Reyandi Mardian, yang lebih dikenal dengan moniker Timtimebroy sudah tidak asing lagi. Ilustrasi ala komik half-tone nya sering malang-melintang di feeds timeline Instagram kamu. Sosoknya pun tidak asing karena selain menjadi gitaris band hc/punk Possed, dia juga sering menjadi talent foto untuk Maternal Disaster. Mari berbincang sejenak dengan Reyandi yang lebih akrab dipanggil Lae ini mengenai kecintaan nya terhadap film horror dan komik-komik buatan Jack Kirby…
Kenapa namanya Timtimebroy?
Hallo Bang! Aku dulu pernah main di scene musik punk di Jambi, banyak informasi musik yang belum aku tau, sebelum aku tau dan suka musik dc hardcore, sebagai remaja yang mencari jati diri, aku juga di cekoki oleh Yudha Brothers Brandals, dengerin oi, celtic punk, rockabilly, punk rock, Ska Punk sampe ujung-ujungnya aku dengerin Rancid, saat itu aku liat Tim Armstrong itu sosok yang keren menurut ku, dengan nama Instagram Timtimebomb, lalu aku berfikir, untuk mempleseti Timtimebomb “bomb” nya aku ganti jadi “broy” yang artinya bro atau kawan.
Ilustrasi lo kalau gue liat banyak terpengaruh komik Amerika dan juga ada sedikit style Raymond Pettibon. Darimana aja inspirasi Lae dalam berkarya?
Hahaha, aku dari SD memang sudah sering ngeliatin gambar-gambar dari komik, aku dulu beli di mas-mas yang jual mainan di depan sekolah, judulnya singet aku “Pocong Bohongâ€, terus buku siksa neraka, semenjak saat itu aku mulai iseng corat-coret di buku sekolah yang dibagian belakang tea bang. Kalo visual komik amerika, sih aku awalnya ngga ngeh sama visual-visual tersebut, aku cuman tau kartun aja nonton di kaset bajakan dengan harga 5000 yang dibelikan nenek saya dulu hahaha. Waktu itu aku sangat mengidolakan detektif kelelawar dari kota Gotham. Waktu itu saya sering merengek untuk dibelikan buku komiknya, tapi dengan ketersediaan di kota saya dulu, untuk mendapatkan buku komik Batman sangat susah. Nah! temen sekolah saya punya tuh bang, Detective Comic No. 31 doi emang keluarga yang ada lah, terus aku pinjem tuh bang, saat itu lah aku mulai ngerasa terpukau, soalnya aku baru ini baca komik yang berwarna, komik lokal yang saya beli di mas-mas mainan di depan SD itu visualnya hitam putih.
Kalo style gambar Raymond Pettibon sendiri sih, emang saya waktu itu iseng aja, kebetulan saya waktu itu lagi suka dengerin DC Hardcore, sebagai remaja puber tea bang hahahah. Nah pas di Black Flag, aku ngeliat si albumnya gaya gambarnya sama terus menerus, waktu itu sih ngak ngeuh, iseng lagi searching flyer Black Flag, “ WAW†aku itu kagum lagi untuk yang kesekian kalinya, mulai iseng digging si artisnya, baru deh tau yang gambarnya ternyata Raymond Pettibon, Jadul saya suka nge-rip-off gambar doi, mulai belajar gambar pake Tinta Cina, terus saya ke Bandung untuk kuliah, zaman itu style gambar dotting, hatching, kegelapan lagi booming. Mungkin aku punya dunia aku sendiri, jadi aku ga terlalu tertarik, aku malah fokus belajar warna, anatomi dan digging lagi artis komik-komik jadul seperti Bill Finger, Jack Kirby. kayanya seru aja gaya gambar dari artis-artis tersebut aku mix.
Komik-komik favorit yang menginspirasi?
