Mini album “Boyishâ€, single “Ocean Waves†dan “Things I Could Never Say To You†milik Noni jika digabungkan, sudah memiliki lebih dari 5,000,000 streams di Spotify. Menurut artist pagenya, 242,343 monthly listeners setia mendengarkan single-singlenya. Jika kalian mendengar mini album Boyish, kalian mungkin tidak percaya kalau EP itu dibuat Noni menggunakan FL Studio / FruityLoops. Dikenal dengan suaranya yang khas dan kolaborasinya yang sangat produktif, Noni sudah pernah berkolaborasi dengan musisi/produser seperti Andre& (Pon Your Tone), Dexfa, Clever, Kenny Gabriel, Zehan dan CVX. Single Noni yang berkolaborasi dengan Basboi juga cukup menarik perhatian karena keluar dari pakem-pakem R&B dan condong ke house music. Mari berbincang dengan penyanyi dan produser muda ini mengenai Astrud Gilberto, dampak buruk NFT untuk lingkungan dan suka-duka-nya menjadi solois independen.
Â
“Gue ingin mendorong musisi perempuan untuk mulai belajar menjadi produser dan memproduksi lagu-lagu lo sendiri. Karena bisa dihitung jari produser musik perempuan di indonesia. Lo harus tau apa yang lo mau dan harus bisa bikin apa yang lo mau.â€
Â
Â
Halo Noni! Apakabar? Darimana datangnya moniker “Noni” itu?
kabar gue baik banget, engga sih sebenernya ga baik-baik banget, in the middle of a freakin pandemic haha, gue agak susah sih buat nyari inspirasi but i’m still trying to cope with this whole thing.. So far so good, but i wouldn’t say i’m that good. Anyway, sebenernya untuk moniker gue itu sendiri itu bukan moniker, it’s not a stage name. Karena dari kecil gue dipanggilnya emang Noni. Terakhir gue nanya sama nyokap itu arti dari Noni itu karena gue anak cewe sendiri di keluarga. Itu pertanyaan yang ga pernah luput dari hidup gue selama hidup 21 tahun hahaha..
Mulai dari kapan lo mulai menulis lagu dan menulis lirik sampai belajar self producing?
Kalau belajar nulis lirik tuh gue dari kecil emang suka nulis-nulis lirik. Sekitar umur 7 tahunan udah mulai nulis-nulis puisi. But the real starting period gue mulai menulis lagu itu pas 15 tahun. Sebelum itu awalnya gue mulai dari Soundcloud cuma cover-cover lagu Kpop. I was so obsessed with Kpop back in the days so i’ve covered a lot of my fav Kpop songs. Umur 16 tahun gue udah mulai capek “ah masa sih gue mau kaya gini terus†akhirnya gue coba nulis lagu dan upload original songs di Soundcloud.
Kalau producing itu gue mulai produce umur 17 tahun. Itu pertama kalinya gue diajak collab sama producer namanya Zehan. Karena dia bikin lagu R&B dan techno gue tanya ke dia “lo bikin lagu-lagu kaya gini tuh gimana sih?â€. Karena gue tau lagu-lagu kaya gini tuh ga dibikin pake instrumen tradisional kaya gitar atau keyboard. Lalu dia introduce me to Fruity Loops (FL Studio). Sebenernya gue udah familiar sama DAW (audio workstation), soalnya waktu kecil gue udah sering (main) di studio, tapi cuma ngerti soal record-record doang, gatau cara producing itu gimana. Dari situ gue mulai coba-coba produce sampe akhirnya sekarang gue udah bisa, back then i was so shit, skill gue jelek banget hahaha.
Collab sama zehan itu titik pertama gue mulai masuk ke industri sebenarnya, cuma itu bukan breakthrough-nya gue. Breakthrough-nya gue itu pas gue collab sama produser bernama Andre& (Pon Your Tone). Dia nemu gue dari soundcloud, where i began everything. Gue rilis “Toxic Ovr Ya†sama kak Andre&. Ever since then, gue banyak tawaran untuk collab dan segala macem. Dari situ gue memberanikan diri pas 2020 untuk bikin EP. Cause i need people to know kalau gue ga cuma capable buat collab doang tapi bisa berdiri sendiri. Kalau yang bantu produce EP gue itu kak Ikki (CVX).
Â
“Gue gatau chord yang gue mainin itu apa tapi as long as sounds right to me, bakal gue masukin ke lagu gue.â€
Â
Instrumen apa aja yang lo kuasai? Basic lagu-lagu lo dari piano atau gitar?
Oh man! i wouldn’t say i master instruments ya tapi secara basic gue punya decent skills di gitar dan keyboard. Dan itu juga sebenernya gue buta banget chord. Gue gatau chord yang gue mainin itu apa tapi as long as it sounds right to me, bakal gue masukin ke lagu gue. Bahkan skill gue itu a bit below decent.
