Eone adalah salah satu turntablist dan DJ hip hop yang cukup prolifik. Permainan scratch nya bisa kamu dengar menghiasi lagu-lagu Homicide, Bars of Death, Krowbar dan tentunya Eyefeelsix, group hip hop yang sudah bersama Eone sejak awal karir nya. Eone juga memiliki kesibukan lain, yaitu mengurusi label musik nya, Grimloc bersama Herry Sutresna dan Febby Herlambang. Label fashion dan zine hip hop nya pun yang bernama Uprock 83 sudah merilis beberapa koleksi dan mixtape. Let’s get to know him a lil’ bit closer…
Selain menghiasi track-track hip hop dengan permainan turntablism lo, lo juga tergabung dalam team produser Grimloc yang bernama Napalm Squad bersama Ucok dan Jaydawn. Bisa ceritakan sedikit mengenai Napalm Squad dan jobdesc lo disitu?
Napalm Squad ini teh kaya Bomb Squad nya Public Enemy. Ada Ucok, Jay ama saya. Lebih ke nyatuin ide yang outputnya tuh basically kita semua senang. Semua punya peran masing-masing. Saya lebih banyak mengisi track scratching. Tapi saya nge produce juga, kaya Bars of Death backbone nya dari saya yang pengen kaya Run DMC, dengan basic backbone turntablism. Jay sebagai engineer dan beatmaker. Ucok itu sebenarnya otak nya. Dia cari narasi, bikin konsep, nyari samples dan bikin alur. Jay dan saya lebih banyak eksekusi tapi memberikan ide-ide juga. Dan alur kerjaan pun lebih cepat karena udah sebagai team. MC Doyz, Bars of Death, Krowbar adalah beberapa dari yang kita kerjakan.
Selain mengisi scratch di lagu-lagu hip hop, lo juga kadang berkolaborasi dengan band-band luar genre hip hop. Sudah pernah mengisi dan collab dengan band apa saja? Apakah ada perbedaan style turntablism yang lo pakai di lagu hip hop dengan genre diluar hip hop?
Burgerkill dan Mesin Tempur saya pernah isi juga. Taring, ada band ska dan dub juga. Banyak sih, cuma pasti style isian saya beda. Di band-band metal lebih ke mainin sound effect. Lebih ritmik scratch nya. Mereka juga pengen kelihatan ada featuring DJ nya soalnya. Dibikin simple tapi tetap menonjol dan tetap keren. Ga tabrakan juga sama band nya. Saya juga selalu memilih part yang cocok, sample dan efek yang cocok. Misal Mesin Tempur kemarin di lagu “Beatdown†almarhum Ebenz pengen sahut-sahutan. Jadi saya juga pakai sample beatdown yang sought-sahutan..
Apa kabarnya Grimloc Records? Bagaimana suka-duka nya mengurus label rekaman? Sepertinya rilisan kalian selalu masif dan tidak pernah berhenti, walaupun ada pandemi ya?
Memang keseharian saya, Febby dan Ucok di Grimloc adalah musisi dan seniman. Otaknya satu jalur dan se-frekuensi semua. Jadi kita semua enjoy dengan semua ini. Beratnya tuh mungkin kaya banyak rilisan pas awal pandemi, kita masih ragu “orang mau ga ya beli rilisan pas pandemi?â€. Soalnya album musik kan mungkin kebutuhan keempat atau kelima lah di masa pandemi ini. Tapi ternyata enggak juga. Malah orang-orang banyak membeli rilisan kita. Kita juga pas pandemi banyak waktu luang jadi kita arrange gimana caranya band-band yang ada di Grimloc itu biar bisa survive selama pandemi. Biar kawan-kawan masih bisa tetap hidup. Kita bikin merchandise atau rilisan atau apa. Banyak juga yang ngomong “Grimloc edan kieu loba rilisan na†ya kita kan record label ya jual rilisan. Ngarana oge record label boss.. Hahaha.. Ya record label mah ya jual musik.. Kalau saya di Grimloc ngerjain produksi dan distribusi.
DJ-DJ luar yang mempengaruhi lo dalam menjadi seorang DJ siapa saja?
1. DJ Lethal. Sebagai pentolan House of Pain dan Limp Bizkit. Dia keren aja. Dia ga sejago DJ lain, ga kaya Mix Master Mike yang sangat skillful. Band-band dia bagus dan hasil produce nya juga keren.