Komik yang mengspirasi, mungkin udah aku sebutin di atas, seperti komiknya Tatang S yang judulnya “Pocong Bohong†(alasannya, komik tersebut yang membuat saya menjadi tertarik dengan visual komik bang, walau aku waktu itu nggak terlalu memperdulikan ceritanya, aku malah lebih suka liatin visualnya aja, terus Detective Comic No.31 komik ini membuat aku menjadi lebih suka sama komik, bisa dibilang ini awal mula aku suka komik Amerika bang, dan aku baru tau sisi lain Batman, yaitu detektif. Comic Tales From the Crypt, Komik ini termasuk komik yang membantu aku buat belajar warna, karena warna dari komik ini ajaib-ajaib, terus ada cetak offset dimana ada texture titik-titik di warnanya, nah itu aku akalin pake halftone dengan warna yang berbeda.
Lae juga tergabung di band hc/punk Possed. Gimana awalnya gabung band itu? Kenapa lebih terdengar seperti band-band hc/punk klasik daripada tang modern?
Yap! bener bang, aku merupakan salah satu personil di grup band Pössed. Pössed sendiri merupakan proyek Jeff Voc, Haramarah yang tiba-tiba nyamperin aku di gigs waktu itu di Spasial. ngajakin main HC punk, terus aku tolak, soalnya Haramarah nya juga mainin Hc Punk, saran ku mening main Hc Punk, tapi lebih ke Umea Hardcore, unsur-unsur klasik Hc Punk sendiri tetap ada, karena kami memiliki kecocokan musik yang sama, sama sama suka DC hardcore, dan saat itu yang memainkan Hardcore ngebut bisa dihitung dengan jari.
Merch ilustrasi Lae juga di aplikasikan dan dijual di One Some Shit. Gimana konsep dibalik merch store itu? Kedepannya akan merilis apa lagi?
On Some Shit sendiri merupakan proyek merch dari timtimebroy, disana aku lebih bebas mengaplikasiin visual gambar aku berupa produk, bukan kaos doang, aku juga pernah bikin flag, papercraft dengan tema siksa neraka, untuk next mungkin aku mau bikin gitar/bass dengan visual yang aku buat, terus lagi bikin komik sih yang terdekat.
Sudah berkolaborasi dengan brand apa saja menggunakan Timtimebroy? Projek akan datang?
Maternal Disaster, waktu itu sekalian pameran tunggal, dan juga ikut di pameran ulang tahun ke 17 maternal, nuhun mas Vidi dan kawan-kawan. Lawless Jakarta, aku ngerjain proyek album dari roaster mereka Angry Retards. Berak, ini sih si buat visual produknya aja bang, Filosofi Kopi, bikin merch sama pameran di kedai-nya, nah yang lagi jalan mau kolaborasi sama Bastard of Young, ditunggu aja visualnya bakal menggebrak! hahaha..
Lalu sekarang lagi sibuk beraktivitas apa aja nih? Masih “merecik” terus pastinya ya?
sekarang mah sibuk “merecik” dan “niis” hahaha, engga bang aku sibuk ngedesain, menggambar, dan foto, bukan ngefotoin yah bang, tapi yang di foto hahahha kebetulan aku juga model katalog di Maternal, dan selain gambar, aku juga suka videoin band lagi perfom, bisa di cek di Toxic Labs.
Pertanyaan terakhir: 5 film horror favorit lo?
Re- Animator oleh H.P Lovecraft, film ini menceritakan tentang seorang ilmuwan yang mengakali kematian, dan pada akhirnya manjadi malapetaka, film ini banyak memasukan unsur dark comedy pada filmnya, seperti bola mata yang meletus, kucing zombie, anggota badan yang putus, dan kepala yang bisa berbicara hingga badan tanpa kepala yang meraba-raba, dan pada tahun itu film ini termasuk kreatif karena spesial efek tradisionalnya.
Interview by Aldy Kusumah
Photos by Tim’s Archive