Lo credited juga sebagai produser di lagu-lagu lo. Ada tips-tips producing untuk orang-orang yang baru memulai home recording dengan musik R&B sejenis lo?
Kalau choosing softwares lo harus pilih yang paling nyaman buat lo. Gue pernah ditanya sama orang yang pake macbook “Gimana sih caranya pake FL di macbook?â€. Gue bilang ke dia jangan pake FL di Macbook, i don’t think its suitable for Macbook. Gue tadinya mau pindah ke Ableton cuma kaya FL aja gue belum fully
mastered it. Kaya baru ngerti 50-60% lah. Menurut gue kalau lo punya Macbook jangan pake FL, use that macbook privilege, pake aja Logic. Gue liat temen-temen gue yang pake Logic juga jauh lebih gampang. Jadi ya intinya pilih software yang lo udah nyaman aja. Di peers gue yang pake FL itu juga kaya cuma gue doang, jadi susah relate-nya ama temen-temen gue soalnya mereka tuh either pake Logic atau Ableton. Gue pengen sih pindah ke Ableton, tapi i don’t think i have the time and the capability to learn it again hahaha..
When it comes to songwriting and song producing, ini sebenarnya penyakit gue juga: jangan terlalu terpaku sama inspirasi lo. Ketika lo terlalu terpaku sama inspo lo, lo akan seeking to be as “perfect†as that inspo. Jadi dikurang-kurangin sih. Having inspirations are great. Cuma kalau lo udah terlalu terpaku sama inspirasi lo, ya lo ga akan “nyampe†untuk copying inspo lo.
Â
“Ini sebenarnya penyakit gue juga: jangan terlalu terpaku sama inspirasi lo. Ketika lo terlalu terpaku sama inspo lo, lo akan mencoba menjadi “sempurna†untuk menjadi seperti inspirasi lo.â€
Â
Â
Â
Mini album lo “Boyish†sangat fresh diantara rilisan-rilisan lokal genre lain yang dirilis di 2020-2021. Gue ngedenger beberapa pengaruh R&B 2000-an disitu tapi ngeblend juga dengan nuansa musik kontemporer seperti neo-soul dan chillhop. How would you describe your music in “Boyish�
Emang main inspirations gue di “Boyish†tuh emang lagu-lagu dari tahun 90-an dan 2000-an. Juga lagu-lagu sekarang yang terinspirasi dari lagu-lagu R&B 90-an dan 2000-an. Dan juga Korean hip hop & korean R&B sih. All of my craft and music kebanyakan inspirasi-nya dari Korean hip hop / R&B sih. Karena mereka punya style yang lebih distinctive dari hip hop/R&B bule.
Lagu “Go Figureâ€Â dan “You dont have to (rush)” terdengar seperti perpaduan dari Janet Jackson era “Velvet Rope†dan Erykah Badu. Dan kedua lagu itu memiliki unsur piano jazzy. Bagaimana cerita dibalik kedua lagu itu? Apakah lo menggunakan sampling juga? Karena di kedua lagu itu terdengar berbagai genre yang melebur dengan apik..
Lagu “Go Figure†tuh that was like the proudest moment for me. Walaupun mayoritas EP “Boyish†itu emang dibantu kak Ikki (CVX) yang ngerapihin. Tapi “Go Figure†sendiri adalah satu track yang gue bangga banget, karena itu satu-satunya track yang mayoritas gue kerjain. Jadi cara kerja kita tuh emang gue yang produce demo-nya dan gue minta kak Ikki rapihin. Kak Ikki tuh suka nambah-nambah-in sedangkan kalau di lagu “Go Figure†itu hampir keseluruhan gue. Ketika gue bikin lagu “Go Figure†, gue ngerasa “ini nihh!†lagu yang gue pengen bikin kemaren tuh yang kaya gini. And YES! it was Fruity Loops. hahaha. Berkat tangan ajaib kak Ikki juga, he also did the mixing and mastering.
Sejauh ini gue belum bisa memakai sampling dari lagu orang, jadi i was making beats from scratch. Bukan karena gue gamau tapi gue emang belum mahir untuk pake samples. Chord piano-nya emang agak jazzy sih. Our whole family is an avid music fan. Nyokap gue mengenalkan gue ke bossanova kaya Astrud Gilberto, Jobim. Dia juga ngenalin gue ke Nat King cole, Aretha Franklin, tony bennett. abang2 gue dengerin rock jadi gue juga suka. lalau eksplor sendiri kpop. jadi selera gue emang campur2, walaupun fokusnya ke R&B. gue selalu mencoba memasukan berbagai elemen (dari genre lain) di lagu-lagu gue.
