lain, seperti Manekin, Egoism, Disaffer, Justice, dan Dètention. Band penyantap pempek dan mie celor ini juga selalu menampilkan performa yang cukup enerjik pada live shows mereka. Mereka ingin menjadi band ideal yang menampilkan live show yang intens dan juga merilis karya secara prolifik. Dengan tema lirik yang variatif dari “Plague Years†yang membahas pandemi yang 3 tahun lalu kita rasakan bersama; dan beragam krisis yang menyertainya baik secara sosial, ekonomi, dan politik. “Hostile Takeover†bercerita tentang perang dan krisis kemanusiaan yang menyertainya, terpantik akan apa yang terjadi di Ukraina, Suriah, Palestina dan juga Papua. Menurut Lör, lagu “285†itu diambil dari Pasal 285 KUHP. “Itu dari pengalaman pribadiku ketika seorang terdekat menjadi korban pemerkosaan, dan meminta saya untuk menghadapi si predator, dan menjadi mediator karena korban tak ingin kasusnya gaduh. Sekuat tenaga menahan diri karena kehendak korban harus tetap kujaga. Amarah yang harus disimpan itu pun kuluapkan menjadi lagu itu.â€. Dengan durasi yang singkat pada lagu-lagu mereka, apakah live show mereka juga akan mempunyai kesan short and sweet? Mari nantikan karya-karya selanjutnya dari Critical Issues, dan tentunya tontonlah performa mereka jika mereka mengunjungi kotamu.
Words by Aldy Kusumah