2. DJ Shadow. Endtroducing itu banyak mengubah pandangan saya terhadap musik. Dia agak trip hop tapi ya hip hop. Dia hanya menggabungkan semua elemen musik yang dia dengarkan. Album Endtroducing ini 100% dari samples yang ida bikin pake turntable dengan MPC.
3. DJ Premier no 3 mah. Sebagai produser New York. Produser kenamaan dia sudah jelas. Nas, Ja Rule dia produserin. Grup rap-nya juga keren, Gang Starr. Musiknya saya seneng, dia punya ciri khas. Dengan style scratch chorus. Diambil dari potongan-potongan rapper lain dan dijadikan chorus aja.Bars of Death dan Eyefeelsix tuh scratch chorus ny DJ Premier. Kaya kita nge-chorus tapi dari scratch.
4. Mix Master Mike. Brilian dan punya karakter musik. Dia senangnya space-based samples. Karakter Beastie Boys banget lah, drum breaks yang kasar. Kalau DJ Shadow lebih smooth. Mike lebih liar dan kenceng.
5. DJ Babu. Dia dari Dilated People dan DJ Crew Beat Junkies. Turntablism oge. Suka ikut kompetisi juga. Kalau lokal belum ada favorit soalnya belum ada yang bikin album. Soalnya parameter saya dari karya yang mereka buat..
Bagaimana kabarnya Uprock 83? Apakah ada upcoming projects atau collab?
Kebetulan kita udah vakum 2 tahun. Mudah-mudahan tahun ini kita jalan lagi. Proyek pertama nya kolab bikin sepatu sama Word Division. Baru rilis ini. Kita menggabungkan narasi mengenai orang-orang yang pakai sepatu di tahun ‘90an. Dan tentunya ada mixtape juga. Kalau sekarang si Uprock pengen yang kita banget. Karena awalnya basic si Uprock 83 ini berkembang dari zine nya Ucok, dan akhirnya menjadi brand dengan culture hip hop, yang kebetulan belum ada disini. Sekarang jalan lagi, koleksi terbaru nya tahun ini lebih punk! Hip hop tapi punk, bingung kan? Hahaha. Kalau bikin zine nya itu sebenarnya ngariweuhkeun sorangan hahaha. Harus ada mixtape, ada zine, bagu nya tuh kalau ada yang nanya, boleh beli zine nya dulu, soalnya ada history hip hop culture yang kita masukin ke design-design nya. Uprock 83 karena tahun 1983 itu pertama Ucok mengenal hip hop dari breakdance dan lagu Ice-T. Filosofinya si Ucok banget sih. Basic style nya anak breakdance dan B-boy. Rocksteady crew, zulu nation.
Pengalaman paling menyenangkan selama jadi DJ selama ini apa saja?
Yang paling senang mah di apresiasi. Dari semua komunitas dan genre mengapresiasi saya. Contoh kecilnya pas 2014 pas mo ke London semua support saya: Band-band Bandung, clothing bahkan tukang dahareun oge mere duit jang indit ka ditu. Achievement terbesar sih buat saya apresiasi dari kawan-kawan sih. Saya juga bisa ketemu banyak orang dan alhamdulillah kemanapun saya pergi disambut oleh kawan-kawan dari komunitas kota tersebut. Dibikinin event atau apa. Saya juga punya Cutz Chamber Collective. Biasanya tiap tahun bikin tour ke luar negeri, yang dekat dulu Asia. Jalan-jalan sambil nge DJ hahaha..
Jika disuruh memilih: Menjadi produser atau DJ?
Mending duanana brad bisa teu? Hahaha. Karena sekarang saya lebih fokus nge DJ ya saya pilih DJ. Tapi DJ juga basically produser juga kan.
Lo juga punya bisnis (@Cutz2Cutz) jual Turntable dan speaker juga ya?
Berawal dari dulu pas awal saya mulai nge DJ susah pisan nyari tools untuk nge DJ di Indonesia. Susah dan mahal disini tuh. Jadi saya memfasilitasi. DJ scratch kan beda tools nya dengan DJ mix. Jarum DJ scratch mixer crossfader nya harus optik. Biar anak-anak baru juga lebih gampang nyari tools nya. Dulu harus nitip-nitip, aksesnya susah pisan. Dan orang-orang juga jadi banyak yang ingin mencoba.
Interview by Aldy Kusumah
Photos by Eone’s archive