Orang-orang kan lagi into Kpop mainstream, padahal banyak underrated artist kaya Yerin Baek, Heize, SUMIN, Hyukoh dan lain-lain yang kurang dapet exposure. Apa yang lo suka dari artist-artist skena independen Korea ini?
Mereka tuh seperti mempunyai dunia sendiri. Gue ga bisa membayangkan lagu-lagu Korea ini dinyanyiin dalam bahasa Inggris. Walaupun gue tau beberapa musisi Korea tersebut memiliki inspirasi dari musik barat, mereka terlihat nyaman dengan keunikannya masing-masing. They’re so creative and so unique sehingga susah untuk di describe. Mereka juga mungkin ga bermaksud untuk ngebikin lagu mereka ga bisa dinyanyiin sama orang bule. It’s like they have their own little world, tapi mereka nyaman dengan itu. Dan mereka juga tidak ingin keluar dari comfort zone mereka. Tapi mereka bisa memaksimalkan diri mereka.
Ga mencoba juga untuk membuat lagu berbahasa Indonesia?
Waktu itu pernah ditawarin sama kak Ikki untuk nulis lagu buat artist lain. “Coba deh lo bikin melodinya dan tulis liriknya pake bahasa indonesiaâ€. Setelah gue bikin dan kirim ke kak Ikki “melodinya bagus sih tapi liriknya…â€. OK! I still need to learn more. Susah banget, susah parah. I’m not proud of it. Karena itu bahasa ibu gue, harusnya gue bisa tapi kenapa gue gabisa. Tapi gue ga ada planning untuk bikin lagu Indonesia sih karena gue udah nyaman dan orang-orang juga nyaman-nya ngedenger gue nyanyi dalam bahasa Inggris…
Tema-tema apa yang ingin lo angkat di lirik-lirik EP “Boyishâ€?Â
“Boyish†sendiri tuh as a whole adalah gue being the most boyish form of myself gitu. Mencoba untuk “slengean†sih di EP itu. Calling out people without any remorse. Di lagu “Go Figure†itu sendiri kan gue calling out orang-orang yang take me for granted. Padahal dulu tuh pas kita “kenal†lo ga pernah ada effort untuk komunikasi sama gue. Tapi sekarang mereka yang “Eh Noni apa kabar lo?â€. Lagu “Boyish†juga kaya gitu. Disitu tuh gue mencoba untuk bodo amat, i’m not gonna regret or feel bad about this. “Boyish†EP adalah Noni yang paling slengean, walaupun di track terakhir “You Don’t Have to Rush†lebih delicate.
I do admit that i’m a bit tomboy and i’m not against it. But i do have my own fair share of feminine side. Cuman ada orang-orang yang ngeliat gue tuh bener-bener tomboy kaya versi cowok-nya mereka. Padahal ga kaya gitu. I personally feel very offended kalo mereka ngeliat gue kaya cewek yang kecowok-cowokan gitu. Dan mereka punya perspektif itu terhadap gue karena gue berdandan agak “boyishâ€. Karena gue lebih suka pake celana daripada rok, pake sneakers daripada flat shoes atau high heels. Di EP “Boyish†ini gue mencoba merangkul sisi boyish tersebut sekaligus menjelaskan pada orang-orang that i’m not that boyish. Gue juga perempuan gitu.Â
Â
Â
“Sejauh ini gue belum bisa memakai sampling dari lagu orang, jadi i was making beats from scratch.â€
Â
Single lo dengan Basboi; “Written in the Stars†sedikit berbeda dengan EP lo ya? Ada elemen house music disitu. Bisa ceritakan sedikit background pembuatan dan produksi lagu ini?Â
Sebenarnya “Written in the Stars†itu emang agak eksperimental ya. Basic musik gue itu adalah R&B. Gue terinspirasi ketika melihat Kaytranada dan Joe Hertz gitu. Kan kaya Kaytranada suka ngajak collab-collab artis R&B juga padahal basic musik dia adalah house kan? Dari situ gue mikir ternyata musisi R&B bisa mainin musik house juga, so why can’t i? Jadi gue coba lah untuk eksperimen. Cuma kalau ditanya apa kedepannya akan buat lagu seperti ini mungkin jawabannya adalah… maybe?
Â
Awal nulis lagu ini dari iseng nyobain pedal gitar abang gue yang baru kan. Chorus atau Tremolo gitu gue lupa. Terus gue dapet chord. Pas di coba di gitar elektrik gue “kok enak chord iniâ€. Gue udah kebayang beat nya yang “DEB DEB DEB†ya kaya
tipikal house traditional gitu. Gue bahkan ga familiar sama house music karena gue ga into EDM. Waktu itu perspektif gue terhadap EDM ya ala-ala David Guetta dan Martin Garrix gitu kan haha. Gue iseng upload di soundcloud akhirnya jadi house.
Lalu lo memutuskan untuk mengajak Basboi untuk mengisi part rap di lagu ini?Â
Nah ini lucu. Sebenernya gue udah kenal manager kak Bas, namanya kak Andre. Kebetulan kita ada shooting barengan. Terus gue kasi lagu “Written in the Stars†ke kak Andre. Tadinya lagunya cuma sampe chorus dan outro yang agak-agak Tron Legacy gitu kan. Durasi lagunya masih pendek. Dia komen “tambahin rapper asik sih ni laguâ€. Gue bilang siapa rappernya ya yang cocok?. “Si Bas aja!â€. Jadi kita kasih denger ke kak Bas dan dia suka. All is full of coincidence gitu, awalnya gak di planning sama sekali. It happened.
Lagu “Written in the Stars†tentu mengenai astrologi. Seberapa percaya lo dengan astrologi?Â
Hmm i would say… 60% hahaha. Gue lebih percaya kalo lo bintang-nya ini ya orangnya kaya gini misalnya. Karena gue sendiri suka mengobservasi orang gitu. I see the patterns in them. Zodiak ini tuh perilaku nya kaya gini. Emang ada pattern-nya dan gue melihat itu. Waktu itu gue pernah ngeliat tweet orang di Twitter, jadi dia dulunya kontributor rubrik horoskop di sebuah majalah. Dan dia mengakui dia nulis asal-asalan aja hahaha.
Apa tertarik untuk melakukan live performance dengan full band?Â
Belum pernah tapi gue tertarik banget. It’s my dream! Soalnya pas kelar ngerjain EP “Boyish†gue mikir “ini lagu-lagu-nya dibawain full band seru nih.†Apalagi yang track pertama “More†pengen banget sih gue (lagu ini) dibawain sama band. Lebih dapet sih sound nya. Apalagi drumnya, if they can play it very well.. i’ll be fuckin’.. UGH! Seneng banget sih kayanya.
Tell us your top 5 albums of all time then… Getz / Gilberto (1964)
Yang ada “Girl from Ipanemaâ€, “Corcovadoâ€, “Doraliceâ€.. Yang kover kuning itu. It was the staple of bossanova music. Ini juga vinyl pertama yang gue beli haha.
The Sylvers – Self Titled (1972)
Rilis tahun 70-an juga. Ini adalah album soul. It was my best discovery of soul R&B. Cukup obscure. Walaupun band ini beberapa kali disample oleh J Dilla dan bahkan Ariana Grande. Cuma waktu itu pas gue nyari album ini susah banget dan tinggal 1 yang jual di indonesia.
SUMIN – Your Home (2018)
Produser cewek dari Korea.. Ni orang ibarat Tuhan-nya gue when it comes to producing. Album ini jadi motivasi paling gede buat gue. Untuk nyari produser di Korea jarang banget yang cewek dan jarang banget yang sebagus SUMIN. She’s very experimental.
Â
SUMIN & Slom – Miniseries EP (2021)
Mereka emang deket dan akhirnya berkolaborasi membuat EP ini. Track per tracknya beda-beda dan memperlihatkan ke gue bahwa ada musik Korea yang berbeda.
Little Simz – Sometimes I Might Be Introvert (2021)
Rapper dari Inggris. Dia ga mengikuti trend hip hop yang trap dan hardcore hip hop. Most of her songs are soulful, walaupun pas ngerap dia agak tough. Di album ini kebanyakan tracknya soulful. Soul ala-ala tahun 70-an gitu.
Â
Â
“Waktu nulis anggaran kok gue ga ngitung sama duit buat kehidupan sehari-hari? That’s very sad. Gue rela menghabiskan uang sebanyak ini hanya untuk merilis sesuatu? Apakah ini semua akan worth it?â€
Â
Pandemi dan lockdown atau apapun namanya itu banyak membuat musisi berkarya. apa lo salah satunya juga yang lebih produktif gara-gara pandemi ini?
It’s hard for me. Gue soalnya nyari inspirasi itu dari dunia luar gitu. Gue gabisa sepenuhnya liatin HP bacain cerita orang-orang di IG atau Twitter. Ada sekat atau barrier yang gabisa gue bikin jadi lagu dengan baik. Karena inspirasi juga ga bisa masuk secara konstan. Gue ga bisa lihat sekitar gue, kaya cuma liat kamar doang. Sekarang gue try not to think about it. Ketika gue bikin beat dan segala macem yaudah “Bikin ajalah Non, coba ajaâ€. Mau beat nya seaneh apa dibikin aja. Susah sih jujur.